Saling
Memberikan Nasihat adalah Sebab Keberuntungan
Termasuk hal yang tidak diragukan lagi bagi orang yang
berakal sehat adalah bahwa umat ini membutuhkan orang-orang yang dapat
mengarahkan dan menunjukkan mereka kepada jalan keselamatan. Umat Islam adalah
umat yang paling menonjol dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Merupakan kewajiban setiap muslim sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya,
untuk bersungguh-sungguh memberikan nasihat dan peringatan sampai gugur
kewajibannya dan dapat memberikan petunjuk kepada orang lain. Allah Ta’ala berfirman,
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى
تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
”Dan tetaplah memberi peringatan,
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS.
Adz-Dzariyaat [51]: 55).
Tidak ada keraguan lagi bahwa setiap mukmin -bahkan setiap
manusia- sangat membutuhkan nasihat tentang hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya
serta dorongan untuk menunaikannya. Demikian juga, manusia sangat butuh untuk
saling berwasiat dalam kebenaran dan bersabar di atasnya. Sungguh Allah Ta’ala telah
mengabarkan tentang sifat orang-orang yang beruntung dan amal mereka yang
terpuji di dalam kitab-Nya. Allah Ta’ala juga mengabarkan
tentang sifat-sifat orang yang merugi dan akhlaknya yang tercela. Hal itu
terdapat pada ayat yang sangat banyak di dalam Al Qur’an. Dan Allah Ta’ala telah
mengumpulkannya dengan menyebutkannya di dalam surat Al ’Ashr,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ
لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholih, saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling
menasihati supaya tetap di atas kesabaran” (QS.
Al-’Ashr [103]: 1-3).
Allah Ta’ala memberikan petunjuk kepada
hamba-Nya di dalam surat yang ringkas namun sangat agung ini bahwa sebab
keberuntungan itu terbatas kepada empat sifat saja.
Yang pertama, iman. Yang kedua, amal shalih. Yang ketiga,
saling menasihati dalam kebenaran. Yang keempat, saling menasihati dalam
kesabaran. Barangsiapa yang menyempurnakan keempat hal ini, maka dia akan
mendapatkan keberuntungan yang sangat besar. Dia juga berhak mendapatkan
kemuliaan dari Rabb-Nya dan kemenangan dengan nikmat yang akan dia raih pada
hari kiamat. Dan barangsiapa yang menjauhkan diri dari keempat sifat ini dan
tidak berakhlak dengannya, maka dia akan mendapatkan kerugian yang sangat
besar, yaitu dimasukkan ke neraka jahannam.
Allah Ta’ala telah menjelaskan di dalam
kitab-Nya yang mulia tentang sifat-sifat orang yang beruntung, merincinya dan
mengulang-ulangnya pada banyak ayat dalam kitab-Nya. Sehingga orang-orang yang
mencari keselamatan dapat mengetahuinya, berakhlak dengannya dan berdakwah
kepadanya.
Mempelajari
Al-Qur’an Al-Karim
Allah Ta’ala juga telah menjelaskan
sifat-sifat orang yang merugi dalam banyak ayat. Sehingga kita dapat
mengetahuinya dan menjauhkan diri darinya. Barangsiapa yang merenungi Kitabullah dan
banyak membacanya, maka dia akan mengetahui sifat-sifat orang yang beruntung dan
sifat-sifat orang yang merugi secara rinci. Sebagaimana yang telah Allah Ta’ala jelaskan
dalam ayat yang sangat banyak. Di antaranya adalah ayat yang telah lewat dan
juga firman Allah Ta’ala,
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي
لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
”Sesungguhnya Al Qur’an ini
memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira
kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka
ada pahala yang besar” (QS.
Al Israa’ [17]: 9).
Allah Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ
مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
”Ini adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya
dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran” (QS.
Shaad [38]: 29).
Allah Ta’ala berfirman,
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ
مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
”Dan Al-Qur’an ini adalah kitab yang
Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu
diberi rahmat” (QS.
Al-An’aam [6]: 155).
Terdapat juga hadits dari Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengamalkannya” (HR. Bukhari).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam juga
bersabda, “Sesungguhnya aku
telah meninggalkan sesuatu kepada kalian. Jika Engkau berpegang teguh
dengannya, maka Engkau tidak akan pernah tersesat, yaitu kitabullah” (HR.
Muslim).
Allah Ta’ala menjelaskan dalam ayat di atas
bahwa sesungguhnya Dia menurunkan Al-Qur’an agar manusia memperhatikan,
memikirkan, mengikuti dan mengambilnya sebagai petunjuk menuju kebahagiaan,
kemuliaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam mendorong umatnya untuk belajar dan mengajarkannya.
Beliau juga menjelaskan bahwa sebaik-baik manusia adalah ahlul Qur’an.
Yaitu orang-orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada yang
lain untuk mengamalkannya, mengikutinya, menaati aturan-aturannya dan berhukum
dengannya.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menjelaskan
kepada manusia ketika sedang berkumpul dalam jumlah yang sangat banyak pada
hari Arafah bahwa sesungguhnya mereka tidak akan tersesat selama mereka berpegang
teguh dengan Kitabullah dan menempuh jalan untuk
mempelajarinya.
Ketika para ulama salafus shalih dan generasi awal dari umat
ini menempuh jalan untuk mempelajari Al-Qur’an dan sejarah hidup
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, maka Allah Ta’ala memuliakan
mereka, mengangkat derajat mereka dan meneguhkan kedudukan mereka di muka bumi.
Hal itu sebagai perwujudan dari janji Allah Ta’ala dalam
firman-Nya,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا
اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي
ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
”Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa
dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku” (QS.
An-Nuur [24]: 55).
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ
تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
”Hai orang-orang yang beriman, jika
kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukan” (QS.
Muhammad [47]: 7).
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ
يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (40) الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ
فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ
وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ (41)
”Sesungguhnya Allah pasti menolong
orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi
Maha Perkasa. (Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan
untuk berbuat yang baik dan mecegah dari perbuatan yang munkar. Dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan” (QS.
Al Hajj [22]: 40-41).
Wahai seluruh kaum muslimin, perhatikanlah Kitab Rabb
kalian, perbanyaklah membacanya, laksanakanlah perintah-perintah dan jauhilah
larangan-larangan yang ada di dalamnya. Ketahuilah tentang akhlak dan
perbuatan-perbuatan yang dipuji oleh Al-Qur’an, bersegeralah melaksanakannya
dan berakhlaklah dengannya. Dan ketahuilah akhlak dan perbuatan-perbuatan yang
dicela oleh Al Qur’an kemudian berilah ancaman kepada pelakunya, berilah mereka
peringatan dan menjauhlah darinya. Saling menasihatilah di antara kalian dalam
hal tersebut, bersabarlah di atasnya sampai Engkau berjumpa dengan Rabb kalian.
Dengan itu semua, kalian berhak untuk medapatkan kemuliaan dan keberuntungan
dengan keselamatan, kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan di akhirat.
Artikel: Muslim.or.id
Catatan kaki:
Diterjemahkan
dari risalah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullah berjudul Nashaa-ikh
’Aammah Muhimmah (pada nasihat bagian ke dua).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar