Ustadz,
saya mau bertanya, Al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi manusia yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Yang saya
tahu bahwa Al-Qur'an yang sering kita baca merupakan tulisan seseorang.
Yang jadi pertanyaan saya, Al-Qur'an yang asli yang
Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW sekarang ada di mana? Apakah Allah SWT
waktu menurunkan Al-Qur'an berbentuk buku seperti yang kita baca sekarang?
Jazakallah khoiron katsiraa atas jawabannya.
Dwi
S
iwink
iwink
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Al-Quran
yang asli tidak ada di muka bumi, sebab yang asli adalahnyadi Lauhil Mahfudz. Yang
ada di muka bumi adalah hasil tulisan tangan manusia. Yaitu tulisan tangan para
shahabat nabi Muhammad SAW yang mulia. Tangan mereka lah yang telah menulis
ayat-ayat Al-Quran pertama kali di muka bumi, berdasarkan dikte yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Sedangkan Al-Quran yang asli sudah ada jauh sebelum
Allah menciptakan manusia dan alam semesta. Barulah ketika Allah SWT mengangkat
nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, sebagian demi sebagian ayat itu
diturunkan. Itu pun tidak diturunkan secara urut, melainkan secara acak sesuai
dengan kebutuhan yang ada saat itu.
Namun pada saat diturunkan, Jibril menjelaskan
kepada Rasulullah SAW bahwa potongan ayat yang baru dibawanya itu adalah urutan
kesekian dari surat tertentu. Atau letaknya setelah ayat tertentu dan sebelum
ayat tertentu.
Ketika Rasulullah SAW menyampaikan kembali
ayat-ayat yang turun kepada beliau, para shahabat lantas mencatatnya, baik di
pelepah kurma, tulang, batu atau pun media lainnya. Selain itu Rasulullah SAW
juga punya seorang sektetaris pribadi yang secara khusus ditugaskan untuk
mencatat setiap ayat yang turun. Seperti Zaid bin Tsabit dan lainnya.
Adapuntulisan tangan para shahabat nabi SAW itu
kemudian mengalami standarisasi di zaman Khalifah Utsman bin Al-Affan.
Tujuannya untuk menyamakan rasam (bentuk huruf dan tulisan), agar tidak terjadi
kesalahan di kemudian hari. Dan tulisan-tulisan lainnya setelah standarisasi
itu dikumpulkan lalu dibakar. Sebab umat Islam sudah punya satu mushaf standar yang telah dikerjakan oleh
tim profesional. Mushaf standar inilah yang kemudian digandakan dan dikirim ke
pusat-pusat peradanan Islam.
Hingga
hari ini, di musium Topkapi Istambul Turki, masih banyak peninggalan bersejarah
sejak zaman nabi dan para shahabat. Namun nilainya hanya sekedar
sejarah saja, tidak lagi menjadi dasar otentitas Al-Quran. Sebab kalau hanya
untuk mendapatkan sumber keotentikannya, umat Islam telah memliki sebuah metode
yang ilmiyah dan sangat unik serta tidak pernah dimiliki oleh agama dan bangsa
manapun. Yaitu metodologi periwayatan (sanad) yang ternyata sangat luar biasa.
Dengan adanya metodologi periwayatan sanad ini,
otentifikasi sebuah naskah menjadi sangat valid. Karena bukan sekedar
memastikan bahwa suatu naskah itu asli ditulis pada zaman apa, melainkan juga
memastikan alur sampainya periwayatan itu sendiri. Benarkah sebuah naskah itu
memang datang dari mulut nabi Muhammad SAW, ataukah hanya karangan orang-orang
di sekitarnya?
Kalau hanya dengan menggunakan studi naskah klasik
(filologi), kita hanya mampu membuktikan bahwa naskah tertentu ditulis pada
tahun berapa, sedangkan kepastian bahwa materi naskah itu betul-betul original
atau tidak, kita tidak bisa mengetahuinya.
Dan secara derajat periwayatan, ayat-ayat Al-Quran
yang sampai kepada kita telah diriwayatkan dengan mutawatir, sehingga kepastian
keshahihannya mutlak, jauh melebihi umumnya rata-rata hadits yang sampai kepada
kita.
Wallahu a'lam bishshawab, Wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Ahmad
Sarwat, Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar