Allåh berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Råbbmu adalah Allåh, Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, yang kemudian ia bersemayam diatas ‘Arsy1 untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun akan mmbri syafa’at kecuali setelah ada izinNya. Yang demikian adalah Allåh, maka sembahlah Dia, maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?!
(Yunus 10:3)
Tafsir Ayat
Ibnu Katsir menafsirkan:
Allah mengabarkan (dalam ayat ini) bahwa:
- Ia adalah Rabb semesta alam;
- dan sesungguhnya Dia telah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari. Ada yg mengatakan satu hari lamanya seribu tahun hitungan kita.
- Arsy merupakan makhluk yang paling besar dan atap bagi seluruh makhluk.
- Allah mengatur urusan segenap makhluk, Allah tidak disibukkan oleh satu perkara dengan perkara yang lain. Banyaknya urusan tidak membuatNya melakukan kekeliruan. Banyaknya permohonan yang mendesak tidak membuatNya bosan. PengurusanNya dalam urusan yang besar tidak membuatNya lalai akan perkara-perkara yang kecil, baik yg ada di pwgunungan, lautan, tempat yg ramai, maupun tmpt yg tdk berpenghuni.
Seperti dalam firmanNya
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
(QS Hud:6)
dan firmanNya
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
(QS al-an’aam: 59)
- Tidak ada seorang yang dapat memberi syafa’at kecuali setelah ada izinNya.
Seperti dalam firmanNya:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
(QS al-baqarah: 255);
وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).
(QS an-Najm 26);
وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ
Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu
(QS Saba: 23)
- Adapun firmanNya:
ذلكم الله ربكم فعبدوه . افلا تذكرون
Yang demikian adalah Allåh, maka sembahlah Dia, maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran
(Tafsirnya) Yakni, mengapa kalian (wahai orang-orang musyrik), beribadah kepada Allah DAN JUGA BERIBADAH kepada selainNya?!! Padahal kalian tahu dan mengakui Dia sendirilah yab menciptakan segala sesuatu.
Sebagaimana dalam firmanNya”
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَوَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, (tentang) siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”. maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?
(az-Zukhruf:87)
dan dalam firmanNya
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ . سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ . قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ . سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ . قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ . سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ فَأَنَّىٰ تُسْحَرُونَ . بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?”; Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?”Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
(QS. al-Mukminuun 84-90)
[Shahiih tafsir ibnu katsir IV/359-361; pustaka ibnu katsir]
Fawaid/pelajaran yang dipetik (tafakkur ayat)
1. Penetapan bahwa Allah adalah Rabb segenap makhluk
2. Penetapan bahwa Allah menciptakan langit dan dunia dalam enam hari.
3. Allah berbuat menurut kehendakNya, Ia Maha Kuasa menciptakan langit dan dunia dalam sekejap; namun ia berbuat menurut apa Yang diinginkanNya, ia tidak ditanya apa yang diperbuatNya, makhlukNya-lah yg akan ditanyakan apa yang mereka perbuat.
3. Penetapan bahwa Allah berada diatas langit diatas arsy
4. Allah bersemayam diatas arsy sesuai dengan kemuliaan dan keagunganNya
Maha Suci Allah dari penolakan hambaNya dari shifat yg mulia ini,
Maha Suci Allah dari shifat yang manusia bayangkan di pikiran kotor mereka, padahal DzatNya tidaklah dapat dibayangkan, kenapa mereka membayangkanNya?!
Maha Suci Allah dari kedustaan yang dilakukan ahli kalam yang menyelewengkan firmanNya kepada makna yang baathil yabg tidak pernah ia turunkan hujjah kepada mereka sedikitpun
Maha Suci Allah dari pertanyaan-pertanyaan bid’ah; yg dilontarkan oleh manusia yg memiliki penyakit dihatinya tentang shifat-shifatNya.
5. Penetapan bahwa Arsy merupakan makhluk yang paling besar, sbgmn ditetapkan oleh RåsulNya dalam salah satu hadits shahiih (secara makna) bahwa besarnya kursi Allah dibandingkan langit dan bumi bagaikan sebuah cincin yg ada dipadang pasir yang luas. Dan besarnya arsy Allah dibandingkan kursi Allah bagaikan
sebuah cincin dipadang pasir yg luas. Allahu Akbar, Maha Besar Dia dengan segala keagungan dan kemuliaanNya
sebuah cincin dipadang pasir yg luas. Allahu Akbar, Maha Besar Dia dengan segala keagungan dan kemuliaanNya
6. Menetapkan Kebesaran dan Kemuliaan Allah Yang Maha Agung, Maha Tinggi lagi Maha Besar.
7. Penetapan bahwa Allah Maha Kuasa lagi Maha Teliti dalam mengurus segala urusanNya, Ia tidak letih, tidak lalai dan, tidak lupa dalam mengurus urusanNya.
8. Penetapan bahwa seorangpun tidak dapat memberikan syafa’at melainkan setelah adanya izinNya.
Maka mintalah langsung kepadaNya, berdoalah kepadaNya secara langsung. karena hanya Dialah yg Mengabulkan Doa.
9. Syafa’at hanya akan diperoleh oleh orang yang diridhåiNya saja
10. Para musyrikin mekkah di zaman jahiliyyah dahulu, menyembah malaikat agar mendapat syafa’at Allah; Yahudi menyembah Uzair untuk mendapat syafa’at Allah; Nashrani menyembah ‘Isa alayhis salaam
untuk mendapat syafa’at Allah.
untuk mendapat syafa’at Allah.
lantas apa bedanya dengan quburiyyun (para penyembah kubur) yang menyembah kuburan orang-orang shalih; bahkan menyembah kuburan orang-orang fasiq yg mereka anggap wali untuk mendapatkan syafa’at Allåh?!
11. Perintah beribadah kepada Allah, dan tidak menyekutukanNya dalam segala jenis peribadatan
12. Penetapan bahwa Allah, sebagai satu-satunya pencipta memiliki hak sebagai satu-satunya Dzat Yang Disembah
13. Peniadaan bahwa segala sesuatu yang diibadahi selain Allah adalah baathil. bahkan jika yang diibadahi itu adalah malaikat ataupun råsul.
14. Ibadah merupakan hak mutlak milik Allah, tidak boleh menyekutukanNya dalam peribadatan, tidak boleh memalingkan tujuan dalam beribadah kepadaNya kepada selainNya.
15. Seseorang tidak akan disebut bahwa ia beribadah kepada Allah, selama ia masih menyertakan sesembahan-sesembahan lain dalan ibadahnya.
16. Seorang yang benar-benar mengambil pelajaran adalah seorang yg memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah dan meniadakan sesembahan-sesembahan lain.
adapun orang-orang yang mengtahui bahwa Allah adalah Råbb semesta alam, tapi ia tidak beribadah kpd Allah, maka ia orang-orang yang bodoh dan dungu yang tidak dapat mengambil pelajaran.
17. Allah menjelaskan dalam ayat ini tauhid rubbubiyyah, kemudian asma wash shifat kemudian tauhid uluhiyyah dibagian akhir ayat ini
dan banyak fawaid lainnya yg terlewatkan…
Catatan Kaki
- Bersemayamnya Allah diatas arsy adalah untuk DIIMANI dengan penuh ketundukan.Allah istiwa/bersemayam diatas arsy,TANPA DITANYA bagaimana cara istiwa’ atau bersemayamNya..TANPA DISERUPAKAN cara bersemayamNya dengan cara bersemayamanya makhlukNya..TANPA DISELEWENGKAN makna istiwa kepada makna yg lain, yang sama sekali tidak pernah dijelaskan Allah dan RasulNya, dan tidak pernah hal ini dipahami oleh para shahabat RåsulNya yg paling memahami makna ayat-ayatNya dan hadits-hadits RåsulNyaMenolak firmanNya berarti kufur,
menyerupakanNya dengan makhluk berarti kufur,
menanyakan kaifiyyat (bagaimana) adalah bid’ah..
menyelewengkan maknanya berarti bid’ah..Semoga kita Allah selamatkan dari kekufuran dan kesesatan/kebid’ahan ↩http://abuzuhriy.com
0 komentar:
Posting Komentar