Masjid Bir Ali adalah satu Masjid yang sangat penting. Mengapa? Masjid Bir Ali adalah tempat Miqot bagi penduduk Madinah yang akan ber-umroh atau berhaji, seperti yang dicontohkan pula oleh Nabi. Masjid ini tidak terlalu jauh dari Madinah, mungkin sekitar 15-20 menit dari kota Madinah, sedangkan dari Masjid ini ke Mekkah sekitar 5 jam perjalanan.
Jika kita Umroh dari Indonesia, pada umumnya setelah mendarat di Jeddah langsung ke Madinah, bermukim beberapa hari di Madinah, lalu memulai proses umroh dengan Miqot di Masjid Bir Ali, sesuai sunnah Nabi. Bagi jemaah haji Indonesia, tidak semua orang miqot di Masjid ini, karena ada yang ke Madinah dulu lalu ke Mekkah (kloter awal), tapi ada juga yang sebalinya (kloter akhir). Bagi jemaah yang ke Madinah dulu tentu akan miqot di Masjid ini.
Keterangan yang saya kutip dari buku “Sejarah Madinah Munawwarah (karangan Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani)” adalah sebagai berikut.
Masjid Miqat. Letaknya kira-kira 12 km dari Masjid Nabawi. Dinamakan Masjid Miqot karena disitulah miqot untuk penduduk Madinah dan yang melewatinya. Diriwayatkan bahwa Nabi dalam perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Mekkah, beliau berhenti dan sholat di tempat itu. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwasanya Nabi jika berangkat ke Mekkah, beliau sholah di Masjid Syajarah, dan ketika pulangnya beliau sholat di lembah Dzul Hulaifah, dan bermalam disana (Shahih Bukhari No. 1533; lihat juga Shahih Muslim No. 1257).Mengingat kedudukannya yang amat penting dalam sejarah, Masjid ini dibangun dan direnovasi kembali oleh Raja Fahd yang menelan biasa sekitar 170 juta Real Saudi, dengan daya tampung sekitar 5000 jamaah. Tinggi kubahnya sekitar 28m, sedangkan menaranya sekitar 64m. Masjid ini disebut juga dengan Masjid Dzhul Hulaifah, Masjid Syajarah atau Masjid Mahram”.
Berdasarkan keterangan ini, Masjid Bir Ali memiliki sejumlah nama lain, yaitu Masjid Dzhul Hulaifah, Masjid Syajarah, Masjid Mahram, atau Masjid
Nama Masjid As-Syajarah mempunyai makna “pohon”. Berikut adalah kutipan dari buku “Mukjizat Mekkah dan Madinah (hal 294), menyatakan sebagai berikut.
Menurut sejarah, ada sebuah pohon akasia di kawasan Zulhulaifah yang digunakan Rasulullah SAW untuk berteduh ketika singgal di kawasan itu dalam perjalanan ke Mekah untuk menunaikan haji dan umroh. Masjid ini dibangun di tempat asal pohon itu. Oleh karena itu dinamakan “Masjid Pohon”.Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan sholat berdekatan dengan tiang di tengah-tengah masjid ini. Pada jaman sekarang masjid ini dikenal dengan masjid Al-Muhrim (tempat niat haji atau umroh bagi penduduk Madinah atau mereka yang datang dari arah Madinah), juga dengan nama Masjid Zhulhulaifah atau Bir Ali.
Berikut ini adalah sejumlah foto lain yang memperlihatkan keindahan dan kebersihan Masjid tersebut yang saya ambil pada tahun 2009 ketika saya bersama istri saya menunaikan ibadah haji. Kami termasuk kloter akhir ketika berhaji, sehingga tidak miqot di Masjid ini. Tapi kami berkunjung juga ke Masjid ini setelah kami bermukim di Madinah sekitar 10 hari. Pada saat umroh tahun 2007 dan 2009, kami miqot di Masjid ini.
Referensi:
- Sejarah Madinah Manawwarah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, dibeli di Madinah
- Mukjizat Mekah dan Madinah, Atiq bin Ghaits al-Biladi, Khalil Ibrahim Mulla Khathir (Sumber: http://jelajahdunia.wordpress.com)
0 komentar:
Posting Komentar