By didiksuyadi
Allah ta’ala berfirman :
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, kelak akan
Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai;
kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai istri-istri yang suci,
dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” (An Nisaa : 57)
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata :
Firman-Nya : “kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai.” Huruf siin pada ayat ini
fungsinya untuktanfiis (menunjukkan waktu akan datang), dan sebelumnya dikatakan pula kepada
penduduk neraka : “kelak akan Kami masukkan
mereka ke dalam neraka.” (An Nisaa :
56) dengan memakai huruf saufa-pent- . Adapun kepada
penduduk surga dikatakan : “kelak akan Kami masukkan mereka”dengan memakai
huruf siin–pent-
Apakah dua ayat ini termasuk dalam perbedaan ungkapan bahasa (ibarah) padahal makna dua huruf tersebut sama ? Ibnu Hisyam mengatakan : makna
dari kedua huruf tersebut sama, dan dikatakan bahwa makna keduanya berbeda.
Huruf siin menunjukkan atas
dekat, sedangkan saufa menunjukkan pada
tenggang waktu yang lebih lama daripada siin (al muhmalah). Ini sesuatu yang sudah ma’ruf dan ini adalah pendapat yang lebih benar.
Jika makna kedua huruf tersebut berbeda, maka mengapa ancaman yang
diarahkan kepada penduduk neraka menggunakan huruf saufa sedangkan untuk penduduk surga dengan
huruf siin ?
Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah : sesungguhnya penduduk neraka
diberi tenggang waktu supaya mereka bertaubat dan kembali kepada Allah, jika
demikian maka mereka tidak menjadi bagian penduduk neraka. Adapun penduduk surga mereka akan masuk surga, akan tetapi maksudnya bukan
surga akhirat, namun mereka masuk surga dunia sebelum surga akhirat.
Yang menguatkan dan membenarkan hal ini adalah firman Allah ta’ala : “Maka apakah orang-orang
yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat
cahaya dari Rabbnya.” (Az Zumar : 22) dan firman-Nya : “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik.” (An Nahl : 97). Dan
selama-lamanya tidak ada seorangpun yang lebih baik kehidupannya dari pada
seorang mukmin.
Sebagian ulama’ salaf berkata : seandainya para raja dan anak-anaknya yang
telah memperoleh semua kenikmatan dunia yang mereka inginkan mengetahui apa
yang kami rasakan niscaya mereka akan merampasnya dengan pedang; yaitu mereka
akan memerangi kami untuk mendapatkan apa yang kami rasakan namun mereka tidak
mendapatkannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika dipenjara
berkata : Apa yang dilakukan oleh musuh-musuhku kepadaku ? karena surgaku ada
didalam dadaku.
Dan boleh jadi maksud huruf siin untuk penduduk
surga untuk menunjukkan bahwa mereka akan mendapatkan nikmat secara sempurna.
Allah ta’alaberfirman : “Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya (surga) kecuali mati
di dunia.” (Ad Dukhan : 56), jika kita menjadikan istitsnaa(pengecualian) sebagai istitsnaa
muttashil maka maknanya menjadi : bahwa kematian pertama yang
menimpa mereka tersebut terjadi didunia, dan nikmat tersebut terus ada dari
dunia sampai akhirat.
Akan tetapi
sebagian besar ulama’ mengatakan : “kecuali
kematian yang pertama” bahwa istitsnaa disini adalah istitsnaa munqathi’ (terputus) sehingga maknanya adalah akan
tetapi kematian pertama.
Pada intinya kita katakana bahwa : Allah menggunakan huruf saufa untuk penduduk neraka tujuannya untuk
memberi tenggang waktu kepada mereka supaya mereka kembali, maka Allah
memperlihatkan adzab kepada mereka, seolah-olah sebagai sesuatu yang
jauh. Namun penduduk surga diperlihatkan kepada mereka nikmat maka seolah-olah
dekat, sehingga mereka bersemangat beramal. Demikian pula kita katakan bahwa
penduduk surga memperoleh kebahagiaan bahkan selama di dunia.
Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Sungguh menakjubkan perkaranya
seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik baginya. Jika mendapatkan
kesulitan maka dia bersabar dan itu baik baginya. Adapun jika memperoleh nikmat
dia bersyukur dan itu baik baginya. Perkara ini tidak didapati kecuali pada
seorang mukmin.”
Maka semua perkara seorang mukmin adalah baik, jika tertimpa musibah, dia
bersabar bersama Allah dan sabar karena-Nya maka dadanya menjadi lapang.
Sebagaimana apa yang dikatakan oleh Raabi’ah Al Adwiyyah ketika jari
tangannya putus atau terluka, dia berkata : Sesungguhnya manisnya pahala
menjadikan aku melupakan pahitnya sabar.
Maka hakikat seorang mukmin jika ditimpa musibah maka dia mendapatkan
taufiq untuk bersabar dan Allah memberi pahala atas kesabarannya tersebut. Maka
seolah-olah dia tidak ditimpa musibah. Dan jika mendapatkan nikmat dia
bersyukur sehingga ditambahkan nikmat kepadanya. Sebagimana firman Allahta’ala : “Jika
kalian bersyukur maka sungguh akan aku tambahkan rizki kepada kalian.” (Ibrahim
: 7).
Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan fawaaid yang dapat dipetik dari ayat yang mulia
ini :
Sesungguhnya tidak sempurna hak masuk surga dengan iman kecuali jika
digandengkan dengan amal shalih.,
Berdasarkan firman-Nya : “Dan orang-orang yang
beriman dan beramal shalih.” Oleh karena itu Allah menggandengkan
antara iman dan amal shalih dalam banyak ayat. Maka barangsiapa yang beriman
dan mengatakan bahwa : dia seorang yang beriman kepada Allah, malaikat,
kitab-kitab dan rasul-rasul-Nya. Akan tetapi dia tidak mengerjakan amal shalih
maka surga bukan jaminan baginya. Dan ada amalan yang kita ketahui bahwa tidak
akan masuk surga jika ditinggalkan seperti shalat.
Sesungguhnya amal tidak bermanfaat jika bukan amal shalih, dan dikatakan
amal shalih jika memenuhi dua hal :
Ikhlas kepada Allah dan mengikuti Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, boleh juga engkau katakan : ikhlas kepada Allah dan
mengikuti syariat Rasul, dan ini lebih umum. Karena makna yang pertama
terkadang disalah fahami bahwa maksud dari Rasul adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi yang dimaksudkan
adalah yang lebih umum dari ini. Sehingga orang yang berbuat amal shalih pada
saat ditegakkan syariat rasul-rasul mereka maka masuk dalam cakupan ayat ini
dan ayat yang lain.
Sesungguhnya Allah benar-benar berjanji (memasukkan ke dalam surga) kepada
mereka, yaitu dengan janji yang ditegaskan dengan siin, “Kami akan masukkan mereka kedalam surga.”
Sesungguhnya Allah ta’ala mengagungkan
diri-Nya sendiri karena Dia memang berhak untuk diagungkan.
Dalam firman-Nya “Kami akan masukkan
mereka ke dalam surga-surga”.Orang-orang Nashara bingung dengan
ungkapan bahasa yang seperti ini, mereka menyangka bahwa ilah (sesembahan) itu
berbilang. Akan tetapi ini karena jeleknya pemahaman mereka dan karena mereka
mengikuti sesuatu yang samar/mutasyabih. Karena penyebutan satu/tunggal dengan
bentuk jama’/plural adalah perkara yang dikenal oleh setiap bahasa. Dan keesaan
Allah merupakan perkara agama yang difahami serta harus diketahui, demikian
pula fitrah mengetahuinya.
Penjelasan bahwa di surga terdapat banyak nikmat, berdasarkan
firman-Nya : “surga-surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai”
Sesungguhnya surga itu tidak hanya satu jenis, hal ini diambil dari bentuk
jama’ dari kata surga, “surga-surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai”
Sesungguhnya penduduk surga masuk ke dalam surga kekal, selama-lamanya.
Berdasarkan firman-Nya : “mereka kekal didalamnya
selama-lamanya”, dan umat islam telah sepakat bahwa kenikmatan surge
itu kekal, demikian juga mayoritas para ulama’ berpendapat bahwa adzab penduduk
neraka adalah kekal, selama-lamanya.
Pujian bagi para wanita di dalam surga, baik mereka itu berasal dari
penduduk dunia maupun para bidadari, berdasarkan firman-Nya : “bagi mereka ada istri-istri yang suci.”
Pujian kepada para wanita penghuni surga karena mereka adalah wanita yang
suci dari segala aib baik hissi maupun maknawi.
Sesungguhnya di dalam surga tidak merasa kepanasan, karena surga adalah
tempat yang teduh dan nyaman.
Berdasarkan firman Allah ta’ala : “dan Kami
masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” Ayat ini juga mengandung motivasi untuk beriman dan beramal shalih. Karena
Allah ta’ala menceritakan nikmatnya untuk memberi motivasi bagi kita supaya beramal yang
menyampaikan kepada surga.
Sesungguhnya penduduk surga mendapatkan nikmat baik di dunia maupun di
akhirat.
Berdasarkan firman-Nya : “Kami akan masukkan
mereka” karena huruf siin menunjukkan atas waktu dekat, sebagaimana kami sebutkan
pada tafsir ayat ini. Penduduk surga mereka ada di dalam surga baik di dunia
maupun di akhirat. Karena tidak ada seorangpun yang lebih baik kehidupannya
dari pada orang mukmin dan beramal shalih.
(Sumber:abukarimah.wordpress.com)
0 komentar:
Posting Komentar