Madinah adalah Kota Nabi, kota tempat beliau Shollallohu alaihi wasallam- berhijrah. Kota ini mempunyai banyak julukan
diantaranya: thoobah dan thoybah.
Madinah mempunyai banyak keutamaan,
diantaranya:
Pertama :Bermukim di kota Madinah lebih baik
dari pada bermukim di tempat lain.
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
“Kota Madinah adalah (tempat tinggal yang) lebih baik
bagi mereka, andai mereka mengetahuinya” (HR. Bukhori
Muslim)
Kedua: Kota Madinah dibersihkan dari orang yang
hina dan rusak.
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda
mengenai hal ini: “Kota Madinah membersihkan manusia,
sebagaimana ubupan (alatnya pandai besi) membersihkan besi dari karatnya”
(HR. Bukhori Muslim)
Ketiga: Iman akan kembali pulang ke kota
Madinah.
Iman akan bersatu dan berkumpul lagi di
Madinah, sebagaimana sabda Rosul -shollallohu alaihi
wasallam-: “Sesungguhnya iman
akan kembali ke Madinah, sebagiamana ular akan kembali ke lubangnya” (HR. Bukhori dan Muslim). Oleh karena itu, setiap insan muslim
merasakan adanya rasa rindu dalam dirinya untuk pergi ke Madinah demi
mendapatkan keutamaannya.
Keempat: Madinah terlindung dari wabah penyakit
(tho’un) dan Dajjal.
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- bersabda: “Di setiap lorong kota Madinah ada banyak malaikat, sehingga tidak
dimasuki oleh wabah penyakit (tho’un) dan Dajjal.” (HR.
Bukhori dan Muslim)
Kelima: Berkahnya kota Madinah.
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- bersabda: “Ya Alloh, jadikanlah keberkahan yang ada di Madinah ini dua
kalinya keberkahan yang ada di Makkah.” (HR. Bukhori
dan Muslim)
Keenam: Keutamaan orang yang bersabar dengan
kerasnya kota Madinah.
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- bersabda: “Tiada orang yang bersabar dengan kesulitan dan kekerasan kota
Madinah, melainkan aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaatnya pada hari
kiamat nanti. (HR. Muslim)
Ketujuh: Madinah adalah kota suci.
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- bersabda: “Madinah adalah kota suci, letaknya di antara Bukit Ier dan Bukit
Tsaur. Barangsiapa melakukan bid’ah atau membantu orang lain dalam bid’ahnya di
dalamnya, maka ditimpakan atasnya laknat Alloh, laknat Malaikat, dan laknat
seluruh manusia” (HR. Muslim)
Hadits yang menerangkan kesucian kota Madinah
mencakup hal-hal berikut ini: Larangan berburu di dalamnya, larangan memotong
pohonnya, larangan membawa senjata untuk perang, larangan melakukan bid’ah dan
membantunya, yakni larangan melakukan hal-hal yang munkar dan merusak, serta
perintah melindungi penduduknya.
Kedelapan: Ancaman bagi mereka yang ingin
mencelakai penduduk Madinah.
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- bersabda: “Tiada seorangpun yang bermaksud mencelakai penduduk Madinah,
kecuali Allah akan leburkan dia di neraka, sebagaimana meleburnya besi atau
garam. (HR. Muslim)
Kesembilan: Keutamaan sholat di Masjid
Nabawi.
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- bersabda: “Sholat sekali di masjidku ini, lebih utama dari sholat seribu kali
di masjid lain, kecuali sholat di Masjidil Harom” (HR.
Bukhori dan Muslim)
Kesepuluh: Keutamaan Roudhoh
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- bersabda: “Tempat yang berada di antara rumahku dan mimbarku adalah salah
satu taman dari taman-taman surga” (HR. Bukhori dan
Muslim)
TEMPAT-TEMPAT di Madinah yg DISYARI’ATKAN utk
diziarahi
Ada beberapa tempat di kota Madinah yang
disyariatkan untuk diziarahi dan dikunjungi:
Pertama: Masjid Nabawi:
Tempat ini merupakan tujuan utama dalam
kunjungan ke kota Madinah, Rosul -shollallohu alaihi
wasallam- bersabda: “Safar
tidak diperkenankan, kecuali ke tiga masjid: Masjidil harom, masjidku ini dan
masjid aqsho.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Adab berkunjung ke masjid nabawi:
Ketika seseorang sampai ke masjid nabawi dan
ingin memasukinya, hendaklah mendahulukan kaki kanannya dengan membaca sholawat
kepada Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dan berdoa: “اللهم افتح لي أبواب رحمتك“ (Ya Alloh, bukalah pintu-pintu rahmatmu
untukku), kemudian sholat tahiyyatul masjid dua rokaat, setelah itu
pergi untuk salam kepada Nabi -shollallohu alaihi
wasallam- dengan posisi badan menghadap ke makam dan
membelakangi arah kiblat, seraya mengucapkan:
السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته،
أشهد أنك بلغت الرسالة، ونصحت الأمة، وجاهدت في الله حق جهاده
(Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkatan
Alloh tercurahkan kepada engkau wahai Nabi! Aku bersaksi bahwa sesungguhnya
engkau telah menyampaikan risalahmu, engkau telah menasehati umatmu, dan engkau
telah berjihad di jalan Alloh dengan sebaik-baik jihad)
Kemudian geser selangkah ke sebelah kanannya,
dan mengucapkan:
السلام عليك يا خليفة رسول الله، رضي الله عنك،
وجزاك عن أمة محمد خيرا
(Semoga keselamatan tercurahkan kepada engkau
wahai Kholifah Rosululloh, semoga Alloh meridhoimu, dan membalasmu dengan
kebaikan).
Kemudian bergeser ke sebelah kanan lagi, dan
mengucapkan:
السلام عليك يا عمر، رضي الله عنك، وجزاك عن أمة
محمد خيرا
(Semoga keselamatan tercurahkan kepada engkau
wahai sahabat Umar, semoga Alloh meridhoimu, dan membalasmu dengan
kebaikan).
Hendaklah ia memperhatikan adab ketika
mengucapkan salam, dengan tidak mengangkat suara dan tidak berhenti
lama.
Sebaiknya peziarah memanfaatkan waktunya dengan
memperbanyak tinggal di Masjid Nabawi, memperbanyak doa, istighfar, dzikir, baca
Qur’an, menghadiri majlis ilmu, dan amal-amal sholeh lainnya.
Kedua: Masjid Quba.
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- dahulu pergi
ke masjid Quba setiap pekan, kadang jalan kaki, kadang naik tunggangan. Beliau
bersabda: “Barangsiapa keluar menuju masjid ini (yakni
masjid Quba) kemudian sholat di dalamnya, maka baginya pahala yang sebanding
dengan pahala umroh.” (HR. Ahmad dan yang lainnya
dengan sanad yang shohih)
Ketiga: Pemakaman Baqi’ dan Syuhada
Uhud.
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- dahulu
mendatangi Makam Baqi’ dan mengucapkan salam kepada para sahabat yang dimakamkan
di dalamnya, sebagaimana diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori
dan Muslim.
Itulah beberapa tempat yang disyariatkan untuk
diziarahi di kota madinah ini. Adapun selain tempat-tempat tersebut, tidak ada
dalil khusus yang menerangkan anjuran untuk menziarahinya, akan tetapi itu
merupakan amalan baru yang dibuat-buat oleh orang, padahal Rosul -shollallohu alaihi wasallam- telah
bersabda: “Barangsiapa mengada-adakan dalam agama ini,
hal baru yang (sebenarnya) bukan dari agama ini, maka amalan tersebut
tertolak.” (HR. Muslim), maka hendaklah peziarah
menjaga waktu dan mengisinya dengan amalan yang dianjurkan oleh syariat, serta
tidak menyia-nyiakannya dg jalan-jalan menuju tempat-tempat yang tidak ada
anjuran dari Rosul -shollallohu alaihi
wasallam- untuk mengunjunginya, begitu pula tidak
dikunjungi oleh para sahabat beliau.
Beberapa CATATAN PENTING bagi Para
Peziarah
1. Nabi -shollallohu
alaihi wasallam- memerintahkan umatnya untuk bersholawat dan salam kepadanya, di mana pun mereka berada.
Beliau juga memberitahukan bahwa sholawat dan salam tersebut akan sampai
kepadanya, dan hal tersebut tidak khusus bagi mereka yang datang ke makamnya,
sebagaimana sabdanya -shollallohu alaihi
wasallam- : “Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai
ied (ritual rutinan)! Jangan pula kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan!
dan bersholawatlah kepadaku dimanapun kalian berada! Karena sholawat itu akan
sampai kepadaku.” (HR. Ahmad dan yang lainnya dengan sanad yang
shohih).
Oleh karena itu, sholawat dan salam kepada Nabi
-shollallohu alaihi wasallam-
tidak perlu harus pergi ke makam beliau. Begitu pula tidak disyariatkan titip
salam kepada orang yang akan menziarahi beliau, karena para malaikat akan
menyampaikan salam kita dimanapun kita berada. Adapun hadits-hadits yang
menerangkan tentang keutamaan pergi meziarahi makam beliau, semua hadisnya tidak
ada yg shohih.
Tidak pula disyariatkan untuk menziarahi makam
Rosul -shollallohu alaihi wasallam- setiap kali masuk masjid, karena para sahabat (semoga Alloh
meridhoi mereka) tidak melakukan hal itu, juga karena salam yang diucapkannya
ketika masuk masjid akan sampai kepada beliau, tanpa harus pergi ke
makamnya.
2. Hendaklah peziarah menjauhi
amalan-amalan yang dilakukan oleh orang yang tidak tahu
agama dan ahli bid’ah ketika berada di masjid nabawi, seperti: mengusap-usap
mihrob, minbar, tiang, pintu, pagar dan jendela masjid. Atau bahkan menciumnya,
atau berusaha thowaf mengelilingi kamar tempat pemakaman Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, atau berdoa
di tempat tersebut.
Yang lebih buruk lagi, apabila ia berdoa di
sana dengan doa-doa bid’ah,
seperti tawassul dengan
kedudukan atau kehormatan Nabi -shollallohu alaihi
wasallam-, atau sejenisnya, yang hal tersebut tidak
pernah dituntunkan oleh Syariat Islam yang suci ini.
Lebih buruk dari itu semua, apabila ia berdoa
meminta syafaat kepada Rosul -shollallohu alaihi
wasallam-, atau meminta kepadanya sesuatu yang hanya
dapat dilakukan oleh Alloh semata, seperti: memohon ampunan dosa, dijauhkan dari
bencana, masuk surga, terbebas dari neraka, memohon kesembuhan, kemenangan atas
musuh, meminta rejeki, meminta anak, dan yang semisalnya, yang itu semua adalah
syirik akbar yang tidak akan
diampuni oleh Alloh ta’ala, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik ” (Annisa: 48), Ia juga berfirman (yang
artinya): “Jika kamu mempersekutukan (Alloh), niscaya akan terhapus (pahala)
amalanmu” (Az-zumar: 65).
Nabi -shollallohu
alaihi wasallam- juga telah memperingatkan hal tersebut
dan melaknat pelakunya, beliau bersabda: “Semoga laknat Alloh atas kaum yahudi
dan nasrani, disebabkan perbuatan mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka
sebagai masjid” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kewajiban kita adalah memurnikan doa hanya
kepada Alloh semata, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Mohonlah kepada
Allah dengan memurnikan ketaatanmu (hanya) kepada-Nya” [Al-a'rof: 29], Ia juga
berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan
Allah. Maka janganlah kamu menyembah siapapun di dalamnya di samping (menyembah)
Allah. [Aljin:18]
3. Dianjurkan bagi para peziarah makam para
sahabat -rodliallohu
anhum- yang berada di baqi’ dan uhud, untuk merenungi
hikmah disyariatkannya ziarah kubur, yaitu untuk mengingat hari akhir, dan
mendoakan mereka.
Hendaknya pula tidak menampakkan kesedihan dan
ratapan, juga amalan-amalan yang bisa jadi termasuk perbuatan syirik atau
jembatan menuju kesyirikan, seperti sholat di kuburan, atau mengutamakan berdoa
dan membaca Alquran di tempat tersebut.
Diharamkan pula untuk memasang penerangan di
pemakaman, menaruh surat-surat yang berisikan wasiat, tawasul, permohonan dsb,
karena Rosul -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda: “Ingatlah, sungguh orang-orang sebelum kamu telah
menjadikan makam-makam Nabi mereka sebagai masjid. Oleh karena itu, janganlah
sekali-sekali kalian menjadikan makam sebagai masjid! Karena aku telah melarang
kalian melakukannya! (HR. Muslim)
Hakekat CINTA ROSUL -shollallohu alaihi wasallam-
Rosululloh, Muhammad ibnu Abdillah
-shollallohu alaihi wasallam-, itu diutus Alloh ta’ala kepada seluruh umat manusia, sebagaimana
firman-Nya (yang artinya): “Katakanlah: Wahai manusia! Sesungguhnya Aku ini
utusan Allah bagi kalian semua.” [al-a'roof: 158].
Beliau dijadikan sebagai penutup kenabian dan
kerosulan, sebagaimana firman-Nya: “Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang di
antara kalian, tetapi dia adalah utusan Alloh dan penutup para nabi. [al-ahzaab:
40]
Alloh mengutusnya sebagai pembawa rahmat untuk
semesta alam, sebagaimana firman-Nya: “Tiadalah kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [al-anbiya': 107]
Alloh mengutusnya sebagai penunjuk jalan,
pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan, sebagaimana firman-Nya: “Wahai
nabi! Sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira,
pemberi peringatan, penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya, dan sebagai
cahaya yang menerangi. [al-ahzaab: 45-46]. Maka beliau menyampaikan risalah
tersebut dengan sebaik-baiknya, menasehati umatnya dan menegakkan
hujjahnya.
Cinta Rosul -shollallohu alaihi wasallam- merupakan
kewajiban yang paling agung dari keimanan kita, ia merupakan pondasi pada setiap
amalan yang berlandaskan keimanan dan agama, oleh karena itu kita berkewajiban
untuk mencintai beliau melebihi kecintaan kita kepada makhluk, siapapun
orangnya, sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: “Jika bapak, anak, saudara,
isteri, sanak kerabat, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang
kalian khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian sukai, itu lebih
kalian cintai melebihi Allah dan RasulNya dan lebih kalian cintai melebihi jihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. [at-taubah:
24]
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
“Tidak (sempurna) iman seseorang, sehingga cintanya kepadaku melebihi cintanya
kepada orangtuanya, anaknya, dan siapapun juga. (HR. Bukhori Muslim)
Diantara indikasi dan pengaruh dari cinta rosul
-shollallohu alaihi wasallam- yang hakiki, adalah:
- Menghormati dan mengagungkannya.
- Mentaati dan menerapkan petunjuknya serta berpegang teguh kepadanya.
- Membenarkan seluruh ucapannya.
- Menolongnya dan mendakwai orang lain untuk berpegang teguh kepada sunnahnya, mengagungkannya, dan membelanya.
- Tidak melakukan perbuatan bid’ah dalam agama.
- Memperbanyak bacaan sholawat kepadanya.
- Tidak bersikap berlebih-lebihan kepadanya.
Keutamaan PARA SAHABAT dan HAK-HAK
mereka
Para sahabat -rodliallohu anhum- adalah umat yang paling
utama. merekalah insan terbaik yang dipilih Alloh untuk mendampingi Nabi
-shollallohu alaihi wasallam-. Mereka beriman kepadanya dan membelanya. Mereka sabar dengan
apapun yang menimpa mereka dalam perjuangan mereka di jalan Alloh, dari mulai
perlawanan, penolakan, kesulitan, dan disakiti oleh lawan.
Bahkan Alloh telah meridhoi mereka dan
menjanjikan surga bagi mereka, sebagaimana fiman-Nya: “Orang-orang yang
terdahulu, lagi yang pertama-tama (masuk Islam), dari golongan muhajirin,
anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada
mereka dan merekapun ridho kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, dan mereka akan kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar.[Attaubah: 100].
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah generasi yang hidup di masaku, kemudian generasi
setelahnya, kemudian generasi setelahnya” [HR. Bukhori Muslim].
Para sahabat -rodliallohu anhum- mempunyai hak-hak yang
wajib dipenuhi oleh seorang muslim, diantaranya:
1. Mencintai mereka
dan mendoakan keridhoan untuk mereka.
2. Meyakini bahwa
mereka adalah generasi terbaik dan mempunyai keutamaan.
3. Meyakini keadilan
mereka.
4. Membersihkan hati
kita dari kebencian terhadap mereka, serta menahan diri dan tidak
mempermasalahkan apa yang pernah terjadi diantara mereka.
5. Tidak mencela,
tidak merendahkan, dan tidak menjatuhkan kedudukan mereka.
Karena para sahabat adalah insan-insan terbaik
dan para pembawa Ajaran Islam. Mencela mereka sama dengan mendustakan dan
menyalahi pujian dan keridhoan yang diberikan Alloh ta’ala kepada mereka.
Mencela mereka adalah sama dengan menyakiti
Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, menyalahi wasiat beliau untuk mereka, dan meragukan kemurnian
seluruh ajaran agama ini, karena agama ini tidak sampai kepada kita kecuali
lewat jalan mereka.
Rosul -shollallohu
alaihi wasallam- telah bersabda: “Janganlah kalian
mencela para sahabatku, karena andai saja salah seorang dari kalian menginfakkan
emas sebesar gunung uhud, itu tidak akan menyamai pahala infaq mereka sebanyak
satu mud, atau bahkan setengahnya. (HR. Bukhori dan Muslim).
6. Tidak
berlebih-lebihan terhadap mereka.
karena jalan yang lurus adalah yang bersih dari
sikap berlebih-lebihan dan sikap meremehkan. Artinya: kita tidak mendudukkan
mereka diatas martabat mereka, misalnya dengan memberikan sifat ketuhanan atau
kenabian kepada mereka, begitu juga sebaliknya jangan sampai kita tidak sopan
kepada mereka, misalnya dengan merendahkan atau mencela mereka.
7. Menjaga hak-hak
keluarga Nabi -shollallohu alaihi
wasallam- yaitu: keturunan Bani Hasyim dan Bani Abdul
Muththolib.
Termasuk dari keluarga Nabi adalah
isteri-isteri beliau, ibunda kaum mukminin, sebagaimana sabda Rosul
-shollallohu alaihi wasallam-: “Aku ingatkan kepada kalian, agar menjaga keluargaku.” [HR.
Muslim]
Keluarga Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dari
kalangan sahabat mempunyai tiga hak: (1) Hak sebagai seorang yang mukmin, (2)
Hak sebagai seorang sahabat, dan (3) Hak sebagai seorang kerabat Nabi
-shollallohu alaihi wasallam-.
Sedangkan keluarga Nabi -shollallohu alaihi wasallam- yang bukan
dari kalangan sahabat, mereka mempunyai dua hak: (1) Hak sebagai seorang yang
mukmin dan (2) Hak sebagai seorang kerabat Nabi -shollallohu alaihi wasallam-.
Oleh: Prof. Dr. Sulaiman bin sholih bin abdul
aziz al ghushn
Alih bahasa oleh: Abu Abdillah Musyaffa’
Addariny.
Madinah, 3 desember 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar