Penjelasan Bahwasanya Hati Para Hamba Berada Diantara Dua Jari Dari Jari Jemari Ar Rohman, Ia Bolak-balikkan Sekehandak-Nya.
maka bagaimana diperkenankan bagi seorang yang berakal untuk mengatakan : “Saya akan belajar dipangkuan ahlul bid’ah dan saya akan menjaga hatiku dari kesesatan dan penyimpangan”, karena setiap penyimpangan dan petunjuk itu memiliki sebab-sebab yang menghantarkan kepada-Nya. Maka bila engkau menempuh jalan-jalan penyimpangan dan kesesatan –dan diantara sebab terbesar untuk hal itu adalah belajar dipangkuan ahlul bid’ah– niscaya hatimu akan menyimpang dan engkau tersesat dari jalan yang lurus.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan (QS. Al-Anfal : 24)
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (QS. Al-An’am : 110)
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf : 99)
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS. Ash-Shaf : 5)
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman :
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ نَظَرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ هَلْ يَرَاكُمْ مِنْ أَحَدٍ ثُمَّ انْصَرَفُوا صَرَفَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَفْقَهُونَ
Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada yang lain (sambil berkata): “Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?” Sesudah itu merekapun pergi. Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. At-Taubah : 127)
Dan dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash Radiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya hati-hati bani Adam seluruhnya berada diantara dua jemari Ar Rohman laksana satu hati Ia bolak-balikkan hati tersebut sekehandaknya.” Kemudian Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam berdoa : “Ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati palingkanlah hatiku untuk mentaati-Mu”
Dan di dalam Sunan At Tirmidzi dari Ummu Salamah Radiyallahu ‘anha beliau berkata :
“Doa yang sering dibaca Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam wahai Dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agamamu”
“Doa yang sering dibaca Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam wahai Dzat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agamamu”
Dan dari Nawwas bin Sam’an ia berkata aku mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidaklah ada satu hatipun melainkan berada diantara dua jemari dari jari jemari Ar Rahman bila ia kehendaki, Ia akan meneguhkannya dan bila Ia kehendaki, Ia akan menyesatkannya.” (diriwayatkannya oleh Imam Ahmad dalam Al Musnad dan Ibnu Majah. Dishohihkan oleh syaikh Albani)
“Tidaklah ada satu hatipun melainkan berada diantara dua jemari dari jari jemari Ar Rahman bila ia kehendaki, Ia akan meneguhkannya dan bila Ia kehendaki, Ia akan menyesatkannya.” (diriwayatkannya oleh Imam Ahmad dalam Al Musnad dan Ibnu Majah. Dishohihkan oleh syaikh Albani)
Dan dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya hati ini laksana bulu ditengah padang pasir tandus yang dibolak-balikkan oleh angin”
“Sesungguhnya hati ini laksana bulu ditengah padang pasir tandus yang dibolak-balikkan oleh angin”
Ibnu Abi Ashim mengeluarkan dalam kitabnya As Sunnah dari Aisyah bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam sering membaca doa (Wahai Dzat yang meneguhkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agama-Mu) aku pun bertanya: ‘Wahai Rasulullah sesungguhnya engkau sering membaca doa ini, apakah engkau merasa khawatir?” beliau menjawab: “Ya, lalu apa yang membuat aku merasa aman wahai Aisyah sementara hari para hamba berada diantara dua jari jemari Ar Rohman”
Maka bila engkau telah mengetahui bahwasanya hati para hamba berada diantara dua jari dari jari jemari Ar Rohman, Ia bolak-balikkan sekehandaknya dan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam -padahal beliau adalah makhluk yang paling utama– doa yang sering beliau baca adalah : “Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu”
maka bagaimana diperkenankan bagi seorang yang berakal untuk mengatakan : “Saya akan belajar dipangkuan ahlul bid’ah dan saya akan menjaga hatiku dari kesesatan dan penyimpangan”, karena setiap penyimpangan dan petunjuk itu memiliki sebab-sebab yang menghantarkan kepada-Nya. Maka bila engkau menempuh jalan-jalan penyimpangan dan kesesatan –dan diantara sebab terbesar untuk hal itu adalah belajar dipangkuan ahlul bid’ah– niscaya hatimu akan menyimpang dan engkau tersesat dari jalan yang lurus.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ
Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka (As-Shaff : 5)
Namun bila engkau meminta pertolongan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan menempuh jalan-jalan petunjuk dan bimbingan, niscaya hatimu akan tetap istiqomah dengan izin dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan engkau pun berada di jalan yang lurus.
Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menyelamatkan kita dari penyimpangan dan kesesatan serta sebab-sebab yang menghantarkan kepadanya. Dan Allah lah Dzat yang dimintai pertolongan.
Sumber : Kitab Tanbih Ulil Albab ‘Ala Tahrim Ad-Dirosah ‘Inda Ahlil Bida’ wal Irtiyab, Edisi Indonesia : Untaian Nasehat bagi Orang yang Berakal; Penerbit : Pustaka Ashabul Hadits-Gresik
Ditulis kembali oleh : Abu Fudhail Andi Al Bugisy
Sumber: DarusSalaf.or.id
0 komentar:
Posting Komentar