Oleh
: Ustadz Syafiq Basalamah, MA
Sudahkah
anda memiliki sebuah rumah ?
Atau sedang membangunnya ?
Atau anda masih tenggelam dalam impian indah untuk mendirikan rumah ?
Atau sedang membangunnya ?
Atau anda masih tenggelam dalam impian indah untuk mendirikan rumah ?
Hampir
semua insan yang hidup di muka bumi ini berkeinginan memiliki tempat tinggal.
Dia bekerja memeras otak dan keringatnya demi mewujudkan cita-cita memmembangun
sebuah rumah;
Tempat
tinggal untuk dirinya bersama kelurga
Tempat berteduh dari hujan dan panas
Tempat memadu cinta dan kasih sayang bersama anak dan cucu.
Tempat berteduh dari hujan dan panas
Tempat memadu cinta dan kasih sayang bersama anak dan cucu.
Dan
Alhamdulillah, sudah banyak yang memiliki rumah, namun biasanya kalau rumahnya
belum bagus, dia berkeinginan untuk memperindah rumahnya. Dengan desain yang
lebih indah dan elegant. Lebih luas dan menarik dari luar dan dalam.
Dan
Yang sudah memiliki rumah bagus nan mewah, kadangkala bila melihat rumah yang
lebih indah, terbetik di hatinya untuk merenovasi rumahnya atau membangun rumah
seperti yang dilihatnya.
Dia
akan memilih lokasi yang lebih indah, lebih strategis, lebih aman dan lebih
semuanya.
Kenapa
tidak?
Emang tidak boleh?
Emang tidak boleh?
Tentunya
tidak apa-apa selama dari hasil yang halal dan sesuai dengan syari’at.
Namun,
bila kita perhatikan dan renungkan, ternyata tidak sedikit dari manusia yang
hidup di muka bumi ini, khususnya orang-orang miskin yang sampai mati belum
sempat memiliki rumah.
Atau
ada yang sudah menabung dari masa muda sampai tua, tapi belum juga tercapai
rumah yang diimpikannya. Selama hidupnya ia tinggal di rumah kontrakan yang
sederhana, apa hendak dikata; itulah kemampuan yang dimilikinya.
Atau
ada yang sudah membangun rumah kecil, namun ternyata rumahnya harus digusur
karena berdiri di atas tanah sengketa.
Dan
pada hakekatnya, semuanya akan digusur, kalau bukan rumahnya, maka penghuninya
yang akan dipaksa keluar dari rumah idamannya.
Sebagus
manapun rumah yang dimilikinya.
Seindah manapun lokasi yang dipilihnya.
Sehebat manapun arsitek yang membangunnya.
Semahal manapun rumah yang dibelinya.
Selengkap apapun fasilitas yang disediakan olehnya
Seindah manapun lokasi yang dipilihnya.
Sehebat manapun arsitek yang membangunnya.
Semahal manapun rumah yang dibelinya.
Selengkap apapun fasilitas yang disediakan olehnya
Pasti
suatu saat, rumah itu tak ubahnya rumah kontrakan, yang harus ditinggal oleh penghuninya,
karena masa kontraknya sudah habis.
Saudaraku…..!
Pernahkan
anda bermimpi untuk memiliki rumah yang tidak perlu susah payah membangunnya.
Catnya
tidak pernah pudar.
Tanamannya tidak pernah layu.
Bentuknya tidak pernah membosankan.
Bangunannya disusun dari batu bata emas dan perak.
Bahan pelekatnya adalah minyak kesturi.
Kerikilnya dari mutiara dan permata.
Debunya adalah Za’faran (Komkoma).
Tamannya tidak pernah putus berbuah.
Sungai-sungai Mengalir di bawahnya.
Kekal dan abadi tidak seperti rumah di dunia.
Yang memasukinya tidak akan pernah tertimpa duka dan kesedihan ([1])
Tanamannya tidak pernah layu.
Bentuknya tidak pernah membosankan.
Bangunannya disusun dari batu bata emas dan perak.
Bahan pelekatnya adalah minyak kesturi.
Kerikilnya dari mutiara dan permata.
Debunya adalah Za’faran (Komkoma).
Tamannya tidak pernah putus berbuah.
Sungai-sungai Mengalir di bawahnya.
Kekal dan abadi tidak seperti rumah di dunia.
Yang memasukinya tidak akan pernah tertimpa duka dan kesedihan ([1])
Maukan
anda membangun rumah tersebut di atas?
Atau menabung untuk membelinya?
Atau kalau tidak memintanya dari Sang Empunya?
Atau menabung untuk membelinya?
Atau kalau tidak memintanya dari Sang Empunya?
Istri
tercinta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bernama Khadijah
telah mendapatkan satu dari rumah yang indah itu, sebagaimana diinfokan oleh
malaikat Jibril alaihissalam.([2])
Bukan
di kota Mekah yang gersang dan kering kerontang.
Bukan di pondok indah yang tidak lepas dari incaran kawanan perampok.
Bukan di muka bumi yang suatu saat akan luluh lantah rata dengan tanah.
Bukan di pondok indah yang tidak lepas dari incaran kawanan perampok.
Bukan di muka bumi yang suatu saat akan luluh lantah rata dengan tanah.
Namun
di surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Rumah yang disediakan untuk
hamba-hamba yang bertaqwa
Istri fir’aun telah berdoa memohon kepada Allah , suatu permohonan yang telah Allah
ta’ala abadikan dalam Al Qur’an; ([3] )Ia meminta di
bangunkan di sisi Allah Taala sebuah rumah.
Ia
menginginkan bertetanggaan dengan sang Pencipta. Berjiran dengan ar Rahman dan
ar Rahiem yang selama ini; ia telah mengabdikan diri kepada-Nya, walaupun ia
belum melihat-Nya.
Bukan
bertetangga dengan presiden.
Bukan dengan pangdam.
Bukan dengan pengusaha sukses
Bukan dengan pejabat kaya
Bukan dengan pangdam.
Bukan dengan pengusaha sukses
Bukan dengan pejabat kaya
Namun
bertetangga dengan al Khaliq.
Saudaraku,
pernahkkah anda memikirkan rumah anda di surga?
Atau anda hanya memikirkan rumah di dunia saja?
Atau anda hanya memikirkan rumah di dunia saja?
Rumah
di surga itu tidak susah didapat.
Tidak
perlu memeras keringat dari pagi sampai sore.
Tidak perlu uang yang banyak.
Pengemis dan fakir miskinpun bisa memperolehnya.
Tidak perlu uang yang banyak.
Pengemis dan fakir miskinpun bisa memperolehnya.
Caranya….?
Sebagaimana
banyak cara untuk dapat memiliki rumah di dunia; Ternyata banyak cara pula
untuk membangun rumah di surga. Allah memberikan banyak opsi bagi manusia,
karena sebagai Sang Pencipta Dia mengetahui adanya perbedaan di antara
hamba-hambanya dalam menentukan jalan dan caranya.
Di
bawah ini ada beberapa amalan yang silahkan diamalkan bagi yang ingin memiliki
rumah di surga, semua sesuai dengan kemampuan masing-masing:
1-
Melaksanakan shalat sunnah sebanyak 12 rakaat dalam sehari dan semalam.
Berusahalah
untuk senantiasa shalat sunnah sebanyak 12 rakaat dalam sehari dan semalam.
Qabliah,
ba’diah(terutama rawatib), dhuha, atau sunnah yang lainnya, karena Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim melaksanakan
shalat sunnah untuk Allah pada setiap harinya sebanyak 12 raka’at selain shalat fardhunya,
melainkan Allah akan membangunkan baginya rumah di surga“. (HR Muslim)
2-
Membangun masjid.
Kalau
mungkin kita tidak bisa melakukan yang pertama, cobalah menyisihkan rizkinya
untuk membangun masjid, jangan takut miskin karena membangun rumah Allah di
muka bumi ini, karena Rizki kita itu dari Allah, dan Dia berjanji akan memberi
ganti bagi kita di dunia dan membangunkan rumah untuk kita di surga.
Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya: “Barang siapa yangmembangunkan
bagi Allah sebuah masjid, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga“. (HR Bukhari Muslim)
Tapi
kalau kita tidak bisa membangun masjid, semua dananya dari kocek kita, maka
kita bisa berpartisipasi sesusai dengan kemampuan kita, kalau tidak bisa dengan
duit, maka cobalah sekali-sekali menyisihkan waktu dan tenaga untuk membantu
membangun rumah Allah, jangan berkata itu sudah ada tukangnya, kita membangun
bukan karena dibayar, tapi kita sedang membangun rumah kita di surga,
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang membangunkan
sebuah masjid karena Allah, walaupun sekecil tempat bertelurnya burung Dara pasir, atau yang lebih
kecil, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga“. (HR Ibnu Majah, dishahihkan
oleh Albani, Shahih Jami’ no: 6128).
Sesuatu
yang kecil akan menjadi besar dan dahsyat karena niat dan tujuan yang baik dan
luhur.
3-
Membaca surat al Ikhlas sebanyak 10 kali.
Kalau
mungkin kita tidak bisa melakukan kedua hal di atas, masih ada amalan lain yang
bisa dilakukan; Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang membaca
surat (Qul Quwallahu Ahad) sebanyak sepuluh kali, niscaya Allah akan membangunkan
untuknya rumah di surga“.(HR Ahmad, dishahikan Albani, Sohihil Jami’ no: 6472).
Subhnallah,
sebuah amalan yang sangat ringan dengan ganjaran yang begitu indahnya, akan
tetapi hal ini tetap membutuhkan keikhlasan.
4-
Bersabar dan memuji Allah tatkala mendapat musibah meninggalnya buah hati
(anak)
Perkara
yang satu ini membutuhkan perjuangan yang sangat berat, namun akan mudah bagi
orang-orang yang beriman dengan takdir Ilahi, semua yang terjadi sudah menjadi
kehendak sang Pencipta Yang Maha kuasa, semua pasti mengandung hikmah yang
agung. Sedih boleh, tapi jangan larut dalam samudra kesedihan, masih banyak
tugas dan kewajiban yang harus diselesaikan, yang mati sudah lebih dahulu
terlepaskan dari beban dunia. Sementara yang hidup masih banyak tanggungan yang
harus segera dikerjakan, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda yang
artinya:
“Jika
anak dari seorang hamba Allah meninggal dunia, Allah berfirman kepada para
malaikat-Nya: “Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-KU?”, maka mereka
berkata: “Iya, benar”.
Kemudian
Allah berkata: “Kalian telah mengambil buah hatinya?”, maka para malaikat
berkata: “Iya, benar”.
Allah
bertanya lagi : “Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku” ?
“Dia
memuji-Mu dan berkata “Inna lillahi wa innaa ilaihi raji’un” (Sesungguhnya kami milik
Allah, dan sesungguhnya kepadaNya kami akan kembali”, Jawab para malaikat.
Allah-pun
berfriman: “Dirikanlah sebuah rumah untuk hamba-Ku di surga, dan namakan rumah itu; “RUMAH
PUJIAN”.(HR
Tirmidzi, dihasankan Albani, Shohihul Jami’ no: 795).
Memuji
dan menyanjung Allah ta’ala tatkala mendapat musibah maqamnya berada di atas
maqam kesabaran.
5-
Membaca doa tatkala masuk pasar.
Bila
kita pergi ke pasar, maka jangan lupa untuk membaca doa masuk pasar, karena
yang membacanya dengan ikhlash dan mengharap ridha Allah Taala, akan
dibangunkan baginya rumah di surga, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam
bersabda yang artinya: “Barang siapa yang masuk ke pasar dan berkata :
“Tiada tuhan yang berhak disembah melaikan
hanya Allah yang esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan,
bagi-Nya segala pujian, Dia yang menghidupkan dan Dia yang mematikan, dan Dia
Maha Hidup, tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu”.
Maka
Allah akan menuliskan baginya seribu dikali seribu kebaikan, dihapuskan darinya
seribu kali seribu dosa, dan diangkat untuknya seribu kali seribu derajat
(yakni satu juta), dan Allah akan membangunkan baginya rumah di
surga“. (HR
Ahmad, Tirmidzi, dihasankan oleh Albani –Shahihul Jami’ no : 6231).
Mungkin
kita berfikir amalan ini mudah dan ganjarannya begitu dahsyat, tapi ingat
betapa seringnya sebagian dari kita tidak membacanya???
Karena
setan-setan penjaga pasar tidak akan pernah lupa untuk membuat kita lupa
melakukannya.
Dan
sebagai catatan, hadits di atas bukanlah anjuran agar banyak-banyak ke pasar,
karena pasar tetap sebagai tempat yang paling dibenci oleh Allah, namun kalau
kita harus ke pasar, jangan lupa membaca doa di atas.!!!
6-
Tinggalkan kebiasaan berdusta, walaupun hanya bergurau.
Berbohong
untuk menyegarkan suasana bersama, sering kali menjadi opsi sebagian orang,
padahal yang namanya berbohong tetaplah tidak boleh. Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Aku
menjamin sebuah rumah di tengah-tengah surga, bagi yang meninggalkan dusta, walaupun hanya
bergurau”. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Shihihah no:273).
Sudah
saatnya kita berhati-hati dalam berbicara, walaupun dalam kondisi bersenda
gurau.
7-
Meninggalkan perdebatan walaupun merasa pendapatnya adalah yang benar.
Manusia
memiliki instink untuk mempertahankan pendapatnya dan menunjukkan eksistensi
dirinya, apalagi dalam kondisi-kondisi spesial, dan Nabi shallallahu ‘alahi wa
sallam menjaminkan sebuah rumah di bagian pingiran
surga, bagi yang meninggalkan berbantah-bantahan walaupun pendapatnya yang
benar.
Khususnya
dalam urusan-urusan dunia, demi menjaga perasaan saudara sesama muslim, apalagi
kalau itu di antara suami istri yang kerap kali berbantah-bantahan dalam urusan
sepele, sehingga terjadi keributan yang berkepanjangan di antara mereka. Maka
meninggalkannya walaupun pendapat kita yang benar adalah suatu kemuliaan.
Mungkin kita pernah mendengar orang menyebutkan (Yang waras ngalah), ini adalah
benar adanya.
Sebuah rumah di surga telah dijaminkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam
bagi mereka.(HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Albani dalam Shohih
Targhim 3/6)
Disebutkan
Bahwa Nabi Dawud berpesan kepada putranya, “Wahai anakku! Jauhilah perdebatan.
Sesungguhnya ia itu manfaatnya sedikit, dan ia menyulut permusuhan di antara
sesama saudara”. (Faidhul Qadir, al Munawi 5/5).
8-
Menutup celah di antara Shaf Shalat.
Bila
kita mendapat celah di antara Shaf shalat, seperti yang banyak kita dapati di
negeri kita, seakan-akan setiap orang memiliki kekuasaan masing-masing,
sehingga saling berjauhan shaffnya, maka tutuplah celah itu, sambunglah shaf
itu, Allah akan membangunkan rumah di surga bagi yang melakukannya.
Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang menutup celah di Shaff
niscaya Allah akan mengakat baginya satu derajatdan membangunkan
untuknya rumah di surga“. (HR.Thabrani, dishahikan Albani, Shohihah no: 1892).
9-
Berhijrah.
Berhijrah
yakni berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam, dari tempat yang tidak bisa
ditegakkan syiar-syiar Islam ke tempat yang dapat diteegakknya syiar-syiar
Islam, dan Hijrah adalah suatu kewajiban yang berlanjut sampai hari Kiamat. Di
balik kewajiban ini ada suatu keutamaan yang Allah janjikan, Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Aku menjaminkan sebuah rumah di bagian pingiran surga, bagi yang beriman
kepadaku dan masuk Islam serta berhijrah“. (HR Nasai, Shohih Jami’ no: 1465)
10-
Berjihad di jalan Allah ta’ala.
Para mujahidin
di jalan Allah mendapatkan tiga buah rumah: di pingiran surga, di tengah surga
dan di tempat tertinggi di surga, sebagaimana hal itu disabdakan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadist Fudhalah bin Ubaid ((HR Nasai,
Shohih Jami’ no: 1465).
Tiga
rumah spesial ini dikhususkan bagi mereka yang benar-benar berjuang untuk
menegakkan kalimat Allah ta’ala di muka bumi.
11-
Husnul Khuluq
Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Aku menjaminkan sebuah
rumah di tempat yang tertinggi di surga, bagi yang akhlaknya mulia”. (HR Abu Dawud, Tirmidzi,
dihasankan Albani, Shohihul Jami’ no: 1463).
Inilah
beberapa opsi bagi yang ingin memiliki rumah di surga kelak, rumah yang tiada
duka, tiada susah, tiada gundah, namun waktu membangunnya adalah tatkala kita
berada di rumah yang penuh dengan duka dan gundah, di dunia ini.
Semoga
Allah memudahkannya untuk semua…. Amiin ! [Selesai]
Alhamdulillah
penjelasan lengkap dari artikel diatas telah disampaikan Ustadz
Syafiq Basalamah, MA di Masjid Ar-Rahmat Slipi, Jakarta Barat pada hari
Sabtu, 26 Mei 2012 kemarin.
Untuk
mendengarkan materi kajiannya, silahkan download pada link berikut:
Atau
download dalam format mp3.zip Disini
Semoga
bermanfaat!
Artikel: stdiis.ac.id publikas kembali oleh Moslemsunnah.Wordpress.com/blog
abu umamah
Footnote:
0 komentar:
Posting Komentar