Murottal Surat Al-Qiyamah-Sheikh Abdulwali al-Arkani


AL-QIYAAMAH
(Hari Kiamat)
MUQADDIMAH
Surat Al-Qiyaamah terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Qaari’ah.
Dinamai “Al-Qiyaamah” (hari kiamat) diambil dari perkataan “Al-Qiyaamah” yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pokok-pokok isinya:
Kepastian terjadinya hari kiamat dan huru-hara yang terjadi padanya; jaminan Allah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dalam dada Nabi sehingga Nabi tidak lupa tentang urutan arti dan pembacaannya; celaan Allah kepada orang-orang musyrik yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat; keadaan manusia di waktu sakaratul maut.
سورة القيامة
(HARI KIAMAT) 
Surat ke 75 : 40 ayat
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
HARI KIAMAT DAN HURU HARANYA. 
Kekuasaan Allah menghidupkan manusia seperti semula.
لاَ أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ
1. Aku bersumpah dengan hari kiamat,
وَلاَ أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
2. dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)[1].
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَلَّن نَجْمَعَ عِظَامَهُ
3. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُ
4. Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.
بَلْ يُرِيدُ الْإِنسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ
5. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ
6. Ia bertanya: “Bilakah hari kiamat itu?”
فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ
7. Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),
وَخَسَفَ الْقَمَرُ
8. dan apabila bulan telah hilang cahayanya,
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
9. dan matahari dan bulan dikumpulkan,
يَقُولُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ
10. pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat lari?”
كَلاَّ لاَ وَزَرَ
11. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!
إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
12. Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.
يُنَبَّأُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
13. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.
بَلِ الْإِنسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
14. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri[2],
وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ
15. meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.
Tertib ayat-ayat dan surat-surat dalam Al Qur’an menurut ketentuan Allah.
لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya[3].
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ
17. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasannya.
كَلاَّ بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ
20. Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia,
وَتَذَرُونَ الْآخِرَةَ
21. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ
22. Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.
إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
23. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ
24. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,
تَظُنُّ أَن يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ
25. mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.
Keadaan manusia di saat sakaratul maut.
كَلاَّ إِذَا بَلَغَتْ التَّرَاقِيَ
26. Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan,
وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ
27. dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan?”,
وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ
28. dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),
وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ
29. dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)[4],
إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
30. kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.
فَلاَ صَدَّقَ وَلاَ صَلَّى
31. Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Qur’an) dan tidak mau mengerjakan shalat,
وَلَكِن كَذَّبَ وَتَوَلَّى
32. tetapi ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran),
ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى
33. kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).
أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى
34. Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu,
ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى
35. kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu[5].
Manusia dijadikan Allah tidak dengan sia-sia.
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى
36. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung-jawaban)?
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى
37. Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
38. kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى
39. lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan.
أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَى
40. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?
PENUTUP
Surat Al-Qiyaamah menerangkan tentang hari kiamat, disertai dengan bukti-buktinya dan keadaan pada hari kiamat tersebut.
HUBUNGAN SURAT AL-QIYAAMAH DENGAN SURAT AL-INSAAN:
1.      Surat Al-Qiyaamah diakhiri dengan peringatan kepada manusia akan asal kejadiannya, sedang surat Al-Insaan dimulai pula dengan peringatan tersebut serta memberinya petunjuk akan jalan yang membawa manusia kepada kesempurnaan.
2.      Kedua surat ini sama-sama mencela orang-orang yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat.
3.      Surat Al Qiyaamah menerangkan huru-hara pada hari kiamat dan azab yang dialami orang-orang kafir di waktu itu, sedang surat Al Insaan menerangkan keadaan yang dialami orang-orang yang bertakwa dan berbakti, di akhirat dan di dalam surga nanti.


(1) Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.
(2) Maksud ayat ini ialah, bahwa anggota-anggota badan manusia menjadi saksi terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan seperti tersebut dalam surat An-Nur ayat 24.
(3) Maksudnya: Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril ‘alaihissalam kalimat demi kalimat, sebelum Jibril ‘alaihissalam selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu. 
(4) Karena hebatnya penderitaan di saat akan mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat.
(5) Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang sampai empat kali: pertama di saat ia akan mati, kedua ketika ia dalam kubur, ketiga pada waktu hari berbangkit dan keempat dalam neraka jahannam 

0 komentar:

Posting Komentar

Murottal Quran 30 Juz Sheikh Maahir Al Mu'ayqali

Shalat Tepat Waktu !

KOLEKSI CERAMAH MP 3

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Al Qur'anku

Mushaf Al Qur'an

Jazakumullah Khayran

Daftar Isi

Al Qur'an dan Murotal

TvQuran

Kajian Ilmu Tajwid