Wajah Penduduk Surga
Seperti apa tampannya lelaki
surga? Bagaimana nanti manusia ketika di dunia wajahnya jelek? sukran
Jawab:
Bismillah was shalatu was
salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Diantara kenikmatan yang Allah berikan bagi penduduk surga,
Allah memberikan kepada mereka fisik yang jauh lebih sempurna dibandingkan fisiknya
ketika di dunia. Kita akan sebutkan beberapa ciri fisik penduduk surga yang
dinyatakan dalam hadis shahih,
[1] Tinggi penduduk surga 60 dzira’ (hasta).
Penduduk surga tingginya sama dengan tinggi nabi Adam – alaihis
salam – ketika diciptakan, yaitu 60 dzira’.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ ، طُولُهُ سِتُّونَ
ذِرَاعًا…فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ
Allah menciptakan Adam dengan
rupa seperti dia. Panjangnya 60 dzira’… semua orang yang masuk surga seperti
bentuk fisik Adam. (HR. Bukhari 6227 & Muslim 2834)
Dzira’ adalah
satuan ukuran panjang. 1 dzira’ sekitar 64 cm sebagaimana dinyatakan dalam
al-Mu’jam al-Wasith (1/311).
[2] Fisiknya tidak berbulu
[3] Usia mereka antara 30an tahun
Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda,
يَدْخُلُ أَهْلُ الجَنَّةِ الجَنَّةَ جُرْدًا ، مُرْدًا ،
مُكَحَّلِينَ ، أَبْنَاءَ ثَلاَثِينَ أَوْ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ سَنَةً
Ketika penduduk surga masuk
surga, mereka dalam kondisi jurdan, murdan dan bercelak. Usia mereka 30 atau 33
tahun. (HR. Turmudzi 2545 dan dishahihkan al-Albani).
Kata Jurdan [جُرْدًا]
merupakan bentuk jamak dari ajrad [أَجْرَد] yang artinya orang yang fisiknya tidak berbulu.
(al-Qamus, hlm. 347)
Sementara Murdan [مُرْدًا] dari kata amrad [أَمْرَد], yang artinya pemuda yang baru tumbuh kumisnya dan
belum tumbuh jenggotnya. (al-Qamus, hlm. 407)
[4] Tampan mereka seperti Yusuf – alaihis salam –
[5] Hati mereka seperti Ayub – alaihis salam –
Dua sifat ini disebutkan dalam 2 hadis:
Pertama, hadis riwayat Ibnu Abid Dunya dalam kitab sifat ahlli
jannah (no. 210), dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يدخل أهل الجنةِ الجنةَ على طول آدم عليه السلام ، ستون ذراعا
بذراع الملك ، على حسن يوسف ، على ميلاد عيسى ثلاث وثلاثون سنة ، وعلى لسان محمد
صلى الله عليه وسلم ، جرد مرد مكحلون
Para penduduk surga ketika masuk surga, tingginya
seperti Adam, 60 dzira, tampan seperti Yusuf, di usia seperti Isa sekitar 33
tahun, memiliki lisan seperti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
badan tidak berbulu, berpenampilan muda, dan bercelak.
Hanya saja sanad hadis ini dhaif, karena Harun bin Riab –
tsiqah, ahli ibadah – diperselisihkan apakah mendengar dari Anas bin Malik
ataukah tidak. (Jami’ at-Tahshil, hlm. 292).
Kedua, hadis dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُحْشَرُ مَا بَيْنَ السِّقْطِ إِلَى الشَّيْخِ الْفَانِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فِي خَلْقِ آدَمَ ، وَقَلْبِ أَيُّوبَ ، وَحُسْنِ يُوسُفَ مُرْدًا
مُكَحَّلِينَ
Mereka dibangkitkan di usia
antara bayi dan manusia tua di hari kiamat, sama dengan bentuk Adam, berhati
Ayub, dan setampan Yuuf. Masih muda dan bercelak.
Dalam as-Silsilah as-Shahihah (no. 2512) dinyatakan bahwa hadis
ini memiliki banyak jalur dan semuanya dhaif. Namun jika dikumpulkan bisa
saling menguatkan sehingga derajatnya hasan. Karena itu, dalam at-Targhib
wa Tarhib, hadis ini dihasankan al-Mundziri.
[6] Lelaki diberi kemampuan bisa berhubungan badan 100 kali
dalam sehari
Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, ia
berkata: diantara para sahabat ada yang bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah
kami akan bertemu dengan istri kami kelak di surga?’. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam menjawab,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَصِلُ فِي الْيَوْمِ إِلَى مِائَةِ عَذْرَاءَ
“Seorang lelaki dalam sehari
mampu berhubungan baddan dengan 100 bidadari” (HR. al-Bazzar dalam
Musnad-nya 3525, Abu Nu’aim dalam Shifatul Jannah 169, Ath Thabrani dalam As
Shaghir, 2/12)
Demikianlah salah satu kesibukan penduduk surga. Sebagaimana
dinyatakan dalam firman Allah Ta’ala,
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ
“Sungguh para penduduk surga
itu dalam kesibukan yang menyenangkan” (QS. Yasin: 55)
Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Musayyib, Ikrimah, Al Hasan
Al Bashri, Qatadah, Al A’masy, Sulaiman At Taimi, Al Auza’i semuanya
menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mereka sibuk menggauli para
perawan. (Tafsir Ibni Katsir, 6/582)
Demikian…
Semoga kita bisa bersabar di dunia yang fana ini untuk mengekang
hawa nafsu, sehingga kita bisa mendapatkan surga-Nya yang penuh dengan
kenikmatan abadi…
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur
Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar