MUSHAF AL QUR'AN (ETC King Saud University) - Terjamah - Tafsir - Murotal

Sebenarnya tidak ada yang lebih bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat seorang hamba yang lebih mendekatkannya kepada kebahagian dan keselamatan untuk selalu ber-interaksi dengan al-Qur`an dan merenungkan isi kandungannya.

"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya." ( Al Kahfi: 1-3)


Rabb kita telah memberikan kemuliaan kepada kita --sebagai kaum Muslimin-- dengan menganugerahkan kitab suci yang terbaik yang diturunkan kepada manusia. Rabb kita juga, telah memuliakan kita dengan mengutus nabi yang terbaik yang pernah diutus kepada manusia. Sesuai firman Allah Ta'ala:

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?" (Al Anbiyaa: 10).

Untuk memudahkan kita ber-interaksi dengan al-Qur'an kami hadirkan software dari ETC King Saud University (http://quran.ksu.edu.sa) ini. Semoga bermanfaat !




3 Landasan Utama Mengubah Dunia


Bismillah, Allahumma yassir wa a’in
Manusia akan menghargai sesuatu, ketika dia menyadari betapa pentingnya hal itu dalam hidupnya. Semakin dia merasakan manfaatnya, semakin besar pula semangatnya untuk mengenal atau memilikinya. Tidak hanya yang berupa benda, termasuk juga ideologi dan pemikiran. Beberapa mahasiswa yang mulai mengenal berbagai pergerakan di kampusnya, tiba-tiba menjadi sosok yang sangat semangat untuk semakin mengenal pergerakan itu. Karena dia meyakini ideologi pergerakan itu akan membawa manfaat dan perubahan besar baginya.
Tentu saja kita tidak boleh apriori dalam bersikap. Bebas memilih ideologi apapun yang kita anggap baik. Karena ideologi juga akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah.
Pada kesempatan ini, saya akan mengajak anda untuk memahami 3 prinsip penting dalam hidup. Disebut prinsip penting, karena tiga hal ini merupakan bahan pertanyaan ketika kita telah mengakiri kehidupan dunia. Tiga prinsip penting itu adalah mengenal Allah, mengenal islam, dan mengenal Rasul Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Perjalanan Ruh di Setelah Kematian
Dalam hadis dari sahabat Al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan perjalanan ruh orang mukmin dan kafir ketika kematian menjemput mereka. Hadis itu sangat panjang, agar tidak keluar dari tema, saya cuplikkan bagian yang terkait pertanyaan kubur.
“…setelah ruhnya dikembalikan ke jasadnya datanglah dua malaikat, gertakannya keras. Merekapun menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si mukmin menjawab, ‘Rabku Allah.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat.  ‘Agamaku islam’ jawab si mukmin. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si Mukmin menjawab, ‘Dia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Sang malaikat bertanya lagi, ‘Bagaimana amalmu?’ Jawab Mukmin, ‘Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya dan membenarkannya.’ Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku benar, bentangkan untuknya surga, beri pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun mendapatkan angin surga dan wanginya surga…”
Berbeda dengan ruh orang kafir,
….ruhnya dikembalikan ke jasadnya dan dia mendengar suara sandal orang yang mengantarkannya. “kemudian datanglah dua malaikat, gertakannya keras. Merekapun menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si kafir menjawab, ‘hah..hah.. saya gak tahu.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat.  ‘hah..hah.. saya gak tahu,’ jawab si kafir. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si kafir tidak kuasa menyebut namannya. Lalu dia digertak: “Namanya Muhammad!!”, si kafir hanya bisa mengatakan, ‘hah..hah.. saya gak tahu. Saya cuma mendengar orang-orang bilang seperti itu.’ Diapun digertak lagi: “Kamu tidak tahu dan tidak mau tahu.” Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku dusta, bentangkan untuknya neraka, bukakan pintu neraka untuknya.” Diapun mendapatkan panasnya neraka dan racun neraka…..” (HR. Ahmad 18534, Abu Daud 4753, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Orang kafir tidak bisa menjawab bukan karena dia tidak tahu dan tidak kenal apa yang harus dia jawab. Untuk sebatas nyebut kata ‘Allah’, semua orang pasti tahu. Untuk menyebut Al-Qur’an, orang kafirpun tahu, untuk menyebut kata islam, mereka jelas bisa. Lalu mengapa mereka tidak bisa menjawab? Ya, karena yang bisa menjawab  hanya mereka yang mengimani apa yang ditanyakan malaikat, dengan iman yang benar.
Kitab Tsalatsah Al-Ushul yang Mengubah Dunia
Pada kesempatan ini saya ajak anda untuk mengenal kitab Tsalatsatul Ushul, sekaligus kita bisa menggali pelajaran berharga terkait tiga landasan utama di atas, yang merupakan ruh utama buku ini. Tak kalah penting, kita juga bisa mengambil kesimpulan, bagaimana metode penulis untuk menanamkan aqidah yang benar terkait 3 masalah besar di atas.
Berkenalan dengan Buku
Buku itu berjudul Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha (Tiga Landasan Utama dan Dalilnya).
Melihat judulnya saja kita bisa berkesimpulan bahwa penjelasan yang akan beliau sampaikan bukan semata hasil pemikiran beliau, bukan pula sesuatu yang baru sehingga layak untuk dicap ajaran sesat. Namun penjelasan beliau murni berdasarkan dalil: Al-Quran dan sunah.
Judul yang Berbeda
Yang menarik, buku ini tidak ditulis sekali. Penulis menulis buku ini beberapa kali, dengan metode yang berbeda-beda, sesuai sasaran pembacanya, namun tema utamanya sama, yaitu mengajarkan tauhid yang benar dan 3 prinsip besar di atas. Ada yang ditujukan untuk anak-anak, ada yang dikhususkan untuk pelajar, dan ada yang ditujukan untuk masyarakat awam. Beliau memberikan judul yang berbeda. Ada yang berjudul; Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha (Tiga Landasan Utama dan Dalilnya), kemudian Al-Ushul Ats-Tsalatsah wa Adillatuha (Prinsip Tiga dan Dalilnya), lalu Talqin Ushul Al-Aqidah lil Amah (Penjelasan Prinsip Aqidah bagi Masyarakat), dan Mabadi’ Al-Islam (Prinsip dalam Islam). Dari sekian nama, yang paling terkenal adalah Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha.
Memperhatikan hal ini, kita bisa melihat bagaimana semangat penulis untuk mengajarkan prinsip penting ini kepada masyarakat. Sampai beliau tulis dengan pendekatan bahasa yang berbeda. Karena memahami tiga hal ini dan berusaha mewujudkannya merupakan gerbang keselamatan di alam kubur.
Pikiran Utama
Jika diklasifikasikan, buku ini masuk kelompok buku aqidah. Karena itu, mohon kesimpulan singkat ini dibaca dengan seksama. Semoga ada hal baru yang bisa kita dapatkan.
Pada prinsip pertama, penulis menekankan pemahaman tentang tauhid uluhiyah (mengesakan Allah dalam beribadah), beliau tekankan bahwa sang Pencipta alam adalah Dzat yang paling berhak untuk diibadahi. Tidak boleh ada setitikpun bentuk ibadah yang diberikan kepada makhluk, karena itu termasuk kesyirikan. Selanjutnya beliau menjelaskan beberapa macam ibadah, yang umumnya disangka sebagian masyarakat, bahwa itu BUKAN ibadah. Sehingga diantara mereka ada yang mempersembahkannya untuk makhluk. Sesaji, nadzar, berdoa, takut kualat (Rahbah), pasrah (tawakkal), istighatsah, merupakan contoh ibadah yang sering diselewengkan. Semua itu beliau sampaikan lengkap dengan dalilnya.
Karena itu, sungguh aneh ketika ada orang yang mengklaim, doa bukan ibadah, nadzar bukan ibadah, sesaji bukan ibadah, sehingga tidak masalah ketika perbuatan semacam ini ditujukan kepada selain Allah. Kelompok ini berusaha meyakinkan pengikutnya bahwa tindakan yang mereka lakukan bukan termasuk kesyirikan. Sungguh usaha yang luar biasa untuk melestarikan kesyirikan. Tahukah anda, buku pembelaan terhadap kesyirikan ini beredar banyak di negara kita, Republik Indonesia. Na’udzu billah min syariiha.
Pada prinsip kedua, beliau menjelaskan berislam yang benar. Beliau menekankan bahwa inti islam adalah tauhid, sebagaimana pernyataan beliau
الإسلام هو الاستسلام لله بالتوحيد، والانقياد له بالطاعة، والخلوص من الشرك وأهله
Islam adalah pasrah kepada Allah dengan mentauhidkannya, tunduk kepadanya dengan mentaatinya, dan membebaskan diri dari perbuatan kesyirikan dan pelakunya.
Kita perhatikan, 3 hal mendasar seorang bisa disebut muslim: (1) mengakui keesaan Allah, (2) melakukan ketaatan, dan (3) menghindari syirik dan pelakunya.
Penjelasan yang luar biasa. Untuk menemukan orang yang salah paham dengan islam yang benar seperti penjelasan beliau, sangatlah mudah. Kita masih sering menyaksikan orang yang berprinsip, yang penting sudah mengucapkan kalimat syahadat, pasti akan masuk surga, meskipun tidak pernah shalat, tidak puasa, tidak kenal masjid dst. Ada juga yang berprinsip, “Yang penting orang beriman bahwa Allah itu ada, dialah muslim. Padahal hidupnya dipenuhi dengan klenik, ramalan dan kesyirikan lainnya.” Ada juga yang menghasung paham liberal, “Islam harus menghargai pluralisme, tidak masalah turut merayakan hari raya orang non muslim. Padahal muslim dituntut untuk menjauhi pelaku kesyirikan, terutama dalam prinsip agama.
Setelah memberikan definisi di atas, penulis menjelaskan rukun islam, makna syahadat Laa ilaaha illallaah, menjelaskan tentang iman dan rukunnya, kemudian diakhiri dengan penjelasan tentang ihsan dan tingkatannya. Dan istimewanya, semuanya dijelaskan lengkap dengan dalil dan dalil. Sekali lagi, tidak ada hal yang baru dalam buku ini. Isinya murni mengajak kaum muslimin untuk memahami inti ajaran islam yang sesungguhnya.
Pada prinsip ketiga, penulis menanamkan kecintaan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penulis ceritakan sejarah ringkas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perjuangannya, dari sejak diangkat menjadi nabi, hijrah ke madinah, hingga beliau diwafatkan oleh Allah.
Kemudian Penulis juga menanamkan bahwa semua kebaikan yang bisa mengantarkan manusia menuju surga dan semua keburukan yang mengantarkan orang ke neraka, telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kebaikan puncak adalah tauhid, dan kejahatan puncak adalah syirik. Karena ajaran beliau telah sempurna maka tidak boleh melakukan penambahan dalam syariat beliau, sekalipun hanya satu titik. Karena penambahan untuk sesuatu yang sempurna, justru malah mengurangi keindahannya. Untuk itulah, perbuatan bid’ah sangat bertentangan dengan prinsip ajaran beliau.
Penulis juga menekankan bahwa sikap pembelaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sejatinya adalah memperjuangkan prinsip ajaran Nabi dan mengikuti petunjuk sang Nabi. Dan itu menjadi kewajiban SELURUH umat manusia tanpa kecuali. Seolah penulis hendak membantah keyakinan sebagian sufi yang menyatakan bahwa ada sebagian wali Allah yang sudah mencapai derajat makrifat, dia berhak untuk TIDAK mengikuti ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Prinsip ketiga ini menunjukkan bagaimana kecintaan penulis kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang itu dibuktikan dengan upaya untuk semakin mengenal nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan setiap kali penulis menyebut nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau selalu iringi dengan tulisan shalawat, TANPA disingkat. Sekali lagi, semua ini menjadi bukti bagaimana kecintaan penulis kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena itu sungguh aneh, ketika ada sebagian orang yang menuduh bahwa penulis kitab ini sangat membenci Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau anti dengan shalawat. Bahkan sampai ada yang menuduh beliau ingin menjadi nabi. Jelas 100% ini tuduhan dusta yang tidak akan pernah bisa dibuktikan kebenarannya.
Mengakhiri kitabnya, beliau menanamkan iman kepada hari kebangkitan, dan kewajiban kufur terhadap thaghut. Beliau juga menjelaskan siapakah thaghut yang sejatinya. Beliau menukil keterangan Ibnul Qoyim bahwa gembong thaghut ada 5: Iblis, orang yang dikultuskan dan dia merasa senang, orang yang minta disembah, dukun/peramal yang ngaku mengetahui hal yang ghaib, dan orang yang menetapkan hukum yang bertentangan dengan hukum yang Allah turunkan.
Nama Penulis
Penulis buku penjelasan 3 prinsip besar ini adalah Imam Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman At-Tamimy. Dilahrikan tahun 1115 H, di dataran Uyainah. Mengisi hidupnya dengan belajar dan mendakwahkan tauhid. Seorang Mujaddid yang mengajak manusia untuk kembali kepada ajaran islam yang sejatinya. Beliau diwafatkan 1206 H di usia 91 tahun. Semoga Allah merahmati beliau.
Sayangnya, mereka yang melestarikan ibadah di kuburan dan pembela bid’ah menuduh beliau dengan cara membabi buta. Buta warna – buta rasa, yang penting bagaimana masyarakat membenci beliau. Setiap orang berhati lurus yang mendakwahkan tauhid dan sunah, dituduh wahhabi. Tuduhan yang justru sejatinya adalah pujian. Mereka tidak sadar, Al-Wahhab adalah nama Allah. Sebutan wahhabi (dengan ya nisbah) berarti menyatakan bahwa kelompok ini paling dekat dengan Al-Wahhab, Dzat yang Maha Memberi.
Jika hanya Wahabi yang melestarikan tauhid dan sunah, saksikanlah bahwa kami adalah wahabi.
Allahu a’lam
Penulis             : Ustadz Ammi Nur Baits, S.T. (Pembina situs konsultasisyariah.com)
Muroja’ah        : Ustadz Afifi ‘Abdul Wadud

BAGAIMANA MENGETAHUI ALLAH RIDHA KEPADA SAYA ATAU TIDAK?


Pertanyaan:
Bagaimana mengetahui Allah ridha kepada saya atau tidak?
Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri menjawab: 
Jika anda ingin mengetahui apakah Allah ridha kepada anda, mau perhatikanlah bagaimana ridha anda kepada Allah. Apakah anda ridha kepada Allah ataukah tidak?
Ridha anda kepada Allah dalam 3 hal:
Pertama, apakah anda ridha bahwa Allah sebagai Rabb anda? Apakah anda ridha terhadap apa yang Allah takdirkan kepada anda, misalnya ketika Allah mentakdirkan anda sakit ketika tadinya anda sedang bahagia? Dan Allah lah yang membuat penyakit tersebut. Apakah anda mengetahui dengan itu sebenarnya Allah mencintai anda dan jauh lebih cinta dari cinta anda kepada diri anda sendiri. Dan selanjutnya pada setiap apa yang Allah takdirkan pada anda, hendaknya anda ridha.
Kedua, apakah anda ridha bahwa Allah sebagai satu-satunya sesembahan? Sehingga semua apa yang Allah perintahkan, anda patuhi dan laksanakan. Dan jangan anda berubah dari itu sedikit pun.
Ketiga, apakah anda ridha dengan nama-nama dan sifat Allah?
Sehingga, sekadar apa ridha anda kepada Allah, maka sekadar itu pula lah ridha Allah kepada anda.
الجزاء من جنس العمل
Ganjaran sepadan dengan perbuatan yang dilakukan
Sumber:

 http://kangaswad.wordpress.com

Surah Al Muzamil - Imam: Sheikh Budair - Muadzin: Sheikh 'AbdulMajeed as-Surayhee


Haramain Imams


·AL-MUZZAMMIL
(Orang Yang Berselimut)
MUQADDIMAH
Surat Al-Muzzammil terdiri atas 20 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Qalam.
Dinamai “Al-Muzzammil” (orang yang berselimut) diambil dari perkataan “Al-Muzzammil” yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Yang dimaksud dengan “orang yang berkemul” ialah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Pokok-pokok isinya:
Petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menguatkan rohani guna persiapan menerima wahyu, yaitu dengan bangun di malam hari untuk shalat tahajud, membaca Al-Qur’an dengan tartil; bertasbih dan bertahmid; perintah bersabar terhadap celaan orang-orang yang mendustakan Rasul. Akhirnya kepada umat Islam diperintahkan untuk shalat tahajud, berjihad di jalan Allah, membaca Al-Qur’an, mendirikan shalat, menunaikan zakat, membelanjakan harta di jalan Allah dan memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
سورة المزمل
(ORANG YANG BERSELIMUT)
Surat ke 73 : 20 ayat
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
PETUNJUK-PETUNJUK ALLAH KEPADA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI DALAM BERDA’WAH. 
Kewajiban shalat malam atas Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ
1. Hai orang yang berselimut (Muhammad),
قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً
2. bangunlah (untuk shalat) di malam hari[1] kecuali sedikit (daripadanya),
نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً
3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً
4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْءًا وَأَقْوَمُ قِيلاً
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلاً
7. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلاً
8. Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلاً
9. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.
Beberapa petunjuk lainnya untuk Nabi Muhammad s.a.w.
وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً
10. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلاً
11. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.
إِنَّ لَدَيْنَا أَنكَالاً وَجَحِيمًا
12. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala,
وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا
13. dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.
يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَّهِيلًا
14. Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan.
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولاً شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولاً
15. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Makkah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir’aun.
فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلاً
16. Maka Fir’aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.
فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِن كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا
17. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
السَّمَآءُ مُنفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولاً
18. Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.
إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَن شَآءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلاً
19. Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.
BEBERAPA PETUNJUK BAGI KAUM MUSLIMIN.
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
PENUTUP
Surat Al-Muzzammil menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan petunjuk-petunjuk Allah untuk menguatkan jiwa bagi seseorang yang akan melakukan tugas yang berat.
HUBUNGAN SURAT AL-MUZZAMMIL DENGAN SURAT AL-MUDDATSTSIR:
1.      Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan seruan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
2.      Surat Al-Muzzammil berisi perintah bangun di malam hari shalat tahajud dan memahami Al-Qur’an untuk menguatkan jiwa seseorang sedang surat Al-Muddatstsir berisi perintah melakukan dakwah menyucikan diri, dan bersabar.


(1) Shalat malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. Setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat. -http://abihumaid.wordpress.com



Cara Mudah Memahami Fiqh Umroh


Memahami fiqh umroh dalam waktu kurang dari 1/2 menit dalam 4 poin berikut:
  1. Ihram dari miqot
  2. Thawaf sebanyak 7 putaran mengelilingi kakbah
  3. Sa’yu sebanyak 7 putaran antara Shafa dan Marwa
  4. Memendekkan atau mencukur rambut
Dengan melakukan 4 poin ini saja umroh sudah sah meskipun tanpa ditambahi dengan amalan-amalan lainnya. Akan tetapi untuk kesempurnaannya insya Allah akan kami jelaskan dalam rincian berikut.
Waktu Melakukan Umroh
Waktu melakukan umroh adalah seluruh waktu dalam setahun.
Tempat Memulai Umroh (dan Haji)
Tempat memulai umroh (dan Haji) yang biasa disebut miqot (makani) adalah tempat-tempat yang diwajibkan untuk memulai melakukan ihram di situ, jika seorang yang berniat umroh atau haji melewati tempat tersebut tanpa melakukan ihram (yaitu berniat mulai melakukan amalan-amalan umroh atau haji) dan tanpa melaksanakan kewajiban-kewajibannya maka wajib atasnya hadyu, berupa menyembelih seekor kambing dan membaginya kepada fakir miskin Mekkah, tanpa mengambil bagian darinya sedikitpun.
Adapun miqot-miqot itu ada lima:
  1. Dzul Hulaifah (sekarang dinamakan Bi’r ‘Ali), miqot penduduk kota Madinah dan yang melalui rute mereka).
  2. Al-Juhfahmiqot penduduk Saudi Arabia bagian utara dan negara-negara Afrika Utara dan Barat, negeri Syam (Lebanon, Yordania, Syiria, Palestina) dan yang melewati rute mereka.
  3. Qarnul Manazil (sekarang dinamakan As-Sail) dan Wadi Muhrim (bagian atas Qarnul Manazil), miqotpenduduk Najed, selatan Saudi di seputar pegunungan Sarat, negara-negara Teluk, Irak, Iran dan yang melewati rute mereka.
  4. Yalamlam (sekarang dinamakan As-Sa’diyyah), miqot penduduk negara Yaman, Indonesia, Malaysia, negara-negara sekitarnya dan yang melewati rute mereka.
  5. Dzatu ‘Irqin (sekarang dinamakan Adh-Dharibah), miqot penduduk negeri Irak (Kufah dan Bashrah) dan yang melewati rute mereka.
Dan bagi orang-orang yang tinggal di Mekkah atau yang tinggal di tempat-tempat yang terletak setelahmiqot-miqot di atas, boleh bagi mereka berihram untuk haji (baik tamattu’, qiron maupun ifrod) dari rumah masing-masing tanpa harus pergi ke miqot lagi. Adapun bagi penduduk Mekkah yang ingin melakukan umroh, mereka harus keluar ke daerah halal terdekat, seperti Tan’im dan yang lainnya, lalu berihram dari sana.
Urutan Amalan-amalan Umroh
Pertama: Ihram dari miqot
Ihram adalah berniat memulai pelaksanaan ibadah umroh atau haji. Tata caranya sebagai berikut:
  • Mendatangi miqot
  • Mandi seperti mandi janabat
  • Menggunakan wewangian pada tubuh (pada bagian tubuh yang tidak terkena pakaian ihram) bila memungkinkan.
  • Mandi ini juga berlaku bagi wanita haid dan nifas.
  • Bagi yang miqotnya dilewati dengan kendaraan yang tidak mungkin berhenti seperti pesawat maka mandinya bisa dilakukan sejak dari rumah atau sebelum naik pesawat maupun setelah berada di pesawat.
  • Mengenakan pakaian ihram yang terdiri dari dua helai (yang afdhal berwana putih), yaitu sehelai disarungkan pada tubuh bagian bawah dan sehelai lagi diselempangkan pada tubuh bagian atas dengan menutup seluruh tubuh bagian atas termasuk kedua bahu.
  • Bagi yang miqotnya dilewati dengan kendaraan yang tidak mungkin berhenti seperti pesawat, maka pakaian ihramnya bisa dikenakan menjelang naik pesawat terbang atau setelah berada di atas pesawat terbang, meskipun jeda waktu yang agak lama dengan miqatnya agar ketika melewati miqat dalam kondisi telah mengenakan pakaian ihram.
  • Adapun pakaian ihram wanita adalah pakaian yang menutup seluruh auratnya yang sesuai dengan batasan-batasan syar’i.
  • Setelah mengenakan pakaian ihrom, lakukan sholat dua raka’at dengan niat sholat sunnah waudhu’.
  • Ketika masih berada di miqot, naik ke kendaraan lalu mulai berniat ihram untuk melakukan umrah dengan mengucapkan:
لَبَّيْكَ عُمْرَةً
Artinya: “Kusambut panggilan-Mu untuk melakukan umroh.”
Lalu membaca talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Artinya: “Kusambut panggilan-Mu Ya Allah, kusambut panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kusambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kerajaan hanyalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu.”
  • Berangkat ke Mekkah
  • Memperbanyak ucapan talbiyah ini dengan mengeraskan suara sepanjang perjalanan ke Mekkah.
  • Berhenti mengucapkan talbiyah ketika menjelang thawaf.
  • Mengucapkan talbiyah secara berjama’ah dengan membentuk sebuah koor termasuk perbuatan bid’ah.
  • Boleh memakai sandal, sepatu yang tidak menutupi mata kaki, cincin, kacamata, walkman, jam tangan, sabuk, dan tas yang digunakan untuk menyimpan uang dan barang-barang berharga lainnya.
  • Boleh mencuci pakaian ihram atau mengganti dengan pakaian ihram yang lain.
  • Hendaklah senantiasa menjalankan printah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya seperti perbuatan syirik, kefasikan, kata-kata keji dan kotor, berdebat untuk membela kebatilan, dan lain-lain.
Larangan-larangan ihram ada 9, yaitu:
  1. Memotong rambut (seluruh badan).
  2. Memotong kuku.
  3. Menggunakan wewangian (adapun menggunakan wewangian sebelumnya dilakukan sebelum ihram).
  4. Mengenakan penutup kepala yang menempel (yang tidak menempel seperti payung atau berteduh di bawah atap tidak mengapa).
  5. Mengenakan pakaian yang membentuk tubuh (yang diistilahkan oleh sebagian fuqaha dengan pakaian berjahit).
  6. Membunuh hewan tanah haram, bahkan diharamkan sekedar menakutinya atau membuat dia lari. Termasuk dalam hal ini mencabut atau merusak tumbuhan yang ditumbuhkan Allah Ta’ala (bukan yang ditanam manusia) di tanah haram.
  7. Akad nikah dan melamar atau menikahkan dan melamar utk orang lain
  8. Berhubungan suami istri.
  9. Bercumbu antara suami istri, baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Hukuman bagi yang melanggar 9 larangan di atas terbagi 5 bentuk:
  1. Melakukan pelanggaran nomor 1-5 maka hukumannya adalah membayar fidyah berupa menyembelih seekor kambing atau memberi makan 6 orang miskin (setiap orang dapat 1/2 sho’) atau berpuasa 3 hari. Boleh memilih.
  2. Melakukan pelanggaran nomor 6 maka hukumannya hendaklah menyembelih yang semisalnya dari hewan yang biasa digunakan untuk zakat lalu bersedekah dengannya dan tidak boleh makan darinya sedikitpun. Atau menakarnya dengan makanan dan membaginya kepada fakir miskin, setiap orang mendapat 1/2 sho’. Atau berpuasa selama sejumlah orang-orang miskin tersebut. Jika yang melanggar tidak menemukan hewan yang semisalnya baru dia diberi pilihan apakah memberi makan ataukah puasa.
  3. Melakukan pelanggaran nomor 7 tidak ada fidyah namun berdosa jika dilakukan bukan karena lupa atau tidak tahu dan nikahnya dihukumi sebagai nikah syubhat, harus diulang setelah ihram. Dan hendaklah bertaubat kepada Allah Ta’ala.
  4. Melakukan pelanggaran nomor 8 (berhubungan suami sitri), apabila sebelum tahallul awwal (pada haji) maka hajinya tidak sah dan wajib membayar fidyah dengan menyembelih seekor unta dan dibagikan bagi fakir miskin di haram dan wajib mengqodho’ haji tersebut di tahun depan. Apabila dilakukan setelah tahalul awwal maka hajinya sah berdasarkan ijma’ dan baginya fidyah berupa menyembelih seekor kambing. Adapun umroh jika pelanggarannya dilakukan sebelum tawaf atausa’yu maka batal umrohnya, hendaklah melakukan umroh lagi sebagai ganti, yaitu keluar lagi ke miqotdan wajib baginya fidyah menyembelih seekor kambing. Jika dilakukan pada umroh setelah thawafdan sa’yu (yakni sebelum memendekkan atau mencukur rambut) maka umrohnya sah dan wajib baginya fidyah.
  5. Melakukan pelanggaran nomor 9, jika seorang bercumbu dengan istrinya di selain kemaluannya, walaupun sampai mengeluarkan mani, maka hajinya tidak sampai batal, hendaklah dia menyembelih unta jika hal itu dilakukan sebelum tahalul awal. Jika setelahnya, hendaklah menyembelih kambing. Bagi wanita sama hukumanya dengan laki-laki kecuali jika dia dipaksa.
Hukuman-hukuman di atas berlaku bagi orang yang sengaja melakukannya baik karena butuh atau tidak. Adapun yang tidak tahu hukumnya atau karena lupa maka tidak ada hukuman baginya dan hajinya tetap sah.
Kedua: Thawaf sebanyak 7 putaran mengelilingi kakbah

  • Tiba di Masjidil Haram Makkah, pastikan telah bersuci dari najis dan hadats (sebagai syaratthawaf).
  •  Masuk dengan kaki kanan dan membaca, “Bismillahi wash-sholaatu was-salamu ‘ala Rasulillahi, Allahumaf-tahliy abwaaba rahmatik.”
  • Melakukan itthibagh. Caranya, selempangkan pakaian atas ke bawah ketiak kanan dan membiarkan pundak kanan terbuka dan pundak kiri tetap tertutup (hal ini khusus bagi laki-laki dan khusus pada thawaf qudum dan thawaf umroh). Adapun selainnya tidak disyari’atkan.
  • Segera menuju Hajar Aswad, menghadapnya, menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya tanpa ada suara ciuman. Jika tidak memungkinkan, hendaklah menyentuhnya dengan tangan kanan dan mencium tangan yang menyentuhnya. Jika tidak memungkinkan maka dengan tongkat dan sejenisnya lalu mencium tongkat tersebut. Jika tidak memungkinkan maka cukup berisyarat kepadanya.
  • Jika seorang bisa menciumnya maka hendaklah dia membaca, “Bismillahi Allahu Akbar”. Jika berisyarat kepadanya sambil membaca, “Allahu Akbar”.
  • Lakukan thawaf sebanyak 7 putaran mengelilingi kakbah. Mulai dari Hajar Aswad dengan memosisikan kakbah di sebelah kiri, sambil mengucapkan bacaan di atas.
  • Dari Hajar Aswad sampai ke Hajar Aswad lagi, terhitung 1 putaran.
  • Disunnahkan berlari-lari kecil (raml) pada tiga putaran pertama (hal ini disunnahkan pada thawaf umroh dan thawaf qudum pada haji).
  • Raml dan itthibagh tidak disyari’atkan untuk wanita.
  • Disunnahkan setiap kali berada di antara dua rukun, yaitu Rukun Yamani dan Hajar Aswad, untuk membaca:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan juga kebaikan di akhirat, serta jagalah kami dari adzab api neraka.”
  • Disunnahkan setiap kali sejajar dengan Hajar Aswad untuk melakukan sebagaimana ketika mulai pertama kali, sampai pun pada putaran terakhir.
  • Tidak disyari’atkan untuk mengusapkan tangan ke badan setelah mengusap Hajar Aswad maupun Rukun Yamani.
  • Disunnahkan setiap kali sejajar dengan Rukun Yamani untuk menyentuhnya tanpa dicium, sambil mengucapkan, “Bismillahi Allahu Akbar”. Jika tidak memungkinkan untuk menyentuhnya maka tidak disyari’atkan untuk berisyarat kepadanya dan tidak pula mencucapkan tasmiyyah dan takbir.
  • Disyari’atkan sepanjang thawaf untuk memperbanyak dzikir dan doa, namun tidak ada dzikir dan doa khusus yang disunnahkan selain bacaan-bacaan yang telah kami sebutkan di atas.
  • Janganlah berdesak-desakan untuk mencapai Hajar Aswad atau Rukun Yamani, sehingga menyakiti kaum muslimin. Padahal mencium Hajar Aswad dan menyentuh Rukun Yamani hukumnya sunnah, sedangkan menyakiti kaum muslimin adalah haram.
  • Juga tidak boleh bagi wanita berdesak-desakan dengan laki-laki, melainkan mereka berjalan di belakang kaum laki-laki.
  • Tidak boleh bagi wanita membuka wajahnya jika terdapat laki-laki asing, hendaklah dia menutupi wajahnya dengan kerudungnya (bukan dengan niqob, kain yang menempel di wajahnya)
  • Tidak mengapa melakukan thawaf di belakang zam-zam dan di seluruh masjid (termasuk di lantai atas dan atap), terutama ketika sangat ramai, namun lebih dekat ke kakbah yang lebih afdhal.
  • Jika tidak mampu thawaf sambil berjalan, tidak mengapa mengendarai kendaraan atau digendong.
  • Selain Hajar Aswad dan Rukun Yamani tidak disyari’atkan untuk disentuh dan tidak pula ada bacaan tertentu ketika melewatinya.
  • Tidak disyari’atkan menyentuh Maqom Ibrahim, dinding kakbah dan kiswahnya.
  • Berdoa kepada kakbah adalah syirik besar.
  • Tidak ada lafazh niat thawaf.
  • Jika terjadi keraguan pada jumlah putaran thawaf, ambil hitungan yang paling sedikit, lalu menambah putaran yang masih kurang.
  • Jika telah dikumandangkan iqomah sholat hendaklah memutuskan thawaf dan melakukan sholat, setelah sholat dilanjutkan kembali, tanpa harus memulai dari awal kembali.
  • Jika batal wudhu’ sebelum selesai thawaf hendaklah berwudhu’ dan memulai thawaf dari hitungan pertama.
  • Setelah thawaf, tutup kembali pundak kanan dengan pakaian ihram bagian atas seperti sebelumthawaf.
  • Pergi ke Maqom Ibrahim (tempat berdirinya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika membangun Kakbah) lalu membaca, “Fattakhidzu min maqoomi Ibrahiima Musholla”.
  • Lalu sholat dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim walaupun tidak tepat di belakangnya. Jika tidak memungkinkan maka lakukan sholat di mana saja di Masjidil Haram. Lakukan sholat ini walaupun bertepatan dengan waktu-waktu yang dilarang untuk sholat. Jika lupa mengerjakannya maka tidak ada kewajiban fidyah.
  • Disunnahkan pada raka’at pertama membaca surat Al-Fatihah dan Al-Kafirun. Raka’at kedua membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlash. Dan tidak ada doa khusus sebelum dan selesai sholat.
  • Lalu minum zam-zam dan siramkan sebagiannya ke kepala.
  • Jika memungkinkan untuk kembali menyentuh atau mencium Hajar Aswad. Jika tidak, maka tidak perlu berisyarat kepadanya.
  • Lalu pergi ke bukit Shafa untuk melakukan sa’yu.
Ketiga: Sa’yu sebanyak 7 putaran antara Shafa dan Marwa
  • Jika telah mendekati Shafa membaca:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِاللهِ
Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu termasuk dari syi’ar-syi’ar Allah.” (Al-Baqarah: 158)
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
Artinya: “Aku memulai (sa’yu) dengan apa yang dimulai oleh Allah (yakni disebutkan dulu Shafa lalu Marwah).”
  • Masih di Shafa, jika memungkinkan untuk menaikinya, lalu menghadap kakbah dan mengucapkan:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُلاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya segala kerajaan dan pujian, Dzat yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan serta Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, yang telah menepati janji-Nya, memenangkan hamba-Nya dan menghancurkan bala tentara kafir tanpa bantuan siapa pun.”
Dibaca 3 kali, setiap kali selesai salah satunya, disunnahkan untuk berdoa kepada Allah Ta’ala sesuai keinginan kita.
  • Setelah itu berjalan ke Marwah, ketika lewat di antara dua tanda hijau langkah dipercepat. Namun bagi wanita tetap berjalan seperti biasa. Dan boleh naik kendaraan dalam melakukan sa’yu jika terdapat masyaqqoh.
  • Tiba di Marwah telah dianggap melakukan satu putaran (kembalinya ke Marwah juga terhitung satu putaran). Berdiri di Marwah dan lakukan seperti yang dilakukan di Shafa.
  • Setelah itu kembali lagi ke Shafa dan seterusnya sampai 7 putaran yang berakhir di Marwah.
  • Boleh melakukan sa’yu di lantai atas.
  • Tidak mengapa bagi orang yang mendahulukan sa’yu sebelum thawaf karena tidak tahu atau lupa.
  • Disyari’atkan untuk memperbanyak dzikir dan doa ketika melakukan sa’yu. Dan menghindari perkataan dosa dan perkataan sia-sia.
  • Disunnahkan melakukan sa’yu dalam keadaan suci, jika dilakukan dalam keadaan berhadats maka tidak mengapa. Sehingga jika seorang wanita haid setelah thawaf, bolah baginya melakukan sa’yu.
  • Sa’yu tidak disyari’atkan pada selain haji dan umroh. Berbeda dengan thawaf, boleh melakukannya kapan saja.
Keempat: Memendekkan atau mencukur rambut
  • Setelah melakukan sa’yu, segera memendekkan atau mencukur rambut secara merata.
  • Tidak cukup memendekkan atau mencukur sebagian, namun harus seluruh rambut secara merata.
  • Mencukur lebih afdhal dibanding memendekkan, kecuali yang melakukan umroh untuk hajitamattu’, lebih afdhal baginya memendekkan, untuk kemudian mencukur pada tanggal 10 Dzulhijjah.
  • Bagi wanita hanya memotong pada ujung-ujung rambutnya sepanjang kuku.
  • Dengan ini, telah masuk pada tahallul, telah halal semua yang tadinya diharamkan ketika ihram. Selesailah rangkaian ibadah umroh.
Walhamdulillahi Rabbil’alamiin.
Rujukan:
  1. Catatan pribadi dari pelajaran fiqh pada kitab Ad-Durorul Bahiyyah karya Al-Imam Asy-Syaukanirahimahullah di Al-Madrasah As-Salafiyyah Depok yang disampaikan Al-Ustadz Abdul Barrhafizhahullah, 1430 H.
  2. Al-Ikhtiyaraat Al-Fiqhiyyah fi Masaailil ‘Ibaadat wal Mu’aamalaat min Fatawa Samaahatil ‘Allaamah Al-Imam ‘Abdil ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baaz–rahimahullah-, ikhtaaroha Khalid bin Su’ud Al-‘Ajmihafizhahullah, Bab Shifatul Hajj, hal. 322-352. Cetakan ke-6, 1431 H.
  3. Bayaanu maa yaf’aluhul Haaj wal Mu’tamir, karya Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzanhafizhahullah, terbitan Kantor Pusat Haiah Al-Amri bil Ma’ruf wan Nahyi ‘anil Munkar, 1430 H.
  4. Tabshirun Naasik bi Ahkaamil Manasik ‘ala Dhauil Kitab was Sunnah wal Ma’tsur ‘anis Shahaabah,karya Asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badrhafizhahullah, cetakan ke-3, 1430 H.
  5. Jami’ul Manasik, karya Asy-Syaikh Sulthan bin AbdurRahman Al-‘Iedhafizhahullah, cetakan ke-3, 1427 H.

Murottal Quran 30 Juz Sheikh Maahir Al Mu'ayqali

Shalat Tepat Waktu !

KOLEKSI CERAMAH MP 3

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Al Qur'anku

Mushaf Al Qur'an

Jazakumullah Khayran

Daftar Isi

Al Qur'an dan Murotal

TvQuran

Kajian Ilmu Tajwid