Hidup Bukan Sebuah Kesia-siaan
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Apakah kalian mengira bahwasanya Kami menciptakan
kalian dengan sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maha
tinggi Allah Raja Yang Maha benar. Tiada sesembahan -yang benar- kecuali Dia,
Rabb Yang memiliki Arsy yang mulia.” (QS. al-Mu’minun: 115-116). Allah
ta’ala berfirman (yang
artinya), “Tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi
serta segala sesuatu yang ada di antara keduanya ini untuk kesia-siaan. Itu
adalah persangkaan orang-orang kafir saja, maka celakalah orang-orang kafir itu
karena mereka akan masuk ke dalam neraka.”
(QS. Shaad: 27)
Untuk Apa Kita Hidup?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar
mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56). Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Katakanlah; Sesungguhnya sholat dan sembelihanku,
hidup dan matiku, adalah untuk Allah Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya,
dengan itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang yang pertama-tama
pasrah.” (QS. al-An’am:
162-163). Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk
menguji kalian, siapakah di antara kalian yang terbaik amalnya.” (QS. al-Mulk: 2).
Allah ta’ala berfirman (yang
artinya), “Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk
beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya, dalam keadaan
mentauhidkan-Nya, agar mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan itulah
agama yang lurus.” (QS.
al-Bayyinah: 5)
Apa Balasan Bagi Orang Yang Taat
Beribadah?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya
sungguh dia akan meraih keberuntungan yang sangat besar.” (QS. al-Ahzab: 71). Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang beramal
salih dari kalangan lelaki ataupun perempuan sedangkan dia beriman, niscaya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami sempurnakan balasan
untuk mereka dengan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang telah mereka
lakukan.” (QS. an-Nahl:
97). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal salih, mereka itulah sebaik-baik makhluk.
Balasan bagi mereka adalah surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka, dan
mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah balasan bagi orang-orang yang takut kepada
Rabbnya.” (QS. al-Bayyinah:
7-8)
Apakah Kita Wajib Beragama Islam?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya agama yang sah di sisi Allah hanyalah
Islam.” (QS. Ali Imran:
19). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa
yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima darinya, dan
kelak di akherat dia pasti menjadi termasuk orang-orang yang merugi.”
(QS. Ali Imran: 85). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Demi Tuhan
yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang pun di antara umat ini
yang mendengar kenabianku, entah beragama Yahudi atau Nasrani lalu dia meninggal
dalam keadaan tidak mau beriman terhadap ajaranku, niscaya dia termasuk golongan
penghuni neraka.” (HR.
Muslim). Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah
dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.” (QS.
Ali Imran: 102). Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah
diberikan al-Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan kaum yang ummi/buta huruf (yaitu
orang-orang musyrik); ‘Apakah kalian mau masuk Islam?’. Apabila mereka masuk
Islam, sungguh mereka mendapatkan petunjuk, dan apabila mereka justru berpaling,
maka sesungguhnya kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Allah Maha melihat semua
hamba.” (QS. Ali Imran:
20).
Bagaimana Beribadah Kepada Allah?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan
Rabbnya, hendaknya dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam
beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.”
(QS. al-Kahfi: 110). Allah
ta’ala juga berfirman (yang
artinya), “Sembahlah Allah dan janganlah kalian
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”
(QS. an-Nisaa’: 36). Allah
ta’ala berfirman (yang
artinya), “Rabb kalian berfirman; Berdoalah kalian
kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
hina.” (QS. al-Mukmin:
16). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Di antara
manusia ada yang mengangkat selain Allah sebagai sekutu-sekutu, mereka
mencintainya sebagaimana cintanya kepada Allah. Adapun orang-orang yang beriman
lebih dalam cintanya kepada Allah.” (QS. al-Baqarah: 165).
Bolehkah Kita Berdoa Kepada Selain
Allah?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah,
maka janganlah kalian berdoa kepada sesuatu yang lain bersama Allah siapapun
juga.” (QS. al-Jin:
18). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa
yang berdoa kepada suatu sesembahan yang lain bersama Allah yang jelas tidak ada
keterangan atasnya maka sesungguhnya perhitungan atasnya ada di sisi Rabbnya.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak memperoleh keberuntungan.” (QS. al-Mukminun: 117). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Intisari
ibadah itu adalah doa.” (HR.
Tirmidzi dan lain-lain). Karena doa adalah ibadah maka
tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Barangsiapa menujukan ibadah kepada
selain Allah maka dia telah melakukan dosa syirik dan kekafiran, yang pelakunya
diancam kekal di dalam neraka, na’udzu billahi min
dzalik!
Apa Akibat Dosa Syirik?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik
kepada-Nya, dan masih akan mengampuni dosa-dosa yang lain di bawahnya bagi
orang-orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. an-Nisaa’: 48). Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka Allah haramkan atasnya surga dan tempat kembalinya kelak adalah neraka, dan
sama sekali tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang yang zalim itu.”
(QS. al-Ma’idah:
72). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
orang-orang kafir yaitu dari kalangan ahli kitab dan orang musyrik akan
menempati neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk
makhluk.” (QS. al-Bayyinah:
6). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan
mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia pasti masuk
neraka.” (HR.
Muslim).
Apa Saja Keutamaan Tauhid?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri
keimanan mereka dengan kezaliman (yaitu syirik), maka mereka itulah orang-orang
yang akan mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan
hidayah.” (QS. al-An’aam:
82). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam! Seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa
dosa hampir sepenuh isi bumi lalu kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak
mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu
dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi, dan dia
menghasankannya).
Kepada Siapa Kita Mencontoh?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Barangsiapa yang taat kepada rasul, sesungguhnya dia
telah taat kepada Allah.” (QS.
an-Nisaa’: 80). Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Katakanlah; Jika kalian benar-benar mencintai Allah,
maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa
kalian.” (QS. Ali Imran:
31). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh telah
ada bagi kalian pada diri rasulullah suri teladan yang baik, bagi orang yang
berharap kepada Allah dan hari akhir serta banyak mengingat Allah.” (QS. al-Ahzab: 21). Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang terdahulu
dan pertama-tama dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan juga orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun pasti
ridha kepada-Nya, dan Allah telah persiapkan untuk mereka surga-surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, itulah keberuntungan
yang sangat-sangat besar.” (QS. at-Taubah: 100)
Apakah Nabi Muhammad Nabi Terakhir?
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang lelaki
di antara kalian, akan tetapi dia adalah seorang utusan Allah dan penutup
nabi-nabi.” (QS. al-Ahzab:
40). Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam bersabda, “…Dahulu para nabi itu diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku
diutus kepada segenap umat manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam
bersabda, “Perumpamaan diriku dengan para nabi seperti
perumpamaan seorang lelaki yang membangun sebuah rumah lalu dia berusaha
menyempurnakan dan melengkapinya kecuali tersisa satu tempat yang belum terisi
batu-bata. Maka orang-orang pun mulai memasukinya dan terkagum-kagum
terhadapnya, namun mereka berkata, ‘Seandainya satu tempat batu-bata ini terisi
sungguh sempurna!’.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akulah yang menempati tempat batu-bata itu, aku
datang lalu menutup nabi-nabi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Apakah Kita Boleh Menyelisihi Ajaran
Nabi?
Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Hendaklah merasa takut orang-orang yang menyelisihi
urusan/tuntunan rasul itu, karena mereka akan tertimpa bencana atau siksaan yang
sangat pedih.” (QS. an-Nuur:
63). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa
yang menentang rasul setelah jelas petunjuk baginya dan dia mengikuti selain
jalan orang-orang beriman, maka Kami akan membiarkan dirinya tenggelam dalam
kesesatan yang dipilihnya, dan kelak Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisaa’: 115). Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Tidak layak bagi seorang
mukmin lelaki dan perempuan, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu
perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain. Barangsiapa yang durhaka
kepada Allah dan rasul-Nya sungguh dia tersesat dengan kesesatan yang amat
nyata.” (QS. al-Ahzab:
36). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali yang enggan.”…
“Barangsiapa yang taat kepadaku niscaya masuk surga, dan barangsiapa yang
durhaka kepadaku maka dialah orang yang enggan.”
(HR. Bukhari) - abumushlih.com
0 komentar:
Posting Komentar