Al Quran merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar dan
sebagai kitab suci bagi umat Islam. Al Quran berisi firman-firman Allah Ta'ala yang berupa perintah dan larangan, kisah dan hikmah, petunjuk bagi seluruh umat
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Ta'ala. Sebagai kitab suci yang
merupakan petunjuk dari Yang Maha Suci, tentunya Al Quran memiliki kemuliaan
dan keagungan yang sangat tinggi.
Begitu mulianya kedudukan Al Quran di dalam agama Islam, sehingga begitu banyak
umat muslim yang bertekad untuk menghafal isi seluruh Al Quran yang terdiri
atas 114 surat dan kurang lebih 6 ribuan ayat tersebut. Kegiatan menghafal yang
telah mulai dilakukan sejak zaman Rasulullah tersebut hingga kini masih
didawamkan oleh banyak umat muslim.
Menghafal Al Quran memang bukanlah hal yang mudah, bahkan seperti suatu hal yang tidak mungkin bagi sebagian orang mengingat bahwa Al Quran memiliki jumlah ayat yang sangat banyak, dan juga banyak kalimat yang mirip atau juga berulang dalam surat yang sama maupun pada surat yang berbeda. Belum lagi, Al Quran juga memiliki hukum-hukum bacaan dan aturan-aturan tempat keluarnya huruf yang wajib untuk digunakan setiap kali membacanya. Sedikit saja kesalahan dalam hukum bacaan maupun tempat keluarnya huruf akan memberikan efek yang sangat fatal, karena dapat merubah arti dari ayat tersebut. Kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi dapat menimbulkan efek yang sangat besar, bisa saja yang harusnya memiliki arti baik berubah menjadi buruk maupun sebaliknya. Untuk itu, seseorang yang akan mengahafalkan Al Quran, wajib baginya untuk mempelajari dan menguasai hukum tajwid.
Menghafal Al Quran memang bukanlah hal yang mudah, bahkan seperti suatu hal yang tidak mungkin bagi sebagian orang mengingat bahwa Al Quran memiliki jumlah ayat yang sangat banyak, dan juga banyak kalimat yang mirip atau juga berulang dalam surat yang sama maupun pada surat yang berbeda. Belum lagi, Al Quran juga memiliki hukum-hukum bacaan dan aturan-aturan tempat keluarnya huruf yang wajib untuk digunakan setiap kali membacanya. Sedikit saja kesalahan dalam hukum bacaan maupun tempat keluarnya huruf akan memberikan efek yang sangat fatal, karena dapat merubah arti dari ayat tersebut. Kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi dapat menimbulkan efek yang sangat besar, bisa saja yang harusnya memiliki arti baik berubah menjadi buruk maupun sebaliknya. Untuk itu, seseorang yang akan mengahafalkan Al Quran, wajib baginya untuk mempelajari dan menguasai hukum tajwid.
Meskipun sudah banyak orang yang menjadi hafidz (penghafal) Al Quran
bermunculan, namun sebagian orang masih menganggap bahwa menghafal Al Quran itu
adalah hal yang tidak mungkin.
Yang perlu diingat adalah bahwa Al Quran merupakan perkataan dari Zat Yang
Maha Tinggi, Yang Maha Suci dan Mulia. Maka tentu saja tidak akan mudah dan
tidak sembarang manusia yang dapat menjadi penghafalnya. Al Quran adalah kitab
yang suci, maka penghafalnya pun harus memiliki jiwa dan hati yang bersih. Dan
tentu saja dibutuhkan niat dan keistiqomahan untuk melewati segala ujian dan
rintangan selama proses penghafalan dan penjagaan hafalan. Kemalasan,
kejenuhan, pesimisme, maksiat, dan dosa-dosa baik dosa besar maupun dosa-dosa
kecil adalah tantangan yang harus dikalahkan bagi mereka yang benar-benar ingin
menjadi seorang hafidz Al Quran.
Kesediaan untuk mempersiapkan waktu khusus untuk menghafal Al Quran juga
biasanya menjadi faktor yang berpengaruh dalam proses penghafalan. Seseorang
yang berada di lembaga pendidikan pesantren tentunya akan lebih berpotensi
besar untuk dapat menghafal Al Quran dengan lebih cepat ketimbang mereka yang
aktivitasnya adalah sebagai pekerja yang berangkat pagi dan pulang malam. Di
pesantren, Al Quran ibarat menu yang dihidangkan dan harus disantap setiap
saat. Sedangkan bagi pekerja, waktu untuk berinteraksi dengan Al Quran biasanya
sangat sedikit. Meskipun demikian, bukan berarti hanya anak-anak pesantren saja
yang dapat menjadi seorang hafidz Al Quran. Biasanya hanya masalah waktu dan
keistiqomahan saja. Semakin sedikit waktu yang diluangkan untuk Al Quran, maka
semakin lama baginya untuk dapat menghafal Al Quran, sehinga membutuhkan
tingkat keistiqomahan yang ekstra.
Sering kali muncul pertanyaan, “Gimana ya biar bisa mengahafal Al Quran?”.
Sebenarnya, banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan manakala seseorang
telah berniat dan melakukan proses penghafalan Al Quran. Banyak sekali
tips-tips yang diberikan oleh para ulama maupun para hafidz Al Quran itu
sendiri mengenai cara-cara menghafal Al Quran. Berikut ini adalah tips singkat
yang insya Allah dapat mendukung proses penghafalan Al Quran anda.
Ikhlas
Niatkan dan istiqomahkan niat untuk menghafal Al Quran hanya karena Allah Ta'ala dan untuk Allah Ta'ala. Tidak mengharapkan sesuatu apapun di dunia, melainkan
hanya untuk mendapatkan ridho dari Allah Ta'ala. Jangan sekali-kali mengahafalkan
Al Quran dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat maupun pada kelompok
tertentu. Biarkan kemuliaan itu datang dengan sendirinya setelah hati, jiwa,
dan pikiran kita terisi dengan Al Quran. Sesungguhnya Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang berilmu. Kerjakan saja segalanya dengan ikhlas hanya
untuk Allah , sehingga Allah akan menerima dan memudahkan langkah kita, dan
memberikan balasan atas kehendak-Nya.
Menjauhi maksiatan dan dosa
Menjauhi maksiatan dan dosa
Al Quran adalah firman Allah yang Maha Suci, maka ia tidak akan masuk dan
melekat di dalam hati yang kotor dan berdosa. Kemaksiatan akan menghalangi
cahaya Illahi yang akan masuk ke dalam hati, dan hanya akan mengingatkannya
pada nafsu duniawi saja.
Imam Syafi’I adalah seseorang yang memiliki kemampuan menghafal Al Quran
yang luar biasa. Kecepatannya dalam menghafal sudah tidak diragukan lagi.
Namun, suatu ketika beliau mengadu kepada gurunya perihal hafalannya itu. Imam
Syafi’ mengadu bahwa suatu hari beliau mengalami kelambatan dalam mengahafal.
Mendengar pengaduan Imam Syafi’, sang guru pun memberikan obat kepada beliau.
Obat yang diberikan hanyalah sebuah nasihat, namun terbukti ampuh sebagai
solusi permaslahan yang di alaminya. Gurunya berkata kepada Imam Syafi’ agar
meninggalkan segala bentuk perbuatan maksiat dan bersihkan hati dari setiap
penghalang antara ia dan Robb-nya.
Imam Syafi’I rahimahullah berkata :
Aku
mengadu kepada (guruku) Waki’ atas buruknya hafalanku
Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan
Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.
Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan
Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.
Sesungguhnya Allah swt akan senantiasa menolong hamba-Nya yang berjuang di
jalan-Nya. Maka barang siapa yang dapat membersihkan hati dan dirinya dari
maksiat kepada Allah, maka Allah akan memberikan cahaya dan membukakan hatinya
untuk senantiasa mengingat Allah dan firman-Nya. Allah swt akan memberikan
kemudahan untuk mempelajari dan menghafal Al Quran.
Memanfaatkan masa muda
Ahnaf bin Qais meriwayatkan bahwasanya dia pernah mendengr seseorang
berkata :
“Belajar
diwaktu kecil bagaikan mengukir di atas batu”.
Maka Ahnaf pun berkomentar :
“Orang
dewasa itu lebih pandai, akan tetapi hatinya lebih sibuk”.
Anak kecil memang memiliki waktu luang yang lebih banyak, sehingga ia pun
memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menghafal Al Quran, sementara
orang-orang dewasa telah terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniawinya sehingga
kesempatan untuk menghafal Al Quran pun menjadi sangat sempit. Namun demikian,
sebenarnya orang dewasa itu lebih pandai dari anak kecil, dan jika mereka dapat
meluangkan waktu dan mengosongkan hati serta fikirannya dari kesibukan duniawi,
maka niscaya mereka akan mendapatkan kemudahan yang lebih untuk menghafal Al
Quran, Allah berfirman :
”
Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah
orang yang mengambil pelajaran? “. (Q.S. Al-Qamar[54]
:17)
Menghafal Al Quran sejak usia muda akan menjadi tabungan di masa tua
manakala penglihatan telah semakin menurun sehingga tidak mampu lagi untuk
membaca tulisan Al Quran. Hafalan yang sudag tertanam di dalam dada itulah yang
akan memberikan kenikmatan kita untuk tetap dapat bertadarus dan sholat dengan
bacaan Al quran yang baik dan benar.
Memanfaatkan waktu efektif dan waktu luang
Sediakan waktu yang khusus digunakan untuk melakukan penghafalan Al Quran.
Jangan menghafal Al Quran manakala hati dan pikiran sedang sibuk dengan suatu
perkara. Perkara yang menyibukkan hati dan pikiran akan merusak konsentrasi
untuk menghafal Al Quran. Carilah waktu yang tenang dimana hati dan pikiran
dapat menyerap ilmu dengan mudah. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan
waktu-waktu efektif, seperti setelah melakukan sholat maghrib, setelah sholat
tahjjud, setelah sholat shubuh, dan sebagainya. Setelah sholat subuh adalah
waktu yang memiliki potensi besar untuk mendukung penghafalan Al Quran, karena
pada waktu itulah hati dan fikiran masih bersih dan segar, belum terkontaminasi
oleh perkara-perkara duniawi.
Memilih tempat yang tepat
Pilihlah tempat-tempat yang tenang untuk menghafal Al Quran, sehingga hati,
fikiran, penglihatan, dan pendengaran tidak akan terusik oleh hal-hal lain yang
ada disekitar tempat tersebut. Masjid atau Mushollah adalah tempat yang paling
utama untuk mengahfal Al Quran. karena masjid adalah rumah Allah yang akan
memberikan ketenangan manakala kita sedang bertadarus maupun menghafalkan Al
Quran.
Motivasi diri dan tekad yang benar
Motivasi diri dan tekad yang benar adalah faktor besar yang mempengaruhi
kemampuan menghafal Al Quran. Motivasi diri dan tekad yang kuat jauh lebih
berperan daripada tekanan dari pihak-pihak luar, seperti adanya tekanan dari
orang tua atau gurunya untuk menghafal Al Quran. Tekanan-tekanan semacam ini
biasanya tidak akan bertahan dalam waktu yang lama. Justru tekanan semacam ini
hanya akan menjadi sumber kekecewaan dan kejenuhan. Sedangkan motivasi yang
timbul dari dalam diri akan terus bertahan dan semakin kuat manakala ia
mendapatkan penyemangat yang berkesinambungan. Penyemangat tersebut dapat
berasal dari teman seperjuangan, lomba-lomba, atau bahkan dari ayat-ayat Al
Quran mengenai janji-janji Allah kepada umatnya yang berjuang di jalan-Nya.
Sedangkan tekad yang kuat akan membantu menghapuskan bisikan-bisikan setan dan
nafsu yang akan mempengaruhinya.
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata :
“Barang
siapa memiliki tekad yang benar maka setan akan berputus asa darinya, dan bila
mana seorang hamba tidak teguh pendiriannya maka setan akan selalu
mengganggunya dan menjanjikan angan-angan yang terlalu jauh”.
Mengoptimalan seluruh indra
Mengoptimalkan indra penglihatan, pendengaran dan ucapan akan membantu
memudahkan proses penghafalan. Setiap panca indra kita memiliki jalan
tersendiri yang akan menyampaikannya kepada otak. Inilah yang akan memberikan
hasil penghafalan yang kuat.
Bacalah mushaf Al Quran dengan bersuara secara berulang-ulang, perhatikan
betul hukum-hukum bacaannya sampai akhirnya bentuk dan halaman mushaf tersebut
terus terbayang dan terekam di dalam ingatan. Membaca Al Quran dengan alunan
nada yang indah akan membantu memudahkan proses penghafalan. Kita dapat saja
meniru nada-nada dari Imam-imam Mekah melalui MP3 dan sebagainya.
Menggunakan satu cetakan mushaf
Penggunaan satu cetakan mushaf tentu saja menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi proses penghafalan. Dengan menggunakan satu cetakan mushaf setiap
kali membaca dan menghafal Al Quran akan lebih memudahkan penghafalan ketimbang
menggunakan cetakan mushaf yang berbeda-beda. Jika cetakan mushaf yang
digunakan berubah-ubah maka akan memberikan gambaran yang berbeda di dalam
ingatan, kita tidak akan dapat berkonsentrasi, dan justru berpotensi untuk
membuyarkan hafalan yang ada.
Utamakan menggunakan Al Quran cetakan Mushaf Huffazh, yaitu setiap awal halaman diawali ayat baru dan dihalaman itu pula berakhir ayat sesudahnya. Ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar kepada kita dalam memberikan gambaran bentuk dan letak halaman dalam ingatan.
Utamakan menggunakan Al Quran cetakan Mushaf Huffazh, yaitu setiap awal halaman diawali ayat baru dan dihalaman itu pula berakhir ayat sesudahnya. Ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar kepada kita dalam memberikan gambaran bentuk dan letak halaman dalam ingatan.
Bacaan yang baik dan benar
Senantiasa melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap bacaan dan hafalan Al
Quran yang telah dimiliki. Melakukan evaluasi dan perbaikan ini hendaknya
merujuk kepada seorang guru atau orang yang bacaan Al Qurannya telah baik dan
benar. Hal ini agar kita tidak memiliki hafalan yang salah dan akhirnya akan
sangat sulit untuk diperbaiki karena sudah terlalu lama terekam dikepala kita.
Imam Munada rahimahullah berkata :
“Ketahuilah
bahwa menghafal itu ada beberapa cara, diantaranya adalah seseorang dapat
membaca di hadapan orang yang lebih baik hafalannya, karena orang yang baik
hafalannya lebih peka terhadap kesalahanorang yang membaca di hadapannya,
dibandingkan si pembaca tersebut terhadap kesalahannya sendiri saat membaca
hafalan”.
Hafalan yang saling berikatan
Jangan melakukan penghafalan Al Quran tanpa menoleh kebelakang. Maksudnya
adalah, hendaknya kita selalu mengulangi ayat atau surat yang sebelumnya ketika
kita telah selesai menghafalkan satu surat tertentu. Karena, biasanya hafalan
satu surat akan melemah ketika kita melakukan penghafalan surat yang lain.
Dengan cara ini, insya Allah seluruh hafalan akan tetap terjaga.
Memahami makna ayat yang dihafal
Faktor lain yang mempengaruhi proses penghafalan Al Quran adalah
kemampuannya dalam memahami makna ayat yang sedang dihafalnya. Cara ini dapat
dilakukan dengan menggunakan kitab tafsir atau kitab-kitab terjemahan.
Demikianlah beberapa hal berkaitan dengan proses penghafalan Al Quran yang
dapat kami sajikan dengan singkat. Perlu diketahui bahwa sebenarnya banyak
sekali cara-cara yang dapat digunakan dalam menghafal Al Quran, dan biasanya
setiap orang pun memiliki cara dan teknik yang berbeda. Kami hanya mencoba
untuk memberikan garis besarnya saja. Akhirnya, semoga tulisan ini dapat
memberikan kontribusi yang baik kepada kita semua yang berniat maupun yang
sedang menghafalkan Al Quran.
sumber http://www.syahadat.com/
0 komentar:
Posting Komentar