Putra seorang kholifah kedua setelah Rasulullah ini adalah seorang yang wara' dan sangat patuh mengikuti sunnah Rasulullah. Beliau lahir 3 tahun setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah dan memeluk agama Islam di Makkah sebelum beliau baligh bersama ayah beliau 'Umar bin Khaththab, ibu dan saudara perempuan beliau yang nantinya menjadi salah satu istri Rasulullah yaitu sayyidah Hafshah. Mengikuti hijrah ke Madinah pada umur beliau yang masih 10 tahun. Ketika perang Badar dan Uhud beliau meminta izin kepada Rasulullah untuk mengikuti perang, namun Rasulullah belum mengizinkan beliau karena umur beliau yang masih tergolong muda meskipun beliau memiliki perawakan tubuh yang besar. Beliau baru diizinkan untuk mengikuti perang ketika perang Khandaq karena umur beliau sudah 15 tahun.
Pada zaman Rasulullah, apabila ada seseorang yang bermimpi maka akan diceritakan kepada Rasulullah untuk mengetahui ta'birnya atau maknanya. Suatu ketika beliau pernah tidur di masjid dan kemudian bermimpi ada 2 Malaikat membawa beliau melihat neraka dan di sana beliau melihat orang-orang yang beliau kenal sehingga membuat beliau berkata "aku berlindung kepada Allah dari neraka, aku berlindung kepada Allah dari neraka" kemudian kedua Malaikat itu bertemu dengan Malaikat lain dan berkata kepada beliau "jangan takut". Setelah mimpi demikian beliau menceritakannya kepada sayyidah Hafshah dan sayyidah Hafshahpun langsung menceritakannya kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah berkata padanya, "Abdullah adalah orang yang beruntung apabila dia melaksanakan shalat malam" dan menurut riwayat dari Salim, diceritakan bahwasanya apabila beliau shalat malam, maka tidaklah akan tidur kecuali hanya sebentar. Hal tersebut adalah salah satu keutamaan beliau dalam hal ibadah dan adapun dalam keilmuan beliau juga unggul karena beliau adalah perowi terbanyak kedua setelah Abu Hurairah yaitu sebanyak 2630 hadits dan adalah sahabat yang paling mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan manasik haji karena seringanya menunaikan ibadah haji.
Kehebatan beliau serta kewara'an beliau membuat para sahabat kagum tiada tara. Di antara kesan-kesan para sahabat untuk beliau adalah sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Thawus: "Aku tidak pernah melihat manusia yang paling wara' selain Ibnu Umar dan tidak pernah melihat manusia yang paling alim kecuali Ibnu 'Abbas". Thawus juga berkata: "Aku tidak pernah melihat shalat seseorang seperti shalatnya Abdullah bin Umar, yang muka, telapak tangan dan kakinya sangat tepat menghadap ka'bah".
Jabir bin Abdullah berkata: "Tidak ada diantara kita yang apabila mengetahui ni'mat dunia kecuali menginginkannya. Namun tidak demikian dengan Abdullah bin 'Umar".
Dari Mujahid diriwayatkan: "Suatu ketika aku menemani Ibnu Umar dan aku sangat ingin berhidmat kepadanya, namun justru Ibnu Umarlah yang lebih banyak berhidmat padaku".
Abdullah bin Umar yang berjuluk Abu Abdurrahman ini meninggal pada tahun 73, dalam riwayat lain tahun 74 pada usia beliau yang 84 tahun atau 87 tahun karena ada besi tombak yang menusuk telapak kaki beliau sehingga menyebabakan sakit selama beberapa hari dan meninggal. Menurut riwayat, yang melakukan hal tersebut adalah al-Hajjaj.
Sebagian bukti kesedihan sahabat akan meninggalnya Ibnu Umar dinyatakan sebagai berikut:
Abu Salamah bin AbdurRahman berkata: "Telah meninggal Ibnu 'Umar yang keutamaannya sama seperti 'Umar. Kalau 'Umar pada zamannya ada yang setara dan sebanding dengannya. Namun Ibnu 'Umar pada zamannya, tidak ada satupun orang yang sebanding dan setara dengannya". Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar