Saudariku
sekalian yang semoga senantiasa dirahmati Allah Ta’ala,
Al-Qur’an, Kalamullah,
memiliki beberapa sifat yang teramat agung. Adanya banyak sifat dan nama bagi
Al-Quran, menunjukkan betapa mulianya kitab Allah ini. Dan kita bisa semakin
mencintai sesuatu, ketika kita mengenal sifat-sifatnya. Karena itu, untuk
menanamkan rasa cinta kita kepada Al-Quran, selayaknya kita mengenal beberapa
sifatnya.
Berikut
diantara sifat-sifat itu,
Al-Quran adalah Ash-Shirath
Al-Mustaqim (jalan lurus)
Yakni,
Al-Qur’an adalah jalan lurus yang mengantarkan orang yang senantiasa membaca
dan mengamalkannya kepada surga yang penuh kenikmatan. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
فَاتَّبِعُوهُ
“Dan sungguh,
inilah jalan–Ku yang lurus, maka ikutilah!.” (QS.
Al-An’am: 153).
Al-Quran adalah Al–Hablul Matin
Yakni,
Al-Qur’an adalah tali yang sangat kokoh, barang siapa yang berpegang teguh
dengannya dan melaziminya, maka ia akan berhasil dan ditunjukkan kepada jalan
yang lurus. Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا
“Maka berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali
(agama) Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 103).
Al-Quran adalah Al-Mizan
Yakni,
Al-Qur’an merupakan timbangan, yang merupakan pemutus dan sebagai tempat
mengajukan hukum. Allah Ta’ala berfirman,
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ
“Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada
Allah dan Rasul.”(QS. An Nisa’: 59).
“Kembali
kepada Allah” maknanya adalah kembali kepada Al-Qur’an, sedangkan “kembali
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”
adalah kembali kepada As-Sunnah.
Al-Quran adalah Al–‘Urwatul Wutsqa
Yakni,
Al-Qur’an adalah tali yang sangat kuat. Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala,
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ
الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ
اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan dalam
(menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antarajalan yang benar dengan jalan
yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sungguh dia telah berpegang
(teguh) pada tali yang sangat kuat,
yang tidak akan putus.
Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 256).
Al-Quran adalah An-Nural Mubin
Yakni,
Al-Qur’an merupakan kitab yang diturunkan sebagai cahaya yang terang benderang.
Al-Qur’an disifati sebagai cahaya, yakni cahaya yang terang dan sangat jelas.
Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُم
بُرْهَانٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينً
“Wahai manusia!
Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad
dengan mukjizatnya), dan telah
Kami turunkan kepadamu cahaya
yang terang benderang.” (QS.
An-Nisa’: 174).
Dan
sebagaimana pula dalam firman Allah Jalla wa
‘Ala,
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا
مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن
جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ
لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad) ruh (Al–Qur’an) dengan perintah Kami.Sebelumnya engkau tidak
mengetahui apakah kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan
Al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami
kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing
(manusia) kepada jalan yang lurus.” (QS.
Asy-Syura: 52).
Al-Quran adalah Al–Huda
Yakni,
Al-Qur’an merupakan petunjuk. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي
هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ
أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sungguh, Al–Qur’an
ini memberi petunjuk ke
(jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembirakepada
orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala
yang besar.”(QS. Al-Isra’: 9).
Dan
Allah Jalla wa
‘Ala juga berfirman,
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا
لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan Al–Kitab (Al–Qur’an)
kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu,
sebagaipetunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang yang berserah diri (muslim).” (QS.
An-Nahl: 89).
Al-Quran adalah Asy–Syifa’
Yakni,
Al-Qur’an adalah penyembuh, dimana Al-Qur’an merupakan obat bagi berbagai
penyakit hati. Allah Jalla wa
‘Ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم
مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai manusia!
Sungguh telah dating kepadamu pelajaran
(Al–Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagipenyakit
yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi
orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57).
Demikian
pula, Allah Jalla wa ‘Ala berfirman di
ayat lainnya,
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا
لَّقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ
لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“Dan sekiranya Al–Qur’an Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa
Arab niscayamereka mengatakan, ‘Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?’ Apakah patut
(Al–Qur’an) dalam bahasaselain bahasa
Arab sedang (Rasul) orang Arab? Katakanlah, “Al–Qur’an adalah petunjuk dan penyembuhbagi
orang-orang yang beriman.” (QS. Fussilat: 44).
Namun
berkah Al-Qur’an sebagai obat dan penyembuh berbagai macam penyakit hati hanya
bisa diperoleh oleh mereka yang mengimani serta mengamalkan hukum-hukum
Al-Qur’an, bukan mereka yang membacanya namun lalai darinya.
Disamping
itu, Al-Qur’an juga merupakan obat bagi penyakit-penyakit fisik maupun penyakit
akibat gangguan jin, sebagaimana yang telah kita ketahui melalui hadits-hadits
tentang ruqyah.
Tentunya
sifat-sifat ini tidaklah kita ketahui sebagai nama belaka. Namun di dalamnya
terkandung pelajaran dan motivasi bagi kita untuk terus membaca, mempelajari,
mengimani, dan mengamalkan isi Al-Qur’an sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu
‘alahi wa sallam, agar kita dapat memperoleh buah dari sifat-sifat
Al-Qur’an tersebut.
Maka,
maukah kita mengambil pelajaran?
—–
Artikel muslimah.or.id
Maraji’:
- Al Qur’an dan Terjemahnya.
Departemen Agama RI.
- Al–Washiyyah bi Kitaabillaahi ‘Azza wa Jalla. SyaikhAbdurrazzaq
bin Abdul Muhsin Al-Badr. Cet. I. 1433 H.
0 komentar:
Posting Komentar