Disebut dengan An Naziaat, karena dimulai dengan ungkapan
tersebut, artinya para malaikat yang mencabut nyawa anak-anak Adam. Adapun
hubungan surat An Naziaat dengan surat An Naba’ sebelumnya adalah kesamaan tema
di mana masing-masing sama-sama menegaskan akan terjadinya hari kebangkitan
(Kiamat) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ringkasan surat An Naziaat
sebagai berikut:
1. (ayat:1-5) Pembukaan, di dalamnya Allah bersumpah dengan:
(a) Malaikat yang mencabut ruh orang-orang kafir dengan keras, membuat
orang-orang kafir itu tersiksa dan merasa sakit. (b) Malaikat yang mencabut
nyawa orang-orang mukmin dengan lembut (c) Malaikat yang turun dari langit
dengan cepat mendahului ruh-ruh orang mukmin menuju surga(d) Malaikat yang
mengatur segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan penduduk bumi.
2. (ayat: 6-14) Allah menegaskan dengan sumpahnya bahwa Hari
Kiamat pasti terjadi, dibuka dengan tiupan sangkakala, dan pada saat itu
orang-orang kafir ketakutan, mereka menyesal mengapa selama di dunia tidak
mentaati Allah. Mereka merasa rugi, telah membuang-buang waktu dalam pekerjaan
tidak ada gunanya.
3. (ayat: 15-26) Allah menghibur Rasulullah dengan kisah Nabi
Musa saat menghadapi Firaun. Supaya hatinya tidak sedih ketika melihat
orang-orang Kafir Makkah tidak beriman dan mendustakan risalahnya. Pada
kesempatan ini seakan Allah berfirman: Wahai Muhammad bukan hanya kamu yang
ditolak dan dilawan oleh orang-orang kafir, Musa dulu juga pernah dilawan oleh
Fir’aun. Dan Fir’aun perlawanannya lebih sadis lagi, karena tingkat kekafirannya
telah mencapai puncak, perhatikan ia berkata ” Aku Tuhanmu yang paling tinggi”.
Kisah ini juga bekal bagi para penerus perjuangan Rasulullah di setiap tempat
dan zaman, sehingga ia tidak merasa sedih saat menghadapi tantangan.
4. (ayat: 27-33) Allah menyebutkan bukti-bukti kekuasaannya,
agar tidak muncul lagi pribadi seperti Fir’aun yang mengingkari kebenaran. Dalam
hal ini Allah menantang: buktikan mana lebih sulit menciptakan langit atau
menciptakan kamu? Siapa yang mengangkat langit seluas ini tanpa tiang? Siapa
yang mendatangkan malam dan siang? Seandainya semuanya malam apa yang akan
terjadi pada kamu? Begitu juga sebaliknya? Siapa yang membuat bumi menghampar?
Membuat gunung sebagai pasak sehingga bumi ini tegak dengan seimbang?
Memancarkan air dan lain sebagainya? Siapa? Ayo jawab kamu atau Aku? Masihkah
kau akan sombong? Merasa bisa segalanya. Lalu tidak mau beriman kapadaKu?
Masihkah tidak percaya atas kemampuanku untuk membangkitkan kamu kembali setelah
mati?
5. (ayat: 34-41) Allah menggambarkan bagaimana keadaan manusia
pada saat Hari Kiamat tiba: Pada waktu itu manusia mulai mengingat masa lalunya
ketika api neraka benar-benat ditampakkan didepan hidungnya. Masing-masing mulai
siap-siap mempertanggungjawabkan sekecil apapun yang pernah ia lakukan selama di
dunia. Sebab ternyata semua amal terdaftar secara rapi. Tidak ada amal sekecil
atom atau lebih kecil lagi (baca: dzarrah) yang terlewatkan. Lalu Allah membagi
manusia dua golongan: (a) golongan orang-orang yang dulunya tidak mau ikut
ajaran Allah, tunduk pada hawa nafsu dan kepentingan dunia, mereka itu ahli
neraka Jahim (b) golongan orang-orang yang dulunya taat kepada Allah dan menahan
hawa nafsunya dari perbuatan maksiat, mereka itu penduduk surga.
6. (ayat: 42-46) Allah menutup surat ini dengan kisah perbuatan
orang kafir Makkah yang mengejek Rasulullah dengan bertanya-tanya kapan Muhammad
Hari kiamat yang kau janjikan akan terjadi? (Mirip dengan pembukaan surat An
Naba’). Tapi Allah segera mengajarkan Rasulullah: wahai Muhammad itu bukan
tugasmu menjawab mengenai waktu Kiamat, karena hanya Aku yang tahu. Tugasmu
hanya menyampaikan risalah dan ajaran dariKu supaya mereka tahu bahwa Kiamat
pasti dan pasti terjadi dalam sekejap dan dalam waktu yang sangat singkat,
seperti perubahan dari waktu siang ke malam hari. []
Sumber : Al Ikhhwan.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar