Kematian adalah sebuah ketetapan bagi setiap manusia yang
sedang hidup di dunia.Bahkan lebih dari itu, setiap manusia telah ditetapkan
apakah dirinya akan mati di atas kebaikan (husnul khatimah) ataukah di atas
keburukan (su’ul khatimah).Semua itu adalah ketetapan yang tidak ada seorang
pun sanggup mengelaknya.
Namun bukan urusan manusia untuk bertanya “mengapa aku
ditakdirkan demikian ?” Urusan mereka adalah belajar ilmu agama, berusaha
menempuh sebab-sebab meraih husnul khatimah sekaligus meninggalkan sebab-sebab
su’ul khatimah dan mengembalikan urusan dirinya kepada Allah Ta’ala.
Untuk itu sangat penting untuk kita membaca dan merenungi
hal-hal berikut ini :
Tanda-tanda
Husnul Khatimah
Tanda-tanda husnul khatimah itu cukup banyak.Para ulama
telah mengkaji hal itu berdasar dalil-dalil syar’i.Diantara yang dapat kita
sebutkan adalah :
1) Mengucapkan Laa ilaaha illallaah ketika
akan meninggal dunia.
Hal ini berdasar hadits yang artinya : “Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa ilaaha illallaah maka
dia akan masuk surga”.(HR.Abu Dawud dan dishahihkan asy-Syaikh al-Albani)
2) Meninggal dunia dengan keringat di
keningnya.
Nabi Shallallahu ’alaihi Wasallam bersabda (artinya) : “Seorang mukmin itu meninggal dunia dengan
keringat pada keningnya”.(HR.an-Nasa’i yang dishahihkan asy-Syaikh
al-Albani dan asy-Syaikh Muqbil)
3) Meninggal dunia di hari Jum’at atau malam
Jum’at.
Berita ini disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
Wasallam yang artinya : “Tidaklah seorang
muslim yang meninggal dunia di hari Jum’at atau malam Jum’at, melainkan Allah
akan selamatkan dirinya dari fitnah kubur”.(Dishahihkan atau dihasankan
oleh asy-Syaikh al-Albani dengan beberapa riwayat pendukungnya)
4) Meninggal dunia karena perang di jalan
Allah, sakit tha’un, sakit perut, tenggelam dan tertimpa reruntuhan.
Nabi kita telah mengabarkan (artinya) : “Para syuhada’ itu ada 5 : Orang yang
terkena sakit tha’un, sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan dan gugur di
jalan Allah”.(HR.al-Bukhari dan Muslim)
5) Wanita yang meninggal dunia karena
melahirkan bayinya.
Tatkala Nabi menyebutkan beberapa orang yang mati syahid,
beliau bersabda (artinya) : “…dan wanita
yang meninggal dunia karena bayi yang dikandungnya adalah syahid.Sang bayi akan
menarik ibunya ke surga dengan plasentanya”.(Dishahihkan asy-Syaikh
al-Albani)
6) Meninggal dunia di atas amalan shalih.
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (artinya) : “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaaha
illallaah dengan mengharap wajah Allah dan hidupnya ditutup dengan itu, maka ia
akan masuk surga.Barangsiapa berpuasa sehari dengan mengharap wajah Allah dan
hidupnya ditutup dengan itu, maka ia akan masuk surga.Barangsiapa bersedekah
dengan mengharap wajah Allah dan hidupnya ditutup dengan itu, maka ia akan
masuk surga”.(Dishahihkan asy-Syaikh al-Albani)
Namun apabila salah satu dari tanda-tanda ini dan
tanda-tanda husnul khatimah yang lainnya
ada pada seseorang, maka kita sama sekali tidak dapat memastikan bahwa orang
tersebut adalah penduduk surga.Hanya saja dengan adanya tanda itu, kita
bergembira dan berharap agar orang tersebut termasuk penduduk surga.Demikian
pula, kita sama sekali tidak dapat memastikan bahwa seseorang yang meninggal
dunia tanpa ada salah satu dari tanda-tanda tadi bukanlah orang yang shalih
atau baik.Kepastian seseorang itu menjadi penduduk surga adalah perkara ghaib
yang hanya diketahui oleh Allah saja.
Sebab-sebab
Meraih Husnul Khatimah
Diantara sebab-sebab yang seseorang dapat meraih husnul
khatimah adalah :
1) Konsisten di
atas ketaatan kepada Allah dan pondasi ketaatan adalah menauhidkan Allah ‘Azza
Wa Jalla dalam segala bentuk peribadatan.
2) Menjauhi
segala bentuk kemaksiatan dan puncak kemaksiatan adalah kesyirikan kepada Allah
Jalla Wa ‘Alaa dalam peribadatan.
3) Benar-benar
bertaubat dengan segera dari segala bentuk kemaksiatan.Terlebih kematian itu
datang dengan tiba-tiba.
4)
Bersungguh-sungguh memohon kepada Allah Ta’ala agar mewafatkan dirinya
di atas iman dan takwa.
5) Benar-benar
berupaya semaksimal mungkin untuk membenahi lahir dan batinnya.Sesungguhnya
Allah akan memberikan taufik kepada seseorang yang berupaya baik dan Dia akan
menutup hidupnya di atas kebaikan tersebut.
Tanda-tanda
Su’ul Khatimah
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa
seseorang dituntun untuk mengucapkan Laa ilaaha illallaah.Ternyata dirinya
mengatakan : “Apa yang dapat
menyelamatkan diriku dalam keadaan aku tidak merasa menunaikan shalat sekalipun
karena Allah ?!”Akhirnya orang tersebut tidak mengucapkan Laa ilaaha illallaah
(Disadur dari al-Jawabul Kafi Pasal ke-47))
Al-Hafizh adz-Dzahabi rahimahullah menyebutkan ucapan
al-Imam Mujahid bahwa ada seseorang dari kalangan pemain catur yang akan
mati.Dia dituntun untuk mengucapkan Laa ilaaha illallaah.Ternyata dia menukas :
“Sekak”.Maka dia pun mengganti kalimat Laa ilaaha illallaah dengan kata
“sekak”.(Disadur dari al-Kabair, Program Maktabah Syamilah)
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah menyebutkan ucapan
Abdul Aziz bin Abi Rawwad : “Aku pernah
di dekat seseorang yang akan menemui ajalnya dalam keadaan dituntun mengucapkan
Laa ilaaha illallaah.Ternyata akhir ucapannya, dia mengingkarinya dan mati
dalam keadaan seperti itu.Aku pun bertanya tentang orang tersebut.Ternyata dia
adalah peminum khamr”.(Jami’ul Ulum Wal Hikam hadits ke-4)
Kisah-kisah yang disebutkan para ulama ini memberikan
pelajaran bahwa enggannya seseorang mengucapkan Laa ilaaha illallaah di akhir hidupnya
atau ketika itu justru mengucapkan kebiasaan buruknya semasa hidup, merupakan
salah satu tanda su’ul khatimah.
Faedah
Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah
pernah ditanya : “Apabila seseorang sedang sakaratul maut dalam keadaan
wajahnya menghitam (kami berlindung kepada Allah dari keadaan itu), maka apakah
(hal itu) menunjukkan sesuatu atau sekedar tanda sakaratul maut dan rasa
kematian ?”
Maka beliau menjawab : “Tidak diragukan bahwa
menghitamnya wajah ketika mati itu bukanlah tanda kebaikan.Bahkan itu merupakan
tanda kejelekan.Hanya saja selama lahiriahnya adalah Islam, maka tetap didoakan
ampunan dan rahmat.Diharapkan pada dirinya kebaikan selama meninggal dunia di
atas tauhid dan Islam.Segala pujian itu hanya milik Allah.Seorang mukmin
kadangkala ditimpa oleh kejelekan dan kemaksiatan.Dirinya meninggal dunia di
atas kejelekan tadi dan tidak bertaubat.Jadilah dirinya dalam bahaya.Kadangkala
dirinya mati dengan membawa dosa zina dan belum bertaubat, dosa durhaka kepada
orang tua, dosa minum khamr dan makan riba.Kadangkala dirinya mati dengan
kemaksiatan yang banyak.Dengan keadaan ini, dirinya berada dalam bahaya.Hanya
saja dirinya tidak kekal di neraka apabila masuk neraka, karena dirinya adalah
seorang muslim yang meninggal dunia di atas tauhid.Kalau seandainya dirinya
masuk neraka, maka tidak kekal di dalamnya.Dia disiksa sesuai kemaksiatannya
lalu Allah mengeluarkan dirinya dari neraka dan memasukkannya ke
surga.Kadangkala Allah memaafkan dirinya, sebagaimana Allah berfirman (artinya)
: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa di bawah
itu bagi siapa yang Dia kehendaki”.
Sebab-sebab
Su’ul Khatimah
Ada beberapa sebab seseorang mendapatkan su’ul khatimah,
diantaranya :
1) Keyakinan
(aqidah) yang rusak dan kebid’ahan.
Al-‘Allamah Ali bin Muhammad bin Abdil Haq az-Zarwaili
rahimahullah berkata : “Sesungguhnya
ahlul bid’ah yang mati di atas kebid’ahannya akan Allah beri musibah kepadanya
berupa su’ul khatimah”.
2) Kejelekan
yang disembunyikan di balik kebaikan.
Ini adalah sebuah keadaan yang harus diwaspadai oleh
setiap orang yang secara lahiriah berbuat baik.Nabi telah mengingatkan
(artinya) : “Sesungguhnya seseorang
benar-benar berbuat amalan penduduk surga sesuai apa yang tampak di hadapan manusia,
padahal orang tadi adalah penduduk neraka.Sesungguhnya seseorang benar-benar
berbuat amalan penduduk neraka sesuai apa yang tampak di hadapan manusia,
padahal orang tadi adalah penduduk surga”.(HR.al-Bukhari dan Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata : “Lafazh
(“sesuai apa yang tampak di hadapan manusia”) mengisyaratkan bahwa sesuatu yang
tersembunyi itu bisa berbeda dengan apa yang tampak.Su’ul khatimah bisa terjadi
karena sebab tersembunyi yang tidak diketahui oleh manusia.Bisa jadi sebab
tersembunyi itu dari sisi amalan (lain) yang buruk atau semisal itu.Sebab
tersembunyi itu dapat menyebabkan su’ul khatimah ketika kematian akan
datang…”(Jami’ul Ulum Wal Hikam)
Tentu saja keterangan yang disebutkan pada poin ke-2 ini
tidak kemudian menjadikan kita berburuk sangka kepada orang yang lahiriahnya
berbuat baik atau berbaik sangka kepada orang yang lahiriahnya berbuat
kejelekan.Akan tetapi kita menilai seseorang sesuai lahiriahnya hingga tampak
sesuatu yang berbeda dengan lahiriahnya.
3) Terus menerus di atas kemaksiatan dan
menggemarinya.
Apabila seseorang terjerumus ke dalam sebuah kemaksiatan
dan menggemarinya, maka dikhawatirkan dirinya akan mati di atas kemaksiatan
tersebut.Poin ini dan sebelumnya menuntut kita untuk memperbaiki amalan, baik
secara lahir maupun batin.
4) Lebih
memerhatikan kehidupan duniawi dibanding ukhrawi.
Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah Ta’ala
(artinya) : “Sesungguhnya orang-orang
yang tidak berharap pertemuan dengan Kami, ridha dengan kehidupan dunia, merasa
tenang dengan kehidupan tersebut dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat
Kami.Mereka itu tempat kembalinya adalah neraka, disebabkan apa yang selalu
mereka kerjakan”.(Yunus : 7-8)
Wallahu a’lamu bish-Shawab
Sumber : http://daarulihsan.com/320/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar