At Tauhid
edisi VIII/14
Oleh:
Yhouga Pratama, S.T.
Dzikrullah (mengingat Allah) merupakan amalan yang sangat agung. Ia
merupakan sebab diturunkannya berbagai nikmat. Penolak segala bala’ dan
musibah. Ia merupakan sebab kuatnya hati, penyejuk hati manusia. Ruh kehidupan,
sekaligus sebab hidupnya ruh itu sendiri.
Betapa seorang hamba teramat butuh akan dzikrullah, dan tidak merasa cukup
dengannya dalam berbagai situasi dan kondisi. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman,
berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al Ahzab :
41). Allah juga berfirman (yang artinya), “Laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala
yang besar.”(QS. Al-Ahzab: 35).
Banyaknya perintah berdzikir ini menunjukkan bahwa seorang hamba teramat
butuh terhadap dzikrullah. Hendaknya dia tidak meninggalkannya sekejap mata
sekalipun. Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu, Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang
yang tidak mengingat Rabbnya bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati” (HR. Bukhari).
Oleh karena itu dzikir memiliki banyak sekali faidah, sebagaimana disebutkan
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab “Al Wabilush Shayyib”, diantaranya
adalah sebagai berikut:
Dzikir dapat mengusir setan, mendesak,
dan menghancurkannya.
Menguatkan hati, badan, menjadi cahaya
bagi hati, dan sebab datangnya rizki.
Menumbuhkan cinta dan menyegarkan jiwa
pelakunya. Menumbuhkan rasa cinta yang itu merupakan ruh bagi Islam, gerigi
bagi agama, poros kebahagiaan dan kesuksesan.
Menumbuhkan muroqobah, merasa selalu diawasi oleh Allah, sehingga seorang hamba akan mencapai
derajat ihsan dalam beribadah dan merasa bahwa Allah senantiasa melihatnya
dalam segala yang dilakukannya. Memupuk sifat al inabah (kembali pada Allah) dan kedekatan dengan-Nya, sehingga setiap kali
berdzikir ia akan semakin merasa dekat dengan-Nya.
Allah akan mengingat dirinya.
Sebagaimana firman-Nya (yang artinya), “Berdzikirlah kalian kepada-Ku, niscaya
(pasti) Aku akan mengingat kalian” (QS. Al
Baqarah : 152).
Menghidupkan hati. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah berkata, “Permisalan
dzikir bagi hati adalah bagaikan air dengan ikan. Bagaimana jika ikan itu
berpisah dengan air? Ia tentu akan sekarat dan mati, maka seperti itu pulalah
hati (jika tidak berdzikir –pent)”.
Membersihkan “karat” di dalam hati.
Setiap benda akan berkarat dan karatnya hati ialah al ghaflah (kelalaian) danal
hawa (hawa nafsu). Semua itu akan hilang dengan sebab dzikir, taubat, dan
istighfar.
Dzikir juga akan menghapuskan kesalahan
dan dosa, karena ia merupakan kebaikan yang paling agung. Setiap kebaikan akan
menghapuskan keburukan dan dosa. Sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud: 114)
Sebab diturunkannya rahmat dan sakinah (ketenangan) dari Allah. “Tidaklah
suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah. Mereka membaca Kitabullah
dan saling mempelajarinya diantara mereka. Melainkan ketenangan akan turun
kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, malaikat akan menaungi mereka,
dan Allah akan menyebut-nyebut nama mereka di tengah makhluk yang ada di
sisi-Nya”. (HR. Muslim)
Sebab tersibukkannya lisan dari ghibah, namimah, perkataan dusta, keji, dan kebatilan. Barangsiapa yang menghiasi lisannya
dengan dzikrullah, Allah akan membentenginya dari kebatilan, yaitu dari
beratnya akibat dosa perkataan. Sebaliknya, barangsiapa yang lisannya kering
dari dzikir, ia akan membasahinya dengan kebatilan, laa haula wa laa quwwata illa
billah.
Dzikir merupakan tumbuhan surga.
Disebutkan dalam sebuah hadits, “Barangsiapa yg membaca: Subhaanallaahil ‘azhiimi
wabihamdih maka ditanam untuknya sebatang pohon
kurma di surga.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
Merutinkan berdzikir kepada Allah akan
menjaga diri dari melupakan Allah ‘Azza wa Jalla. Melupakan Allah adalah sebab penderitaan hamba, dalam kehidupan dunia
maupun di akhirat. Melupakan Allah akan membuatnya lupa terhadap diri dan
kemaslahatan dirinya sendiri. “Dan
janganlah keadaan kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah, lalu Allah pun
membuatnya lupa kepada dirinya sendiri; itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr : 19)
Dzikir akan mendekatkan pelakunya dengan
Dzat yang ia sebut-sebut dalam dzikirnya. Allah akan senantiasa bersamanya.
Kebersamaan (al ma’iyah) yang dimaksud ialah kebersamaan dalam cinta, pembelaan, pertolongan, dan
taufik (bukan secara Dzat –pen). “Sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl : 142) “Janganlah
bersedih, sungguh Allah bersama kita” (QS.
At Taubah : 40). Sebagaimana pula dalam hadits qudsi, “Aku senantiasa bersama
hamba-Ku selama ia berdzikir kepada-Ku, dan menggerakkan kedua bibirnya untuk
berdzikir.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani).
Dzikir merupakan obat hati yang keras.
Seseorang berkata kepada Hasan Al Bashri, “Wahai Abu Sa’id, aku mengadu kepadamu
tentang kerasnya hatiku.” Jawab
beliau, “Lembutkanlah
ia dengan dzikir”. Berkata pula Mak-hul, “Mengingat Allah merupakan
obat, sementara mengingat manusia adalah penyakit”.
Dzikir merupakan sebab Allah dan para
malaikat-Nya bershalawat atas ahli dzikir. “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan
malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari
kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada
orang-orang yang beriman.” (QS. Al
Ahzab : 41-43)
Allah membanggakan orang-orang yang
berdzikir di hadapan para malaikat-Nya, sebagaimana dalam sebuah hadits dari
Abu Sa’id Al Khudri bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepada
sebagian shahabat yang tengah berdzikir, “Apa yang membuat kalian duduk di sini?” Mereka menjawab, “Kami
duduk untuk mengingat Allah ta’ala dan memuji-Nya atas petunjuk yang Allah
berikan kepada kami sehingga kami bisa memeluk Islam dan nikmat-nikmat yang
telah dilimpahkan-Nya kepada kami.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Demi
Allah, apakah kalian tidak ada alasan lain bagi kalian yang membuat kalian
duduk di sini?” Mereka menjawab, “Demi Allah, tidak ada niat
kami selain itu.” Beliau pun bersabda, “Adapun aku, sesungguhnya aku
sama sekali tidak memiliki persangkaan buruk kepada kalian dengan pertanyaanku.
Akan tetapi, Jibril datang kepadaku kemudian dia mengabarkan kepadaku bahwa
Allah ‘azza wa jalla membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” (HR. Muslim)
Dzikir adalah salah satu tujuan
pensyariatan amal-amal ibadah. “Dan tegakkanlah shalat untuk berdzikir kepada-Ku.” (QS. Thaha : 14). Ibnu Abbas ditanya, “Amal apa yang paling agung?” Beliau menjawab, “Berdzikir
kepada Allah itulah yang terbesar.”
Merutinkan dzikir dapat mengganti
sebagian keutamaan ibadah lain. Suatu ketika para shahabat yang fakir dari
kalangan Muhajirin mengadukan kondisi mereka yang kesulitan dalam menandingi
ibadah orang-orang kaya seperti haji, umrah, dan jihad. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku ajarkan kepada
kalian sesuatu yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului
kebaikan kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah
kalian, dan tak seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat
seperti yang kalian lakukan?” Mereka
menjawab, “Baiklah
wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Kalian bertasbih, bertakbir,
dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak 33 kali.” (HR. Muslim)
Banyak berdzikir membebaskan diri dari
kemunafikan. “Dan
tidaklah mereka (orang-orang munafik –pent) berdzikir mengingat Allah kecuali
sedikit sekali.” (QS. An Nisaa’ : 142). Ka’ab berkata, “Barangsiapa yang banyak
berdzikir niscaya dia akan terbebas dari kemunafikan”.
Dzikir lebih utama daripada do’a. Karena
dzikir merupakan pujian bagi Allah Ta’ala,
sedangkan do’a ialah permintaan. Tambahan dari penulis: Ibnu Katsir berkata, “Allah memberi karunia-Nya
kepada ahli dzikir, lebih banyak dari yang ia beri kepada ahli do’a.” Hal itu berdasarkan firmannya, “Berdzikirlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku
akan mengingat kalian” (QS. Al Baqarah ayat
152).”
Referensi: Syarh Hishnul Muslim min Adzkar Al Kitab wa As Sunnah, Majdi bin Abdul
Wahhab Al Ahmad (hal. 9-19)
(Sumber: At-Tauhid)
Dan berikut adalah file mp3 murottal doa sehari hari Hisnul Muslim,
silahkan bisa langsung download. Semoga bermanfaat.
Judul Doa
|
Ukuran file MP3
|
Doa Hisnul Muslim - 01
muqaddimah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 02 doa
bangun tidur
|
|
Doa Hisnul Muslim - 03 doa
masuk kamar mandi
|
|
Doa Hisnul Muslim - 04 doa
keluar kamar mandi
|
|
Doa Hisnul Muslim - 05 doa
setelah wudhu
|
|
Doa Hisnul Muslim - 06 doa
keluar rumah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 07 doa
masuk rumah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 08 doa
pergi ke masjid
|
|
Doa Hisnul Muslim - 09 doa
masuk masjid
|
|
Doa Hisnul Muslim - 10 doa
keluar masjid
|
|
Doa Hisnul Muslim - 11 doa
ketika mendengarkan adzan
|
|
Doa Hisnul Muslim - 12 doa
istiftah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 13 doa
istiftah ketika shalat qiyamu
|
|
Doa Hisnul Muslim - 14 doa
ruku
|
|
Doa Hisnul Muslim - 15 doa
bangun dari ruku'
|
|
Doa Hisnul Muslim - 16 doa
sujud
|
|
Doa Hisnul Muslim - 17 doa
sujud ketika shalat qiyamul l
|
|
Doa Hisnul Muslim - 18 doa
sujud tilawah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 19 doa
duduk di antara dua sujud
|
|
Doa Hisnul Muslim - 20 doa
tasyahud
|
|
Doa Hisnul Muslim - 21 doa
setelah tasyahud akhir sebelu
|
|
Doa Hisnul Muslim - 22 dzikir
setelah shalat
|
|
Doa Hisnul Muslim - 23 doa
shalat istikharah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 24 dzikir
pagi dan petang
|
|
Doa Hisnul Muslim - 25 doa
ketika di malam hari
|
|
Doa Hisnul Muslim - 26 doa
sebelum tidur
|
|
Doa Hisnul Muslim - 27 doa
apabila merasa takut dan kese
|
|
Doa Hisnul Muslim - 28 doa
qunut witir
|
|
Doa Hisnul Muslim - 29 doa
setelah shalat witir
|
|
Doa Hisnul Muslim - 30 doa
perlindungan kepada anak
|
|
Doa Hisnul Muslim - 31 doa
penawar hati yang duka
|
|
Doa Hisnul Muslim - 32 doa
orang yang mengalami kesulita
|
|
Doa Hisnul Muslim - 33 doa
untuk kesedihan yang mendalam
|
|
Doa Hisnul Muslim - 34 doa
apabila ada orang meninggal d
|
|
Doa Hisnul Muslim - 35
mengajari orang yang akan meningg
|
|
Doa Hisnul Muslim - 36 doa
memejamkan mayat dan takziyah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 37 doa
dalam shalat jenazah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 38 doa
untuk mayat anak kecil
|
|
Doa Hisnul Muslim - 39 doa
untuk belasungkawa
|
|
Doa Hisnul Muslim - 40 doa
ketika memasukkan mayat ke li
|
|
Doa Hisnul Muslim - 41 doa
setelah mayat dimakamkan
|
|
Doa Hisnul Muslim - 42 doa
ziarah kubur
|
|
Doa Hisnul Muslim - 43 doa
apabila ada angin ribut
|
|
Doa Hisnul Muslim - 44 doa
ketika ada halilintar
|
|
Doa Hisnul Muslim - 45 doa
untuk minta hujan
|
|
Doa Hisnul Muslim - 46 doa
apabila hujan turun
|
|
Doa Hisnul Muslim - 47 doa
melihat bulan tanggal satu
|
|
Doa Hisnul Muslim - 48 doa
berbuka puasa
|
|
Doa Hisnul Muslim - 50 doa
sebelum makan
|
|
Doa Hisnul Muslim - 51 doa
apabila lupa berdoa sebelum makan
|
|
Doa Hisnul Muslim - 52 doa
setelah makan
|
|
Doa Hisnul Muslim - 53 doa
tamu kepada orang yang member
|
|
Doa Hisnul Muslim - 54 doa
apabila melihat permulaan bua
|
|
Doa Hisnul Muslim - 55 doa
pengantin kepada dirinya
|
|
Doa Hisnul Muslim - 56 doa
kepada pengantin
|
|
Doa Hisnul Muslim - 57 doa
ketika bersin dan jawabannya
|
|
Doa Hisnul Muslim - 58 doa
pelebur dosa majelis
|
|
Doa Hisnul Muslim - 59
tuntunan dan doa ketika marah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 60 bacaan
apabila mencintai orang ka
|
|
Doa Hisnul Muslim - 61 doa
naik kendaraan dan bepergian
|
|
Doa Hisnul Muslim - 63 doa
masuk pasar
|
|
Doa Hisnul Muslim - 64 doa
agar bisa melunasi utang
|
|
Doa Hisnul Muslim - 65 doa
musafir kepada orang yang dit
|
|
Doa Hisnul Muslim - 66 doa
orang mukim kepada musafir
|
|
Doa Hisnul Muslim - 67 doa
musafir ketika kembali
|
|
Doa Hisnul Muslim - 68 doa
apabila ada sesuatu yang meny
|
|
Doa Hisnul Muslim - 69 doa
apabila ada sesuatu yang tida
|
|
Doa Hisnul Muslim - 70 doa
talbiyah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 71 doa
antara rukun yamani dan hajar
|
|
Doa Hisnul Muslim - 72 doa
ketika di atas bukit shafa dan marwah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 73 doa
pada hari arafah
|
|
Doa Hisnul Muslim - 74 doa
ketika di masy_aril haram
|
0 komentar:
Posting Komentar