Abd Al Muhsin Al-Qasim - Surat Al-Alaq
Powered by mp3skull.com
Powered by mp3skull.com
Dinamakan surat
Iqra’ atau surat Al-Qalam, Makkiyah dan terdiri dari 19 ayat. Di surat ini Nabi
diperintahkan untuk membaca disertai adanya penjelasan tentang kekuasaan Allah
terhadap manusia dan penjelasan sifat-sifatnya. Juga disebutkan keterangan tentang
pembangkangan sebagian menusia dan balasan yang sesuai dengan perbuatan.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
6.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
7. Karena
dia melihat dirinya serba cukup.
8.
Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
9.
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
10.
Seorang hamba ketika mengerjakan shalat,
11.
Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
12. Atau
dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
13. Bagaimana
pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
14.
Tidaklah dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
15.
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami
tarik ubun-ubunnya,
16.
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
17. Maka
Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18. Kelak
kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,
19.
Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah
(dirimu kepada Tuhan).
Makna Mufradat
Arti
|
Mufradat
|
Jamak dari ‘Alaqah artinya
segumpal darah.
Lebih mulia dan
yang mulia.
As-Saf’u artinya
menarik dengan kasar, sedangkan An-Nashiyah artinya rambut di ubun-ubun.
Maksudnya sebagai bentuk penghinaan.
Yang memanggil.
Malaikat yang
ditugaskan untuk mengurusi orang-orang kafir di neraka. Di dalamnya mereka
dimasukkan secara paksa.
Mendekatlah
kepada Tuhanmu melalui ibadah.
|
علق
الأكرم
لنسفعن
بالناصية
ناديه
الزبانية
واقترب
|
Syarah:
Dalam Shahih-nya
Bukhari meriwayatkan dari Aisyah ra. yang artinya demikian, “Wahyu pertama yang
sampai kepada Rasul adalah mimpi yang benar. Beliau tidak pernah bermimpi
kecuali hal itu datang seperti cahaya Shubuh. Setelah itu beliau senang
berkhalwat. Beliau datang ke gua Hira dan menyendiri di sana, beribadah selama
beberapa malam. Yang untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian kembali ke
Khadijah dan membawa bekal serupa. Sampai akhirnya dikejutkan oleh datangnya
wahyu, saat beliau berada di gua Hira. Malaikat datang kepadanya dan berkata,
“Bacalah!” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” lalu Rasulullah saw.
berkata, “Lalu di merangkulku sampai terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata,
‘Bacalah!’ Aku katakan, ‘ Aku tidak bisa membaca.’ Lalu di merangkulku sampai
terasa sesak dan melepaskanku. Ia berkata,
“Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (Al-Hadits).
Dengan demikian
maka awal surat ini menjadi ayat pertama yang turun dalam Al-Qur’an sebagai
rahmat dan petunjuk bagi manusia. Wahyu pertama yang sampai kepada Nabi saw.
adalah perintah membaca dan pembicaraan tentang pena dan ilmu. Tidakkah kaum
Muslimin menjadikan ini sebagai pelajaran lalu menyebarkan ilmu dan mengibarkan
panjinya. Sedangkan Nabi yang ummi ini saja perintah pertama yang harus
dikerjakan adalah membaca dan menyebarkan ilmu. Sementara ayat berikutnya turun
setelah itu. Surat pertama yang turun secara lengkap adalah Al-Fatihah.
Pengertian ringkas
ayat-ayat ini adalah: Agar kamu menjadi orang yang bisa membaca, ya Muhammad.
Setelah tadinya kamu tidak seperti itu. Kemudian bacalah apa yang diwahyukan
kepadamu. Jangan mengira bahwa hal itu tidak mungkin hanya dikarenakan kamu
orang ummi, tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Allah-lah
yang menciptakan alam ini, yang menyempurnakan, menentukan kadarnya, dan
memberi petunjuk. Yang menciptakan manusia sebagai makhluk paling mulia dan
menguasainya serta membedakannya dari yang lain dengan akal, taklif,
dan pandangan jauhnya. Allah swt. menciptakannya dari darah beku yang tidak ada
rasa dan gerak. Setelah itu ia mnejadi manusia sempurna dengan bentuk yang
paling indah. Allah-lah yang menjadikanmu mampu membaca dan memberi ilmu
kepadamu ilmu tentang apa yang tadinya tidak kamu ketahui. Kamu dan kaummu
tadinya tidak mengetahui apa-apa. Allah juga yang mampu menurunkan Al-Qur’an
kepadamu untuk dibacakan kepada manusia dengan pelahan. Yang tadinya kamu tidak
tahu, apa kitab itu dan apa keimanan itu?
Bacalah dengan nama
Tuhanmu, maksudnya dengan kekuasaan-Nya. Nama adalah untuk mengenali jenis dan
Allah dikenali melalui sifat-sifat-Nya. Yang menciptakan semua makhluk dan
menyempurnakan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki-Nya. Dan Allah swt. telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, ya
Muhammad. Dan Tuhanmu lebih mulia dari setiap yang mulia. Karena Allah swt.
yang memberikan kemuliaan dan kedermawanan. Maha Kuasa daripada semua yang ada.
Perintah membaca disampaikan berulang-ulang karena orang biasa perlu
pengulangan termasuk juga Al-Mushtafa Rasulullah saw. Karena Allah
sebagai Dzat yang paling mulia dari semua yang mulia, apa susahnya memberikan
kenikmatan membaca dan menghapal Al-Qur’an kepadamu tanpa sebab-sebab normal.
Silakan baca firman Allah,
“Sesungguhnya
atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya.” (Al-Qiyamah:
17).
“Kami akan
membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa.” (Al-A’la: 6).
Bacalah dengan nama
Tuhanmu yang Maha Mulia dan mengajarkan manusia untuk saling memahami dengan
pena, meski jarak dan masa mereka sangat jauh. Ini merupakan penjelasan tentang
salah satu indikasi kekusaan dan ilmu (manusia).
“Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Allah memberikan
insting dan kemampuan berpikir kepada manusia yang menjadikannya mampu mengkaji
dan mencerna serta mencoba sampai ia mampu menyibak rahasia alam. Dengan
demikian ia dapat menguasai alam dan menundukkannya sesuai dengan yang
diinginkannya.
“Dia-lah Allah,
yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (Al-Baqarah: 29).
“Dan dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya” (Al-Baqarah: 31).
Nampaknya Allah
memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca secara umum dan khususnya membaca
Al-Qur’an. Setelah itu Allah menjelaskan bahwa hal itu sangat mungkin bagi
Allah yang menciptakan semua makhluk dan menciptakan manusia dari segumpal
darah. Dia-lah yang Maha Mulia dan tidak pelit terutama terhadap Rasul-Nya.
Dialah yang mengajarkan manusia dengan pena tentang apa yang belum pernah
diketahuinya.
“Ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Karena dia melihat dirinya
serba cukup. Sesungguhnya Hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).”
Sungguh benar,
bahwa manusia itu melampaui batas, sombong, dan keterlaluan melakukan dosa.
Karena ia menganggap dirinya tidak butuh kepada orang lain akibatnya
melimpahnya harta, anak-anak, dan lain-lain. Sesungguhnya pada hari Kiamat
nanti ia akan kembali kepada Allah swt. dan akan diminta pertanggung-jawaban
atas semua yang dilakukan.
Mungkin anda
bertanya tentang konsiderasi ayat-ayat ini. Saya katakan bahwa ketika Allah
swt. menyebutkan indikasi kekuasaan dan ilmu serta kesempurnaan nikmat yang
dianugerahkan kepada manusia. Tujuannya adalah agar manusia tidak ingkar
nikmat. Namun apa lacur, ternyata manusia benar-benar mengingkari dan melampaui
batas. Oleh karena itu Allah swt. ingin menjelaskan sebabnya, bahwa cinta
dunia, tertipu olehnya, dan berambisi terhadapnya dapat menyibukkannya dari
melihat ayat-ayat Allah yang agung.
Setelah
memerintahkan Nabi-Nya untuk membaca wahyu yang ada di dalam kitab-Nya dan
menjelaskan penyebab kekafiran manusia, Allah membuat perumpamaan gembong
kekafiran, yakni Abu Jahal. Kendatipun pengertian ayat tersebut umum.
Ceritakan
kepada-Ku, ya Muhammad, tentang seseorang yang melarang hamba untuk tunduk
kepada Allah dan melakukan shalat. Apa urusanya? Orang itu sungguh
mengherankan, ia kafir dan bermaksiat kepada Tuhannya. Ia melarang orang lain
melakukan kebaikan terutama shalat. Ceritakan kepada-Ku tentang kondisi orang
tersebut, kalau memang ia termasuk golongan kanan dan termasuk orang-orang yang
mendapat petunjuk setelah itu ia mengajak orang lain kepada ketakwaan dan
kebaikan. Kalau orang itu seperti ini keadaannya tentu ia berhak mendapatkan
pahala yang besar dan surga sebagai tempat tinggalnya.
Ceritakan kepada-Ku
tentang orang yang berdusta serta berpaling dari kebenaran lalu mengerahkan
segenap potensinya untuk mengejar apa yang diinginkan. Tidakkah mereka tahu
bahwa Allah swt. melihat? Sebenarnya mereka mengakui bahwa Allah swt.
mengetahui yang gaib dan yang nyata lalu akan membalas masing-masing orang
sesuai dengan amal perbuatannya. Kalau amalnya baik balasannya baik dan kalau
amalnya buruk dibalas dengan keburukan. Maka bergegaslah kalian, wahai manusia,
menuju Allah, bertaubatlah dan beramallah untuk mendapatkan ridha-Nya.
Kalla, kata penolakan bagi orang yang bermaksiat
kepada Allah. Aku bersumpah, jika orang-orang kafir dan pelaku kemaksiatan itu
tidak menyudahi perbuatan mereka, Kami akan menyiksa mereka dengan siksaan yang
pedih. Kami akan hinakan mereka serendah-rendahnya sesuai dengan tingkat
kesombongan mereka di dunia. Dan bagi Allah hal itu tidaklah sulit. Akan Kami
tarik ubun-ubun mereka dengan kasar. Ubun-ubun yang sering menyombongkan
dirinya karena kekuatan dan keyakinanya bahwa dirinya akan selamat dari murka
Allah. Padahal tidak ada yang bisa mengalahkan Allah, baik yang ada di bumi
maupun di langit. Tentu saja dugaan tersebut salah karena mereka melampaui
batas dan berlaku jahat, khususnya terhadap orang-orang baik dan jujur. Kami
akan hinakan orang seperti ini, maka biarkan saja malaikat yang memanggil
mendorong mereka semua. Bahkan Kami, Allah swt. akan memanggil Zabaniyah. Yakni
Allah swt. akan memanggil Zabaniyah, penjaga Jahannam untuk mendorong mereka.
“Pada hari
mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat- kuatnya.”
Pada saat itu
mereka tidak memiliki penolong maupun pembantu.
Kalla, tinggalkan orang kafir itu dengan
perbuatannya dan jangan sampai mengganggunya, ya Rasulullah. Bersujudlah selalu
untuk Allah serta mendekatlah kepada-Nya melalui ibadah, karena ibadah
merupakan benteng yang kokoh dan jalan keselamatan. Allahu a’lam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com
0 komentar:
Posting Komentar