Bismillah..
Kita sebagai manusia yang mampu berbicara dan mendengar
tentu lebih suka dan memilih perkataan yang lembut dan baik untuk kita
dengarkan daripada kata kata yang keras dan menyakitkan.
Betapa banyak perkataan yang diniatkan untuk suatu
kebaikan tertolak hanya karena tak pandainya kita dalam memilih kata, dan
betapa banyak pula suatu ikatan terputus dikarenakan buruknya kita dalam
berucap.
Amirul mukminin Ali radhiyallohu ‘anhu berkata:
“Siapa
yang lembut tutur katanya, kecintaan kepadanya adalah suatu keharusan.”
Sungguh benar apa yang disampaikan oleh beliau
radhiyallohu ‘anhu, dan banyak bukti yang tak terhitung jumlahnya membenarkan
pernyataan dari sahabat mulia tersebut.
Dan orang yang paling berhak untuk memperhatikan dan
mengambil laba dari perkataan tersebut adalah seorang dai yang menyeru kepada
Alloh, yang demikian halnya dikarenakan lembut dalam bertutur kata dan
menghindari kalimat yang keras memiliki atsar dan bekas yang kuat dalam hati
dan membuat perkataan kita lebih didengarkan, dan dengan hal inilah Alloh
memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun ‘Alaihimassalam ketika mereka diutus
kepada manusia yang paling melampui batas di muka bumi ini, Alloh subhanu wa
ta’ala berfirman:
“maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”(QS.Taha:44)
Dalam ayat tersebut Alloh memberi alasan atas perintahnya
kepada nabi musa dan nabi harun yaitu;
“mudah-mudahan
dia sadar atau takut.”
Ya, karena perkataan yang baik lagi lembut memiliki atsar
dan bekas yang kuat dalam hati manusia, dan dengan kata yang lembut pula
diharapkan mampu melunakkan dan mengetuk hati hati yang tertutup dan menolak
kebenaran.
Dalam ayat yang lain Alloh berfirman kepada Nabi Muhammad
shollallohu ‘alaihi wa salam:
“sekiranya
engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.”
[QS.Ali Imran:159]
Perhatikanlah , jika Nabi Muhamad saja Alloh katakan
sekiranya beliau bersikap keras maka hal tersebut akan mengakibatkan perginya
orang orang-yaitu para sahabat-dari sekitar beliau, lalu bagaimana dengan orang
orang setelah mereka. Tentu lemah lembut lebih dibutuhkan oleh mereka terutama
di zaman ini, zaman dimana kebanyakan orang lebih memperturutkan akal dan hawa
nafsunya.
Ya, memang terkadang dibutuhkan keras dalam beberapa
tempat dan keadaan, namun itu adalah suatu pengecualian, sedangkan pada
dasarnya kita diajarkan untuk memilih kata yang baik lagi lembut dalam setiap
tutur kata kita.
Dan diantara orang yang paling berhak mendapatkan tutur
lembut perkataan kita adalah; kedua orang kita, istri dan anak anak kita,
kemudian orang yang telah berjasa kepada kita, seperti guru dan ustadz kita,
kemudian orang yang lebih tua dari kita dan kepada manusia pada umumnya,
sebagaimana firman Alloh:
“Dan
bertutur katalah yang baik kepada manusia.”(QS.Al Baqoroh: 83)
Maka perintah tersebut mencakup dua hal yaitu :
–
perintah untuk berkata dengan kata kata yang baik
–
dan perintah untuk menyampaikan kata dengan cara yang baik.
Wallohu A’lam.
_______
Referensi: – Mawa’idz Ash Shohabah.
***
Ditulis oleh : Muhammad Sulhan Elbaita
(Mahasiswa Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia.
Alumni PP Hamalatul Qur’an YigyaYogya.
Hamalatulquran.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar