Ustadz
Abu Ismail Muslim al-Atsari حفظه الله
AMAL BISA BATAL
Seorang Mukmin beribadah kepada Allah عزّوجلّ dengan penuh cinta, harap disertai rasa
cemas. Cinta kepada Allah عزّوجلّ karena banyak sekali nikmat yang telah Dia
limpahkan kepada hamba-Nya; Beribadah dengan penuh harap bisa meraih rahmat dan
ampunan-Nya; sedangkan cemas maksudnya khawatir terkena siksa-Nya, juga khawatir
amal yang dilakukannya gugur disebabkan perusak-perusak amal. Karena amalan itu
bisa gugur dengan berbagai sebab sebagaimana diterangkan oleh Allah عزّوجلّ dan Rasul-Nya. Allah عزّوجلّ berfirman
:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
Wahai orang-orang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala)
amal-amalmu. (QS. Muhammad/47:33)
Tentang ayat ini,
Imam Ibnu Katsir رحمه الله mengatakan, "Kemudian Allah عزّوجلّ memerintahkan para hamba-Nya yang beriman untuk
mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya, karena ketaatan itu merupakan kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat. Allah عزّوجلّ juga melarang mereka dari murtad yang akan bisa
membatalkan seluruh amalan. Oleh karena itu Allah عزّوجلّ berfirman, "janganlah kamu merusakkan (pahala)
amal-amalmu", maksudnya dengan kemurtadan". (Tafsir Ibnu Katsir, surat
Muhammad, ayat ke-33 )
PERUSAK AMAL SECARA TOTAL
Berdasarkan nash-nash dari al-Qur'an dan as-Sunnah, dapat diketahui
bahwa perusak amal itu ada dua macam:
Perusak sebagian amal, seperti riya' dalam ibadah, atau berbagai jenis
kemaksiatan sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang
shahih.
Perusak amal secara total, yaitu ada ada empat macam: kekafiran,
kemusyrikan, kemunafikan, dan kemurtadan.
Sebagai seorang Mukmin, adalah menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk
memahami segala macam perusak amal itu, kemudian menjauhinya, agar kita selamat
dan bisa meraih kebaikan yang kita inginkan dengan amal shalih kita. Namun
karena keterbatasan halaman, maka pada kesempatan kali ini kita hanya akan
membicarakan jenis perusak yang kedua yaitu yang bisa menggugurkan amal secara
total, mengingat dampaknya dan keburukannya yang luar biasa. Inilah empat macam
perusak amal secara total:
1. KEMUSYRIKAN
Syirik (kesyirikan), maksudnya adalah menjadikan sekutu atau tandingan
bagi Allah عزّوجلّ dalam rububiyah (perbuatan-Nya),
uluhiyah (hak-Nya untuk ditaati secara mutlak dengan penuh kecintaan dan
pengagungan), dan asma' dan sifat (nama-nama-Nya yang paling indah
dan sifat-sifat-Nya yang sempurna).
Umumnya, kesyirikan itu terjadi dalam uluhiyah. Misalnya,
berdoa kepada Allah عزّوجلّ tapi juga berdoa kepada selain-Nya, atau
mempersembahkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah عزّوجلّ, seperti: penyembelihan binatang, nadzar,
rasa takut, berharap, dan kecintaan. (Kitab Muqarrar Tauhid lish Shaffits
Tsalits al-'Ali fil Ma'ahid al-Islamiyah, 3/10)
Syirik merupakan dosa dan kezhaliman terbesar yang tak termaafkan, jika
pelakunya mati dalam keadaan musyrik. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
syirkul akbar (kemusyrikan yang besar) digolongkan kedalam sesuatu yang
bisa menggugurkan semua amal kebaikan seseorang secara total. Allah عزّوجلّ berfirman :
وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُواْ
يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka (para Nabi) mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah
dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS.
al-An'am/6:88)
Ketika menjelaskan ayat ini, syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di
رحمه الله berkata, "Sesungguhnya syirik itu bisa melenyapkan
amalan dan bisa menyebabkan kekal dalam neraka. Maka jika seandainya hamba-hamba
pilihan tersebut (yakni para Nabi) berbuat syirik niscaya lenyaplah
amalan-amalan mereka (tetapi mereka tidak mungkin melakukannya), apalagi selain
mereka." (Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, surat al-An'am,
ayat ke-88)
Dia juga berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ
أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (para nabi)
sebelummu, jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapus amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS.
az-Zumar/39:65)
Syaikh Abdurrahman bin N?shir as-Sa'di رحمه الله berkata di dalam tafsirnya tentang ayat ini, "Jadi
dalam kenabian seluruh Nabi, syirik itu bisa melenyapkan seluruh amalan,
sebagaimana Allah عزّوجلّ telah firmankan dalam surat al-An'am." (Taisir
Karimir Rahman Fi Tafsir Kalamil Mannan)
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه الله berkata, "Sebagai diketahui berdasarkan
dalil-dalil syar'i dari al-Qur’an dan as-Sunnah bahwa seluruh amalan dan
perkataan hanya akan sah dan diterima jika muncul dari aqidah shahihah
(yang benar). Jika aqidah tidak shahihah, maka seluruh amalan dan
perkataan yang muncul darinya pun batal." (Aqidatus Shahihah Wa Nawaqidhul
Islam, hlm. 3)
2. KAFIR
Kekafiran adalah lawan dari keimanan. Dalam keimanan harus ada keyakinan
dan ketundukan terhadap firman Allah عزّوجلّ dan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Jika dua hal itu tidak terpenuhi, maka
keimanannya dianggap tidak ada. Oleh karena itu kekafiran memiliki
bermacam-macam bentuk.
Syaikhul Islam رحمه الله berkata, "Mereka (kaum Muslimin) telah sepakat
bahwa orang yang tidak beriman setelah tegak hujjah kepada mereka, maka dia
kafir, baik karena dia mendustakan, meragukan, berpaling, sombong, ragu-ragu,
atau lain sebagainya". (Majmu' Fatawa, 20/87)
Demikian juga secara hukum, para Ulama membagi kekafiran menjadi dua:
kufur akbar dan kufur ash-ghar. Kufur akbar adalah
kekafiran yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam, sehingga
pelakunya akan kekal dalam neraka. Kufur inilah yang menggugurkan seluruh amal.
Sedangkan kufur ash-ghar adalah kekafiran yang tidak menyebabkan
pelakunya keluar dari agama Islam, sehingga seandainya pelakunya masuk neraka,
dia tidak kekal di dalamnya. Meski demikian, pelakunya tetap mendapatkan ancaman
siksa yang besar.
Dalam banyak ayat, Allah
عزّوجلّ memberitahukan bahwa amalan-amalan orang kafir itu sia-sia betapapun
banyaknya. Diantaranya, dalam firman Allah
عزّوجلّ:
وَالَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَلِقَاء الآخِرَةِ حَبِطَتْ
أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلاَّ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan
perjumpaan dengan akhirat, maka seluruh perbuatan mereka terhapus. Mereka tidak
diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS.
al-A'raf/7:147)
Juga firman-Nya :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْساً لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ.
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ
أَعْمَالَهُمْ
Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah
menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya
mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) lalu Allah
menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS. Muhammad/47:
8-9)
Oleh karena itu Allah عزّوجلّ menggambarkan amal-amal orang kafir itu seperti
debu yang diterbangkan oleh angin, tidak ada manfaatnya sama sekali, atau
seperti fatamorgana yang tidak ada hakekatnya. Allah عزّوجلّ
berfirman:
مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ
اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لاَّ يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ
عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلاَلُ الْبَعِيدُ
Orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, amalan-amalan mereka adalah
seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin
kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah
mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (QS.
Ibrahim/14:18)
Juga firman-Nya :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ
الظَّمْآنُ مَاء حَتَّى إِذَا جَاءهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئاً وَوَجَدَ اللَّهَ
عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila
didatanginya air itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan
amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS.
an-Nur/24:39)
Ini merupakan kerugian yang sangat fatal, bahkan orang-orang kafir itu
adalah orang-orang yang paling rugi! Ketika di dunia, mereka mengira akan
mendapatkan balasan atas amal kebaikan mereka, namun karena amal-amal mereka
tidak dilandasi iman, maka mereka tidak mendapatkan balasan sedikitpun di
akhirat.
3. MUNAFIQ
Nifak adalah perbuatan menampakkan kebaikan dan menyembunyikan
keburukan. Jika yang ditampakkan adalah keimanan, dan yang disembunyikan adalah
kekufuran, maka ini adalah nifak akbar, pelakunya disebut dengan munafik.
Walaupun di dunia dihukumi sebagai orang-orang Muslim, karena zhahir demikian,
namun di akhirat orang-orang munafik akan berada dalam neraka yang paling
bawah.
Amalan orang munafik itu sia-sia, karena Allah عزّوجلّ telah menggugurkannya. Allah عزّوجلّ berfirman:
قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الْمُعَوِّقِينَ مِنكُمْ وَالْقَائِلِينَ
لِإِخْوَانِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا وَلَا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلَّا قَلِيلاً.
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاء الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنظُرُونَ إِلَيْكَ
تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ
الْخَوْفُ سَلَقُوكُم بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُوْلَئِكَ
لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيراً
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di
antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya,
"Bergabunglah bersama kami !" Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan
sebentar.
Mereka bakhil kepadamu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat
mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik seperti orang yang
pingsan karena akan mati. Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci
kamu dengan lidah yang tajam, sedang merekti bakhil untuk berbuat kebaikan.
Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. dan yang
demikian itu mudah bagi Allah. (QS. al-Ahzab/33:18-19)
Allah عزّوجلّ juga berfirman mengenai orang-orang
munafik:
وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُواْ أَهَـؤُلاء الَّذِينَ أَقْسَمُواْ
بِاللّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ
فَأَصْبَحُواْ خَاسِرِينَ
Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang
bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar
beserta kamu? Rusak binasalah segala
amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi. (QS.
al-Maidah/5:53)
4. KEMURTADAN
Murtad maksudnya kembali kepada kekufuran setelah sebelumnya beragama Islam.
Allah عزّوجلّ memberitahukan usaha kaum musyrikin Quraisy untuk
memurtadkan kaum Muslimin, dan ancaman terhadap kaum Muslimin yang
murtad:
وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ
إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ
فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ
أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Mereka (musyrikin Quraisy) tidak henti-hentinya memerangi kamu (kaum
Muslimin) sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada
kekufuran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu
dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya. (QS. al-Baqarah/2:217)
Setelah kita mengetahui bahwa amalan seseorang bisa batal dengan
perkara-perkara yang merusakkan amalan, maka sepantasnya kita selalu berusaha
menjaga dan melindungi amalan kita sebaik-baiknya, jangan sampai menjadi rusak
dan sia-sia. Karena sesungguhnya iman yang shahih (benar) dan amal yang
shalih (baik), keduanya ini yang menjadi kunci kebahagian hamba di dunia
dan akhirat. Semoga Allah عزّوجلّ selalu membimbing kita di atas jalan yang Dia
cintai dan menjaga kita dari segala keburukan,
Amin.[] - www.ibnumajjah.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar