RASULULLAH shallallahu ‘alahi wa sallam
menganjurkan kepada Ummu Habibah, yang tatkala itu meminta panjang umur agar
berdo’a yang lebih baik dan mulia yaitu berdo’a agar dijauhkan dari siksa kubur
dan dari adzab Neraka. (HR. Muslim, Kitab al Qadr, Bab Bayan
Annal Aajal wal Arzaaq Wa Ghairaha La Tazied Wa La Tanqush ‘Amma Sabaq Bihil
Qadr, no: 33)
Berdasarkan hadits Ummu Habibah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, “Ya Allah, panjangkanlah (umurku) dengan suamiku Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan dengan ayahku Abu Sufyan, dan dengan
saudaraku Mu’awiyah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Engkau
telah meminta kepada Allah ajal yang telah pasti, dan rezeki yang telah dibagi.
Seandainya engkau meminta kepada Allah untuk memasukkanmu ke dalam jannah dan
menyelamatkanmu dari neraka (maka itulah yang lebih baik).”
Beliau menunjukkan untuk Ummu Habibah r.a apa yang lebih
afdhal. Sekalipun boleh untuk meminta panjang umur. Kalaupun memohon kepada
Allah agar kita dipanjangkan umur, iringi dengan permohonan bertambahnya segala
kebaikan dan ketaatan kepada Allah.
Padahal jika saja kita mau berfikir sejenak dengan tidak
disertai keinginan/nafsu dan pemikiran kita, apakah sudah dapat dipastikan
dengan panjangnya umur, kita akan taat kepada-Nya? Idealnya memang harus, namun
bagaimana jika sebaliknya?
Kita bisa melihat perumpamaan yang Allah katakan dalam
beberapa ayat Al-Qur’an, “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka,
seloba-loba manusia kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari
orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin, agar diberi umur seribu tahun,
padahal umur panjang itu, sekali-kali tidak akan menjauhkan dari siksa. Allah
Maha Mengetahui, apa yang mereka kerjakan.” – (QS.2:96)
” Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun, dan tidak dapat (pula) memajukan-nya.” –
(QS.7:34).
” Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur
seorang yang berumur panjang, dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan
(sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu
bagi Allah adalah mudah.” (QS. 35:11).
Yang paling penting adalah, memohonlah
keberkahan umur kita, tidak mensia-siakan waktu untuk bersegera melakukan
ketaatan dan amalan baik. Semoga kita dipanggil-NYA dalam keadaan baik, karena
selalu menjauhi dan menjaga diri dari perbuatan yang Allah murkai, masih
dibangunkan di hari ini adalah salah satu sarananya .. untuk lebih dekat dengan
Allah, dan melayakkan diri untuk menjadi bagian dari ahli surga, aamiin. []
https://www.islampos.com
0 komentar:
Posting Komentar