1. Mengenalkan.
Saat yang paling tepat mengenalkan alQuran adalah ketika anak
sudah mulai tertarik dengan buku. Sayang, banyak orangtua yang lebih suka
menyimpan al-Quran di rak lemari paling atas. Sesekali perlihatkanlah al-Quran
kepada anak sebelum mereka mengenal buku buku lain, apalagi buku dengan
gambar-gambar yang lebih menarik.
Mengenalkan al-Quran juga bisa dilakukan dengan mengenalkan
terlebih dulu huruf-huruf hijaiyah; bukan mengajarinya membaca, tetapi sekadar
memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C. D.
Tempelkan gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat
anak;
lengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat,
anak akan terpancing untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh
memperkenalkan huruf-huruf al-Quran.
2. Memperdengarkan.
Memperdengarkan ayat-ayat al-Quran bisa dilakukan secara langsung
atau dengan memutar kaset atau CD.
Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik
pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, insya Allah
memperdengarkan al-Quran akan jauh lebih baik pengaruhnya bagi bayi.
Apalagi jika ibunya yang membacanya sendiri. Ketika membaca
alQuran, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih khusyuk dari tenang.
Kondisi seperti ini akan sangat membantu perkembangan psikologis janin yang ada
dalam kandungan.
Pasalnya, secara teoretis kondisi psikologis ibu tentu akan sangat
berpengaruh pada perkembangan bayi, khususnya perkembangan psikologisnya.
Kondisi stres pada Ibu tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya.
Memperdengarkan al-Qurari bisa dilakukan kapan saja dan dimana
saja; juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa
berbicara, insya Allah lantunan ayat al-Quran itu akan terekam dalam
memorinya. Jangan aneh kalau tiba-tiba si kecil lancar melafalkan surat al-Fatihah, misalnya, begitu dia bisa
berbicara.
Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat alQuran
(surat-surat pendek) kepadanya terbukti memudahkan sang anak menghapalkannya.
3. Menghapalkan.
Menghapalkan al-Quran bisa dimulai sejak anak lancar berbicara.
Mulailah dengan surat
atau ayat yang pendek atau potongan ayat (misalnya fastabiq al-khayrat, hudan
li an-nas, birr al-walidayn, dan sebagainya).
Menghapal bisa dilakukan dengan cara sering-sering membacakan
ayat-ayat tersebut kepada anak. Lalu latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini
dilakukan berulang-ulang sampai anak hapal di luar kepala.
Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar
biasa.
Orangtua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik jika
tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak.
Agar anak lebih mudah mengingat, ayat yang sedang dihapal anak
bisa juga sering dibaca ketika ayah menjadi imam atau ketika naik mobil dalam
perjalanan. Disamping anak tidak mudah lupa, hal itu juga sebagai upaya
membiasakan diri untuk mengisi kesibukan dengan amalan yang bermanfaat. Nabi
saw. bersabda:
Demi Zat Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hapalan Al-Qur'an itu lebih cepat lepasnya daripada seekor unta pada tambatannya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Demi Zat Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hapalan Al-Qur'an itu lebih cepat lepasnya daripada seekor unta pada tambatannya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
4. Membaca
Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitab Allah maka dia.akan
mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat.
Aku tidak mengatakan bahwa alif-lam-mim adalah satu huruf. Akan tetapi, alif
adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf. (HR at-Tirmidzi).
Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada
siapa saja yang biasa membaca al-Quran. Bimbing dan doronglah anak agar
terbiasa membaca al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. Orangtua
penting memberikan contoh.
Jadikanlah membaca al-Quran, utamanya pada pagi hari usai shalat subuh
atau usai shalat magrib, sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Ajaklah
anak-anak yang belum bisa membaca untuk bersama-sama mendengarkan
kakak-kakaknya yang sedang membaca al-Quran. Orangtua mempunyai kewajiban untuk
mengajarkan kaidah-kaidah dan adab membaca al-Quran.
Untuk bisa membaca al-Quran, termasuk mengetahui kaidah-kaidahnya,
sekarang ini tidaklah sulit. Telah banyak metode yang ditawarkan untuk bisa
mudah dan cepat membaca. Ada
metode Iqra, Qiroati dan sebagainya. Metode-metode itu telah terbukti
memudahkan ribuan anak-anak bahkan orangtua untuk mahir membaca al-Quran.
Alangkah baiknya membaca al-Quran ini dilakukan secara
bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orangtua. Ketika seorang anak
membaca, yang lain menyimaknya. Jika anak salah membaca, yang lain bisa
membetulkan. Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan al-Quran
sehingga berkah
5. Menulis.
Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar membaca al-Quran.
Diktekan kepada anak kata-kata tertentu yang mempunyai makna. Dengan begitu,
selain anak bisa menulis, sekaligus anak belajar bahasa Arab. Mulailah dengan
kata-kata pendek. Misalnya, untuk mengenalkan tiga kata alif, ba, dan dal anak
diminta menulis a, ba da (tolong tuliskan Arabnya, ya: a-ba-da) artinya diam;
ba-da-a (yang ini juga) artinya mulai; dan sebagainya.
Sesekali di rumah, coba adakan lomba menulis ayat al-Quran.
Berilah hadiah untuk anak yang paling rapi menulis. Jika anak memiliki kemampuan
yang lebih dalam menulis huruf al-Quran, ia bisa diajari lebih lanjut dengan
mempelajari seni kaligrafi.
Rangkaian huruf menjadi suku kata yang mengandung arti bertujuan
untuk melatih anak dalam memperkaya kosakata, di samping memberikan kesempatan
bagi mereka untuk bertanya tentang setiap kata yang diucapkan serta
mengembangkan cita rasa seni mereka. Jadi, tidak hanya bertujuan mengenalkan
huruf-alQuran semata.
6. Mengkaji.
Ajaklah anak mulai mengkaji isi al-Quran. Ayah bisa memimpinnya
setelah shalat magrib atau subuh. Paling tidak, seminggu sekali kajian
sekeluarga ini dilakukan. Tema yang dingkat bisa saja tema-tema yang ingin
disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau
beberapa hari.
Kajian bersama, dengan merujuk pada satu atau dua ayat al-Quran
ini, sekaligus dapat menjadi sarana tawsiyah untuk seluruh anggota keluarga.
Sekali waktu, tema yang akan dikaji bisa diserahkan kepada anak-anak.
Adakalanya anak diminta untuk memimpin kajian. Orangtua bisa
memberi arahan atau koreksi jika ada hal-hal yang kurang tepat. Cara ini
sekaligus untuk melatih keberanian anak menyampaikan isi al-Quran.
7. Mengamalkan dan memperjuangkan AI-Quran.
AI-Quran tentu tidak hanya untuk dibaca, dihapal dan dikaji.
Justru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan
agar benar-benar dapat menyinari kehidupan manusia.
Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan serta
memperjuangkan al-Quran dan pahala yang akan diraihnya. Insya Allah, hal ini
akan memotivasi anak.
Kepada anak juga bisa diceritakan tentang bagaimana para Sahabat
dulu yang sangat teguh berpegang pada alQuran; ceritakan pula bagaimana mereka
bersama Rasulullah sepanjang hidupnya berjuang agar al-Quran tegak dalam
kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar