Pada acara manasik, para calon jamaah
haji diberi gambaran situasi di masjidil Haram, antara lain padatnya jamaah
di sana plus jauhnya jarak antara Ka’bah
dengan tempat wudhu.
Tukiran yang terkenal lugu itu bingung
juga mengingat ia termasuk yang suka kentut.Mau bertanya malu dan takut.
Akhirnya persoalan itu ditahan saja. Rupanya, ustaz pembimbing pintar membaca
wajah Tukiran.
“Tampaknya ada yang ingin Pak Tukiran
sampaikan. Silakan Pak, jangan dipendam sendiri. Mumpung masih di Tanah Air.
Jangan sampai kesulitan di negeri orang,” pancing ustaz Arifin.
“Malu, Ustaz…?”
“Nggak usah malu. Ini untuk kebaikan
Bapak sendiri.”
Sambil menahan malu, Tukiran angkat
bicara juga.”Begini Ustaz. Saya ini kan suka buang angin. Tapi kecil – kecil
kok. Boleh nggak tidak wudhu? Cukup tayamum gitu.”
Sambil tersenyum, Ustaz Arifin
menjawab. “Kecil besar sama saja, Pak. Bapak harus wudhu. Bukankah Bapak mau
menghadap Allah dan memperoleh pahala yang banyak?”
Tukiran manggut – manggut.
Tidak Mau Pakai
Seorang jamaah haji yang baru pertama
kali naik pesawat diminta memakai sabuk pengaman. Namun Pak Badrun, jamaah tadi
menolak. Alasannya ia sudah memakai sabuk sendiri.”Sudah pakai sabuk kok masih
disuruh pakai lagi,” gerutu Pak Badrun.
Karena demi keselamatan penumpang,
pramugari merayu. “Bukan begitu maksudnya, Pak. Khawatirnya kalau Bapak nanti
kejedot ke kursi depan, pasti penumpang di depan Bapak akan terjungkal,” bujuk
pramugari Paramitha.
“Oh, bilang dari tadi kalau begitu,”
Pak Badrun tak mau kalah.
Penjual Obat Jenggot
Berziarah ke Jabal Tsur, tempat
Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi karena kejaran kaum kafir Quraisy, Haji
Abidin merasa heran. Banyak pedagang bertebaran di lerengnya. Bagi Haji Abidin,
yang paling menarik adalah penjual obat penumbuh jenggot.
“Tuan menjual obat jenggot, tapi
mengapa Tuan tidak memiliki rambut jenggot,” Haji Abidin mencoba menembak
penjual obat.
Sejenak gelagapan ia, tapi buru – buru
berkilah, “Haji, kalau ana jual burung, apakah ana harus bertelur juga?
Subhanallah!”
Kotak Amal
“Mengapa di Masjidil Haram tidak ada
kotak amalnya ya?”
“Memangnya cukup 2 hari untuk
menghitung hasilnya?”
“Tapi kan uangnya bakal ratusan juta
tuh sekali edar.”
“Atau kamu mau mengedarkannya?”
Tutup Toko
“Mengapa toko – toko di Arab Saudi
selalu ditutup pada saat shalat?”
“Kalau dibuka toh tidak ada yang beli.
Wong semuanya pada shalat.”
Gara – gara Warna Baju
Haji Saman terperanjat ketika menyadari
bahwa istrinya sudah lepas dari gandengannya. Padahal saat thawaf jamaah
berjubel dan arus manusia sangat kuat. Namun ia menjadi gembira ketika ingat
bahwa dirinya janjian dengan istrinya. Haji Saman berpesan apabila terpisah.
mereka akan bertemu di pintu Baabus Salam.Rupanya sudah sekian lama Haji Saman
menunggu kehadiran istrinya, namun istrinya tidak kunjung muncul.
Ketika hampir putus asa menunggu,
istrinya muncul dengan gugup dan berlinang airmata. “Saya…,saya…”
“Kenapa, Bu?”
“Saya tadi nggandeng orang Turki
ternyata. Seragam kita sama yakni hijau tosca,” cetus istrinya terguguk.
( Sumber: images.hasanbisribfc.multiply.multiplycontent.com)
0 komentar:
Posting Komentar