TAFSIR SURAT AL-ZALZALAH (Kegoncangan) [1]
Surat Madaniyyah, Surat ke-99: 8 ayat
Surat Al Zalzalah - ahmad saud
Powered by mp3skull.com
At-Tirmidzi
meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr dia berkata: "Ada seseorang yang
datang kepada Rasulullah seraya berkata,
'Bacakanlah
untukku, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda kepadanya, 'Bacalah tiga kali dari
surat-surat yang memiliki ar-raa.' Kemudian orang itu berkata kepada
beliau, 'Usiaku sudah lanjut, hatiku pun semakin mengeras dan lidahku sudah
kaku.' Beliau bersabda, 'Bacalah dari surat-surat yang memiliki haa miim.'
Kemudian orang itu mengucapkan ungkapan yang sama dengan yang pertama. Beliau
bersabda, 'Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki kata tasbih’. Orang
itu tetap mengatakan seperti ungkapannya yang pertama. Kemudian orang itu
berkata, 'Tetapi bacakanlah untukku, wahai Rasulullah, satu surat yang mencakup.’
Kemudian beliau
membacakan untuknya: 'Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangannya,'
sehingga ketika beliau selesai membaca surat itu, orang tersebut berkata, 'Demi
Rabb yang mengutusmu dengan kebenaran sebagai seorang Nabi, aku tidak akan
memberi tambahan padanya untuk selamanya.' Kemudian orang itu pun berbalik,
lalu Rasulullah bersabda, 'Beruntunglah orang itu, beruntunglah orang
itu.'"
Kemudian
dia mengatakan: "Lalu orang itu mendatangi beliau, maka beliau berkata
kepadanya: 'Aku diperintahkan pada hari raya 'Idul Adh-ha untuk menjadikannya
sebagai hari raya untuk ummat ini.'" Lalu orang itu berkata kepada beliau,
"Bagaimana pendapatmu jika aku tidak mendapati kecuali hanya domba betina,
apakah aku boleh berkurban dengannya?" Beliau menjawab, "Tetapi
hendaklah engkau memotong rambutmu, memotong kukumu, mencukur kumismu, dan
mencukur bulu kemaluanmu. Yang demikian itu merupakan kesempurnaan kurbanmu di
sisi Allah Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i. [2]
1.Apabila
bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),
2.dan
bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3.dan
manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?"
4.Pada
hari itu bumi menceritakan beritanya,
5.karena
sesungguhnya Rabb-mu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.
6.Pada
hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
7.Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melibat (balasan)nya.
8.Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melibat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah [99]: 1-8)
Ibnu
'Abbas mengatakan, "Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangannya," yakni bergerak dari bawahnya.
"Dan
bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya." yakni, bumi akan melemparkan
isi perutnya yang terdiri dari mayat-mayat. Demikian yang dikatakan oleh lebih
dari satu orang ulama Salaf.
Di
dalam kitab Shahihnya
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah bersabda:
“Bumi akan memuntahkan
bagian-bagian yang terdapat di dalam perutnya yang besar, seperti tiang-tiang yang terbuat dari emas dan perak.
Lalu seorang pembunuh akan datang seraya mengatakan
dalam
hal ini, 'Aku telah membunuh’. Kemudian seorang pemutus silaturahmi datang dan berkata
dalam kesempatan ini, 'Aku telah memutus hubungan kekerabatanku.' Selanjutnya,
seorang pencuri datang dan berkata mengenai hal ini, 'Aku telah memotong
tanganku.' Kemudian dia meninggalkannya dan tidak mengambil sesuatu pun
darinya."
Dan
firman Allah "Dan manusia
bertanya, 'Mengapa bumi (jadi begini)?" Yakni, dia menolak kejadian
yang dialami bumi setelah sebelumnya dalam keadaan bulat, tenang dan permanen.
Di mana bumi ini berdiri tegak di atas punggungnya. Artinya, keadaannya
berbalik total, di mana bumi ini menjadi bergerak dan berguncang keras. Sebab,
telah datang perintah dari Allah Ta'ala untuk menimpakan goncangan yang telah
disiapkan baginya, yang tidak ada tempat berlindung baginya dari goncangan
tersebut. Kemudian bumi akan mengeluarkan semua yang ada di dalam perutnya,
yang terdiri dari mayat-mayat dari orang-orang terdahulu dan orang-orang yang
hidup terakhir. Dan pada saat itulah ada orang-orang yang mengingkari kejadian
itu dan menukar bumi selain bumi dan langit yang ada dan mereka pun menampakkan
diri kepada Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa.
Firman
Allah Ta'ala, "Pada hari itu bumi menceritakan beritanya."
Maksudnya, membicarakan apa yang telah dikerjakan oleh orang-orang yang berada
di atasnya. Imam Ahmad meriwayatkan, Ibrahim memberitahu kami, Ibnul Mubarak
memberitahu kami, [begitu pula] at-Tirmidzi, Abu 'Abdirrahman an-Nasa-i dan
lafazh ini miliknya dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah membaca
ayat ini: 'Pada
hari itu bumi menceritakan beritanya,’ beliau bertanya, 'Apakah'kalian mengetahui apa berita
yang disampaikannya?' Mereka menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya beritanya adalah dia bersaksi bagi
setiap hamba, laki-laki maupun perempuan atas apa yang telah mereka lakukan di
atasnya. Dia akan mengatakan, 'Dia mengerjakan ini dan itu, pada hari ini dan
itu.' Demikian itulah beritanya.'" Kemudian at-Tirmidzi mengatakan:
"Ini merupakan hadits hasan
shahih gharib"
Firman
Allah Ta'ala, "Karena sesungguhnya Rabb-mu telah memerintahkan (yang
demikian itu) kepadanya,” Imam al-Bukhari mengatakan, "Kata auhaa laha,
auhaa ilaihaa, wahaa lahaa, dan wahaa ilaihaa adalah satu (yaitu,
mewahyukan kepadanya)." Demikian pula Ibnu 'Abbas mengatakan. "Auhaa
lahaa adalah sama dengan auhaa ilaihaa." Secara lahiriah,
kandungan ini bermakna memberikan izin kepada bumi.
Syabib
bin Bisyr meriwayatkan dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, "Pada
hari itu bumi menceritakan beritanya," dia mengatakan, "Rabb-nya berkata kepadanya, 'Katakanlah,'
maka bumi itu pun berkata." Mujahid mengatakan, 'Auhaa lahaa
maksudnya, Allah memerintahkannya.' Al-Qurazhi mengatakan, "Allah,
memerintahkannya untuk membelah diri."
Dan
firman Allah Ta'ala: "Pada
hari itu bumi menceritakan beritanya." Maksudnya, mereka menentang terhadap keberadaan hisab
dalam wujud yang beragam, yakni macam dan golongan dalam hal mendapatkan
kesengsaraan dan kebahagiaan. Ada yang diperintahkan supaya masuk Surga. Dan
ada pula yang diperintahkan masuk Neraka.
Firman
Allah Ta'ala: "Supaya
diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka." Maksudnya, supaya mereka
mengetahui dan diberi balasan atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia,
baik dalam bentuk kebaikan maupun keburukan. Oleh karena itu Dia berfirman:
"Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrab pun, niscaya dia akan melihat
(balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrab pun,
niscaya dia akan meliliat balasannya pula." Imam al-Bukhan meriwayatkan dan
Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:
"Kuda itu untuk tiga orang.
Bagi seseorang kuda itu akan menjadi pahala, bagi seorang lagi akan menjadi satar
(penutup), dan bagi seorang yang lainnya akan menjadi dosa. Adapun orang yang
mendapatkan pahala adalah orang yang mengikat kuda itu di jalan Allah, lalu dia
membiarkannya di tempat penggembalaan atau taman dalam waktu yang lama, maka
apa yang terjadi selama masa penggembalaannya di tempat penggembalaan dan taman
itu, maka ia menjadi kebaikan baginya. Dan jika dia menghentikan masa
penggembalaannya lalu kuda itu melangkah satu atau dua langkah, maka jejak kaki
dan juga kotorannya akan menjadi kebaikan baginya. Dan jika kuda itu
menyeberangi sungai lalu ia minum air dari sungai tersebut, maka yang demikian
itu menjadi kebaikan baginya, dan kuda itu pun bagi orang tersebut adalah
pahala. Dan orang yang mengikat kuda itu karena untuk memperkaya diri dan demi
kehormatan diri tetapi dia tidak lupa hak Allah dalam pemeliharaannya, maka
kuda itu akan menjadi satar baginya. Serta orang yang mengikatnya
karena perasaan bangga dan riya', maka ia hanya akan menjadi dosa
baginya."
Kemudian
Rasulullah ditanya tentang keledai, maka
beliau bersabda:
“Allah
tidak menurunkan sedikitpun mengenainya melainkan ayat yang mantap dan mencakup
ini: 'Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat
dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. “
Diriwayatkan oleh Muslim.
2.Di
sini penulis menyebutkan beberapa hadits yang diriwayatkan secara tersendiri
oleh at-Tirmidzi yang menunjukkan bahwa idzaa zulzilat (surat
al-Zalzalah) menyamai seperempat al-Qur-an atau setengahnya. Wallaahu a'lam.
(Sumber: www.ibnumajjah.wordpress.com)
0 komentar:
Posting Komentar