Segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Sangat bagus sekali jika kita merenungkan sebuah ayat
dalam Al Qur'an tepatnya dalam surat Al Mu'min (disebut pula surat Ghofir).
Ayat tersebut menyebutkan bahwa masing-masing kita akan menjalani kematian
sebanyak dua kali dan kehidupan sebanyak dua kali. Apa yang dimaksud dengan hal
tersebut? Simak tulisan berikut.
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang
kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat): "Sesungguhnya kebencian
Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena
kamu diseru untuk beriman lalu kamu kafir". Mereka menjawab: "Ya
Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali
dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa
kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?"
(QS. Al Mu’min [40]: 11)
Apa
yang dimaksud mati dua kali dan hidup dua kali dalam ayat di atas?
Perlu diketahui bahwa ayat ini serupa dengan ayat,
“Mengapa kamu
kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu,
kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah
kamu dikembalikan?” (QS. Al Baqarah [2]: 28)
Penjelasan
Ulama
Yang dimaksud dengan ayat ini ada beberapa pendapat di
kalangan ulama. Penafsiran yang dianggap kuat oleh Ibnul Jauzi sebagai berikut:
Kematian pertama adalah ketika dalam bentuk nuthfah (air
mani), ‘alaqoh (segumpal darah) dan mudgoh (sekerat daging). Selanjutnya adalah
dihidupkan dalam rahim. Lalu dimatikan lagi setelah hidup di dunia. Lalu akan
dihidupkan lagi ketika dibangkitkan pada hari kiamat.
Penafsiran semacam ini dipilih oleh Ibnu ‘Abbas, Qotadah,
Muqotil, Al Faro’, Tsa’lab, Az Zujaj, Ibnu Qutaibah, dan Ibnul ‘Ambari. (Lihat
Zaadul Masiir, 1/39, Mawqi’ At Tafasir)
Asy Syaukani memberikan penjelasan sedikit berbeda.
Beliau rahimahullah mengatakan,
Yang dimaksud dulu kalian dalam keadaan mati adalah waktu
sebelum dicipta (belum ada). Karena boleh saja kita mengatakan mati pada
sesuatu yang belum ada karena sama-sama tidak memiliki indera.
Kemudian yang dimaksud kalian lalu dihidupkan adalah
ketika diciptakan menjadi makhluk.
Selanjutnya yang dimaksud kalian dimatikan kedua kalinya
adalah ketika ajal kalian itu datang (dan dimasukkan dalam kubur).
Lalu yang dimaksudkan kalian dihidupkan kedua
kalianya adalah ketika hari kiamat saat dibangkitkan.
Yang menafsirkan seperti ini adalah mayoritas sahabat dan
ulama setelahnya. Ibnu ‘Athiyah mengatakan bahwa penjelasan ini adalah
penafsiran yang dimaksudkan dalam ayat. (Fathul Qodir, 1/62, Mawqi’ Al Islam)
Adh Dhohak menyebutkan perkataan Ibnu ‘Abbas mengenai
surat Al Mu’min ayat 11, Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Dulu kalian berasal dari tanah
sebelum diciptakan. Inilah kematian pertama. Lalu kalian dihidupkan dan
diciptakan. Inilah kehidupan pertama. Kemudian kalian dimatikan
kembali dan masuk ke alam kubur. Inilah kematian kedua. Kemudian nanti kalian akan
dibangkitkan pada hari kiamat. Inilah kehidupan kedua. Itulah dua kematian dan dua
kehidupan.” Hal ini sama maknanya dengan surat Al Baqarah ayat 28.
Penafsiran semacam ini diriwayatkan dari As Sudi dengan
sanadnya, dari Abu Malik, dari Abu Sholih, dari Ibnu ‘Abbas; juga diriwayatkan
dari Murroh, dari Ibnu Mas’ud dan dari beberapa sahabat. Begitu pula
diriwayatkan dari Abul ‘Aliyah, Al Hasan Al Bashri, Mujahid, Qotadah, Abu
Sholihk, Adh Dhohak, ‘Atho’ Al Khurasani semacam ini pula. (Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, Ibnu Katsir, 1/331-332, Muassasah Al Qurthubah)
Renungan
Penjelasan ini menunjukkan bahwa kita akan mengalami
kematian kedua yang entah kapan datangnya dan di mana datangnya. Kita pun
dengan yakin akan menghadapi kehidupan kedua saat dibangkitkan. Sedangkan
kematian pertama sudah kita lalui. Adapun kehidupan pertama sedang kita jalani
saat ini.
Sungguh ayat-ayat berikut bisa sebagai renungan berharga.
Allah Ta’ala berfirman,
“Katakanlah: "Sesungguhnya
kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan".” (QS. Al Jumu’ah [62] : 8)
Kematian akan tetap menghampiri seseorang, walaupun dia
berusaha bersembunyi di dalam benteng yang kokoh. Allah Ta’ala berfirman,
“Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh.” (QS. An Nisa’ [4] : 78)
Jadi, kematian (maut) adalah benar adanya.
“Dan datanglah sakaratul maut
dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.”
(QS. Qaaf [50] : 19)
Manfaatkanlah umur yang Allah berikan dengan
sebaik-baiknya, janganlah sia-siakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Ambillah lima perkara sebelum lima
perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum
datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa
luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At
Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh
Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan,
“Cukuplah kematian sebagai
peringatan (berharga).” (Diriwayatakan oleh Al Baihaqi dalam Az Zuhd)
Dengan ingat akan mati, seseorang akan bersegera beramal
dan tidak panjang angan-angan. Semoga risalah singkat ini bisa sebagai
pengingat yang berharga. (Artikel www.rumaysho.com)
0 komentar:
Posting Komentar