Masjid Qisas (foto: Fetra Malona/okezone)
JEDDAH - QISAS atau qesas adalah istilah Islam yang berarti "pembalasan sama dan mengikuti prinsip mata ganti mata. Dalam kasus pembunuhan, berarti hak ahli waris dari korban pembunuhan untuk menuntut eksekusi si pembunuh. Qisas diberlakukan oleh negara-negara yang memberlakukan syariat Islam, termasuk Arab Saudi.
Selama ini, masyarakat tahu bila Masjid Qisas menjadi tempat eksekusi mati dengan cara memenggal kepala. Mengerikan tentunya bila kita melihat langsung prosesi hukuman tersebut. Itulah yang terjadi di sebuah tempat, Masjid Qisas.
Secara fakta, Masjid Qisas sama seperti masjid lainnya. Terletak di Balad, Jeddah atau berhadapan langsung dengan Departemen Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi. Lokasi persisnya tepat di antara Jalan Bagdadiyah, Jalan Syeikh Al Juffali, dan Jalan Madinah.
Okezone yang menyempatkan diri singgah di masjid tersebut, tidak merasakan perbedaan seperti suatu tempat yang angker. Buktinya, banyak orang tua yang membawa anaknya bermain di pelataran parkir masjid yang awalnya bernama Masjid Syeikh Ibrahim Al-Juffali. Konon, Syeikh Ibrahim merupakan warga Jeddah yang kaya dan membangun masjid tersebut.
Meski secara umum tidak menyeramkan, ada satu sudut Masjid yang menjadi lokasi eksekusi mati atau hukuman pancung. Posisinya persis di samping masjid. Luasnya pun tidak seberapa dan terbilang kecil untuk melakukan hukuman mati. Hanya lantai keramik dan berukuran tidak lebih dari 25 meter persegi.
Tidak tampak lagi nuansa seram atau angker dari lokasi eksekusi tersebut. Bahkan sebagian mobil parkir tepat di sisi kanan dan kiri lokasi eksekusi. Sebuah bangunan yang hanya menjadi saksi bisu hukum qisas.
Sekira lima tahun silam, warga Jeddah masih menyaksikan eksekusi mati terhadap terpina pembunuhan atau pemerkosaan. Ekesekusi mati selalu dilakukan setelah salat Jumat dan dilakukan secara terbuka. Warga bisa melihat seorang terpidana mati dengan leher terpisah dari badannya.
Begitu kepala terpenggal, lantai langsung disiram, dibersihkan dan dalam waktu cepat tempat tersebut sudah bersih seperti biasa. Jenazah langsung dibersihkan dan disalatkan di Masjid, sebelum dimakamkan. Itulah yang membuat masjid ini dikenal sebagai Masjid Qisas.
Seorang mukimin asal Indonesia, Muhammad Sahe menjelaskan, dirinya sudah tidak mendengar adanya hukum qisas di masjid tersebut dalam lima tahun terakhir. Kabarnya, hukuman mati dilakukan di dalam penjara.
Bahkan Sahe pernah mendengar satu kejadian luar biasa di mana seorang narapidana perempuan tidak mempan saat lehernya ditebas. Setelah sang eksekutor gagal untuk kali kedua, maka perempuan itu pun dilepaskan dari semua tuntutan hukum.
Kala itu, semua elemen yang terkait pelaksanaan hukuman mati menilai perempuan tersebut tidak bersalah. Sebagai kompensasi, Kerajaan Arab Saudi memberikan sejumlah uang kepada wanita yang sempat menjadi tontongan warga.
Selama ini, masyarakat tahu bila Masjid Qisas menjadi tempat eksekusi mati dengan cara memenggal kepala. Mengerikan tentunya bila kita melihat langsung prosesi hukuman tersebut. Itulah yang terjadi di sebuah tempat, Masjid Qisas.
Secara fakta, Masjid Qisas sama seperti masjid lainnya. Terletak di Balad, Jeddah atau berhadapan langsung dengan Departemen Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi. Lokasi persisnya tepat di antara Jalan Bagdadiyah, Jalan Syeikh Al Juffali, dan Jalan Madinah.
Okezone yang menyempatkan diri singgah di masjid tersebut, tidak merasakan perbedaan seperti suatu tempat yang angker. Buktinya, banyak orang tua yang membawa anaknya bermain di pelataran parkir masjid yang awalnya bernama Masjid Syeikh Ibrahim Al-Juffali. Konon, Syeikh Ibrahim merupakan warga Jeddah yang kaya dan membangun masjid tersebut.
Meski secara umum tidak menyeramkan, ada satu sudut Masjid yang menjadi lokasi eksekusi mati atau hukuman pancung. Posisinya persis di samping masjid. Luasnya pun tidak seberapa dan terbilang kecil untuk melakukan hukuman mati. Hanya lantai keramik dan berukuran tidak lebih dari 25 meter persegi.
Tidak tampak lagi nuansa seram atau angker dari lokasi eksekusi tersebut. Bahkan sebagian mobil parkir tepat di sisi kanan dan kiri lokasi eksekusi. Sebuah bangunan yang hanya menjadi saksi bisu hukum qisas.
Sekira lima tahun silam, warga Jeddah masih menyaksikan eksekusi mati terhadap terpina pembunuhan atau pemerkosaan. Ekesekusi mati selalu dilakukan setelah salat Jumat dan dilakukan secara terbuka. Warga bisa melihat seorang terpidana mati dengan leher terpisah dari badannya.
Begitu kepala terpenggal, lantai langsung disiram, dibersihkan dan dalam waktu cepat tempat tersebut sudah bersih seperti biasa. Jenazah langsung dibersihkan dan disalatkan di Masjid, sebelum dimakamkan. Itulah yang membuat masjid ini dikenal sebagai Masjid Qisas.
Seorang mukimin asal Indonesia, Muhammad Sahe menjelaskan, dirinya sudah tidak mendengar adanya hukum qisas di masjid tersebut dalam lima tahun terakhir. Kabarnya, hukuman mati dilakukan di dalam penjara.
Bahkan Sahe pernah mendengar satu kejadian luar biasa di mana seorang narapidana perempuan tidak mempan saat lehernya ditebas. Setelah sang eksekutor gagal untuk kali kedua, maka perempuan itu pun dilepaskan dari semua tuntutan hukum.
Kala itu, semua elemen yang terkait pelaksanaan hukuman mati menilai perempuan tersebut tidak bersalah. Sebagai kompensasi, Kerajaan Arab Saudi memberikan sejumlah uang kepada wanita yang sempat menjadi tontongan warga.
0 komentar:
Posting Komentar