Adakah Senyum Indah di Gaza?



Adakah Senyum Indah di Gaza?




Dalam setiap desah nafasku
Dalam setiap ingatanku
Dalam setiap mimpiku
Ku ingin membalut lukamu

Ya Alloh,
Akankan tiba masa itu
Masa dimana saudaraku bisa tersenyum bahagia
Masa dimana, tak ada lagi guratan sedih dimatanya
Masa dimana, tak ada lagi rasa was-was di setiap hari-harinya

Ya Alloh
Ingin ku melihat Gaza tersenyum.
Melihat mereka bisa berkumpul bahagia dengan keluarganya
Bersenda gurau, tertawa lepas tanpa ada beban berat dipundaknya

Terkadang akupun malu
Aku yang disini bisa tertawa lepas
Aku yang disini bisa meninggalkan beban dipundakku
Tapi engkau disana tidak bisa tertawa bahagia
Setiap hari, jam dan menit rudal Yahudi siap mengintai nyawamu
Tak bisa kau lepaskan bebanmu, untuk tertawa sejenak dengan keluarga
Dentuman bom, peluru dan rudal terus mengintai nyawamu dan keluargamu

Jiwa, raga, darah, airmata, harta
Semua engkau korbankan untuk perdamaian negerimu, pembebasan Al-Aqsha.

Ya Alloh,
Aku malu tak bisa berbuat banyak untukmu,
Hanya doa yang bisa ku panjatkan untukmu yang sedang berjuang untuk negeri suci, 
Al-Aqsha kiblat pertama umat Islam di dunia.

Kau tak pernah menyantap makanan lezat,
Baju yang melekat dibadanmu pun hanya sekedarnya,
Subhanallah, kau tidak memikirkan keindahan dunia
Yang kau pikirkan adalah menang,
Atau mati syahid sebagai syuhada

Disini aku dengan mudahnya menyantap rakus makanan,
Memakai baju-baju indah, Membelanjakan uang untuk kepentingan duniawi.
Kau yang di Gaza bertahun-tahun lamanya hidup dengan kegelisahan
Yang sewaktu-waktu nyawa sebagai taruhannya.

Subhanallah,
Semangatmu luar biasa,
Kau siap mati sebagai syuhada untuk pembebasan Al-Aqsha, dan menjaga izzahmu untuk negerimu

Tak melihat tua muda, anak orang tua
Semangat kalian sama, menang atau mati syahid sebagai syuhada.

Ku ingin melihat anak-anak di Gaza tersenyum
Ku ingin melihat para lansia di Gaza, bisa menikmati sisa hidupnya
Ku ingin melihat orang tua di Gaza, bisa bahagia hidup bersama keluarganya

Adakah senyum Indah di Gaza?
Semoga Alloh, segera memberikan senyum di Gaza
Serta Jannah buat para syuhada

Allahu Akbar..... Janji Alloh pasti untuk kemenangan Gaza, Palestina
Bersabarlah saudaraku
Insya Alloh, kami disini tetap berdoa dan membantu kalian disana
Hingga melihat kalian tersenyum lepas, tanpa ada beban.


~ NAFISA~
http://www.islamedia.web.id

Anak-anak Gaza Cinta Al-Qur'an


Anak-anak Gaza Cinta Al-Qur'an


Anak-anak Gaza, kalian luar biasa

Begitu cintanya kepada Alloh 
Ditengah deru peluru, bom dan rudal
Kalian tetap menghafal Al-Qur'an



Subhanallah,
Tak ada waktu yang kalian buang percuma
Setiap menit, setiap detik
Kalian gunakan untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an dan Berjihad



Tak ada kata letih di benak kalian
Untuk terus berjuang
Kenikmatan dunia tidak lagi, kalian pikirkan
Kenikmatan akhirat-lah yang menjadi tujuan kalian



Setiap hari, ditengah bombardir rudal dan peluru yang siap menjemput nyawa kalian
Kalian tetap menghafalkan Al-Qur'an.
Subhanallah, semoga Al-Qur'an menjadi syafa'at kalian di akhirat nanti.



Jiwa kalian telah menyatu dengan Al-Qur'an
Hati kalian telah terisi dengan Surat Cinta dari Alloh



Kalian adalah anak-anak syurga
Kalian adalah Mujahid Setia
Kalian adalah Pelita ayah ibundamu di akhirat kelak
Kalian adalah kekuatan tak ternilai,
Melebihi kekuatan senjata yang dimiliki Yahudi



Begitu cintanya Alloh pada anak-anak Gaza
Alloh syahidkan anak-anak Gaza dan menggantinya dengan jumlah yang lebih banyak
Inilah kekuatan Alloh, menghadirkan para hafidz Qur'an yang baru
Semoga Jannah, tempat kalian kelak



Subhanallah,
Bagaimana dengan kita?
Kenikmatan yang kita miliki
Keindahan hidup yang Alloh karuniakan kepada kita
Apakah sudah membuat kita bersyukur kepada-Nya?



Berapa banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang sudah kita hafalkan?
Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an?
Sungguh malu rasanya, ditengah kemudahan yang ada
Untuk menghafal Al-Qur'an saja, menjadi beban yang luar biasa.



Astaghfirullah



Pray for Gaza
-Nafisa-

http://www.islamedia.web.id

Promo, Gratis Kingsoft Office 2012 Standard Edition


Microsoft Office mungkin merupakan aplikasi office terbaik dan paling banyak digunakan. Tetapi tidak semua bisa menggunakan karena harganya mungkin masih lumayan mahal bagi sebagian pengguna di tanah air. Kingsoft Office mungkin merupakan alternatif terbaik dilihat dari tampilan dan kemudahan penggunaan.
Beberapa waktu lalu saya pernah mengulas tentang Kingsoft Office 2012 yang mempunyai fitur dan tampilan mirip dengan Office 2007/2010 (untuk edisi Free mirip dengan Office 2003). Dengan tampilan dan lokasi dan fungsi yang sangat mirip inilah tentu sangat memudahkan bagi yang sudah terbiasa menggunakan Microsoft Office.
Bekerjasama dengan EaseUS, Kingsoft Office memberikan lisensi gratis salah satu produk officenya, Kingsoft Office Standard Edition (seharga $49.95). Versi ini terdiri dari Kingsoft Writer ( seperti Ms Word), Kingsoft Spreadsheets ( Excel) dan Kingsoft Presentation (Powerpoint).
Kingsoft Office 2012 dapat membaca dan menulis/edit dokumen Microsoft Office mulai dari Office 97 sampai 2010. Dan tentu Kingsoft Office Standard mempunyai tampilan yang mirip (sama) seperti Office 2010. Ukuran installasi aplikasi ini jauh lebih kecil dari Office 2010, sehingga tetap ringan dijalankan.
Perbedaan Kingsoft Office 2012 standard dan Free Edition hanya terletak pada tampilannya. Untuk Free Edition mempunyai fitur yang sama dengan standard, tetapi tampilannya masih mengadopsi Office 2003. Sedangkan untuk Standard Edition tampilan bisa dipilih menggunakan tampilan Office 2003 atau Office 2010 (ribbon).

Lisensi Gratis

Untuk mendapatkan lisensi gratis produk senilai $49.95 ini, silahkan ikuti langkah berikut:
  1. Kunjungi halaman promosi : http://www.kingsoftstore.com/easeus/kingsoft-office-standard-license-acquiring.html
  2. Lengkapi (isi) form isian yang diminta (Nama depan, nama belakang dan alamat Email)
  3. Klik tombol Submit
  4. Cek email kita (jika tidak langsung terkirim, tunggu beberapa saat). Seharusnya akan terkirim email dari “services@kingsoft.com” yang berisi kode lisensi Kingsoft Office 2012 Standard Edition
  5. Download Kingsoft Office 2012 Standard Edition : office_suite_stardard_2012.exe(39.1 MB)
  6. Setelah download selesai, install dan gunakan kode lisensi yang sudah didapatkan. Sebagai catatan bahwa lisensi ini bisa kita gunakan atau manfaatkan sampai tanggal 31 Desember 2013 (diinformasikan ke email kita)
Kingsoft Office 2012 kompatibel dengan Windows 2000, XP, Vista dan Windows 7 baik 32bit atau 64bit. Sistem yang diperlukan juga sangat ringan, minimum CPU Pentium II dengan RAM 128 MB. Fitur-fitur lebih lengkap bisa melihat ulasan saya sebelumnya tentang Kingsoft Office 2012 Free Edition atau langsung mengunjungi halaman resmi Kingsoft Office 2012
Sumber: http://ebsoft.web.id/promo-gratis-kingsoft-office-2012-standard-edition/

Air Mancur Tertinggi di Dunia Berada di Kota Jeddah


JEDDAH menjadi salah satu kota besar di Arab Saudi. Kota yang bisa diartikan sebagai Nenek ini menjadi salah satu pusat bisnis Kerajaan Arab Saudi. Di Jeddah, menjadi surga bagi Anda yang gemar berbelanja.
Sepintas, Jeddah sama seperti kota sibuk lainnya di dunia. Namun ada beberapa peninggalan sejarah seperti Makam Hawa dan Masjid Qisas. Beberapa lokasi bersejarah akan menjadi tujuan kunjungan para jamaah haji Indonesia. Memang, untuk sejarah Islam, Makkah dan Madinah lah tempatnya.
Meski demikian, Jeddah tetap punya kebanggaan seperti air mancur tertinggi di dunia, King Fahd’s Fountain di Laut Merah. Pancuran airnya mencapai 325 meter atau lebih tinggi dibandingkan Menara Eiffel, Prancis bila tanpa antena. Saat airnya diluncurkan ke atas, maka akan terlihat indahnya dari berbagai sudut Kota Jeddah.
Air mancur yang digerakkan tiga pompa raksasa ini mampu menembakkan 625 liter air per detik dengan kecepatan 375 kilometer per jam. Pancuran airnya semakin indah bila tiupan angin di sekitar laut cukup kencang. Air mancur tersebut akan berbentuk seperti separuh kipas raksasa.
Pembangunan perdana air mancur ini dimulai pada 1400H / 1980. Lima tahun kemudian, air mancur ini mulai beroperasi dan telah berjalan tanpa kesulitan kendala selama lebih dari 20 tahun. Kerajaan Arab Saudi sangat menjaga dan memelihara infrastruktur yang menjadi cikal bakal air terjun tersebut.
Pemerintah Arab Saudi tetap menjaga kelangsungan ekosistem di Laut Merah. Terjadinya korosi dan abrasi sudah dipertimbangan secara matang oleh pemerintah Arab Saudi. Maklum, tiga pompa raksasa yang menyedot air Laut Merah bisa memicu terjadinya gangguan ekosistem laut.
Kini, air mancur tersebut menjadi kebanggan Arab Saudi, terutama warga Kota Jeddah. Kala hari libur, Kamis dan Jumat, tepian pantai Laut Merah penuh dengan para pengunjung. Warga setempat membawa sanak keluarganya bersenda gurau di tepian pantai.
(Okezone)

Anda Ingin Ikhlas?



Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah.”
Niat yang baik atau keikhlasan merupakan sebuah perkara yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sering berbolak-baliknya hati kita. Terkadang ia ikhlas, di lain waktu tidak. Padahal, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ikhlas merupakan suatu hal yang harus ada dalam setiap amal kebaikan kita. Amal kebaikan yang tidak terdapat keikhlasan di dalamnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan bukan hanya itu, ingatkah kita akan sebuah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa tiga orang yang akan masuk neraka terlebih dahulu adalah orang-orang yang beramal kebaikan namun bukan karena Allah?. Ya, sebuah amal yang tidak dilakukan ikhlas karena Allah bukan hanya tidak dibalas apa-apa, bahkan Allah akan mengazab orang tersebut, karena sesungguhnya amalan yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan kesyirikan yang tak terampuni dosanya kecuali jika ia bertaubat darinya, Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa : 48)
Ibnu Rajab dalam kitabnya Jami’ul Ulum Wal Hikam menyatakan, “Amalan riya yang murni jarang timbul pada amal-amal wajib seorang mukmin seperti shalat dan puasa, namun terkadang riya muncul pada zakat, haji dan amal-amal lainnya yang tampak di mata manusia atau pada amalan yang memberikan manfaat bagi orang lain (semisal berdakwah, membantu orang lain dan lain sebagainya). Keikhlasan dalam amalan-amalan semacam ini sangatlah berat, amal yang tidak ikhlas akan sia-sia, dan pelakunya berhak untuk mendapatkan kemurkaan dan hukuman dari Allah.”
Bagaimana Agar Aku Ikhlas ?
Setan akan senantiasa menggoda dan merusak amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba. Seorang hamba akan terus berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah
Banyak Berdoa
Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa:
« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »
“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad)
Nabi kita sering memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan padahal beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan. Inilah dia, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat besar dan utama, sahabat terbaik setelah Abu Bakar, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah, “Ya Allah, jadikanlah seluruh amalanku amal yang saleh, jadikanlah seluruh amalanku hanya karena ikhlas mengharap wajahmu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku tersebut karena orang lain.”
Menyembunyikan Amal Kebaikan
Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain). Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits, “Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya.” (HR Bukhari Muslim).
Apabila kita perhatikan hadits tersebut, kita dapatkan bahwa di antara sifat orang-orang yang akan Allah naungi kelak di hari kiamat adalah orang-orang yang melakukan kebaikan tanpa diketahui oleh orang lain. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda “Sesungguhnya sebaik-baik shalat yang dilakukan oleh seseorang adalah shalat yang dilakukan di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah menyatakan bahwa sebaik-baik shalat adalah shalat yang dilakukan di rumah kecuali shalat wajib, karena hal ini lebih melatih dan mendorong seseorang untuk ikhlas. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah dalam Syarah Riyadush Sholihin menyatakan, “di antara sebabnya adalah karena shalat (sunnah) yang dilakukan di rumah lebih jauh dari riya, karena sesungguhnya seseorang yang shalat (sunnah) di mesjid dilihat oleh manusia, dan terkadang di hatinya pun timbul riya, sedangkan orang yang shalat (sunnah) di rumahnya maka hal ini lebih dekat dengan keikhlasan.” Basyr bin Al Harits berkata, “Janganlah engkau beramal agar engkau disebut-sebut, sembunyikanlah kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu.”
Seseorang yang dia betul-betul jujur dalam keikhlasannya, ia mencintai untuk menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Maka dari itu wahai saudaraku, marilah kita berusaha untuk membiasakan diri menyembunyikan kebaikan-kebaikan kita, karena ketahuilah, hal tersebut lebih dekat dengan keikhlasan.
Memandang Rendah Amal Kebaikan
Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia. Sa’id bin Jubair berkata, “Ada orang yang masuk surga karena perbuatan maksiat dan ada orang yang masuk neraka karena amal kebaikannya”. Ditanyakan kepadanya “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”. Beliau menjawab, “seseorang melakukan perbuatan maksiat, ia pun senantiasa takut terhadap adzab Allah akibat perbuatan maksiat tersebut, maka ia pun bertemu Allah dan Allah pun mengampuni dosanya karena rasa takutnya itu, sedangkan ada seseorang yang dia beramal kebaikan, ia pun senantiasa bangga terhadap amalnya tersebut, maka ia pun bertemu Allah dalam keadaan demikian, maka Allah pun memasukkannya ke dalam neraka.”
Takut Akan Tidak Diterimanya Amal
Allah berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun: 60)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut ( Tafsir Ibnu Katsir ).
Hal semakna juga telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Aisyah ketika beliau bertanya kepada Rasulullah tentang makna ayat di atas. Ummul Mukminin Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud dengan ayat, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka” adalah orang yang mencuri, berzina dan meminum khamr kemudian ia takut terhadap Allah?. Maka Rasulullah pun menjawab: Tidak wahai putri Abu Bakar Ash Shiddiq, yang dimaksud dengan ayat itu adalah mereka yang shalat, puasa, bersedekah namun mereka takut tidak diterima oleh Allah.” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih )
Ya saudaraku, di antara hal yang dapat membantu kita untuk ikhlas adalah ketika kita takut akan tidak diterimanya amal kebaikan kita oleh Allah. Karena sesungguhnya keikhlasan itu tidak hanya ada ketika kita sedang mengerjakan amal kebaikan, namun keikhlasan harus ada baik sebelum maupun sesudah kita melakukan amal kebaikan. Apalah artinya apabila kita ikhlas ketika beramal, namun setelah itu kita merasa hebat dan bangga karena kita telah melakukan amal tersebut. Bukankah pahala dari amal kebaikan kita tersebut akan hilang dan sia-sia? Bukankah dengan demikian amal kebaikan kita malah tidak akan diterima oleh Allah? Tidakkah kita takut akan munculnya perasaan bangga setelah kita beramal sholeh yang menyebabkan tidak diterimanya amal kita tersebut? Dan pada kenyataannya hal ini sering terjadi dalam diri kita. Sungguh amat sangat merugikan hal yang demikian itu.
Tidak Terpengaruh Oleh Perkataan Manusia
Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin.” (HR. Muslim)
Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia. Namun saudaraku, janganlah engkau jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab engkau beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal sholeh, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu (rendah diri) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya, sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak ada pujian yang dapat bermanfaat bagimu maupun celaan yang dapat membahayakanmu kecuali apabila kesemuanya itu berasal dari Allah. Manakah yang akan kita pilih wahai saudaraku, dipuji manusia namun Allah mencela kita ataukah dicela manusia namun Allah memuji kita ?
Menyadari Bahwa Manusia Bukanlah Pemilik Surga dan Neraka
Sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari bahwa orang-orang yang dia jadikan sebagai tujuan amalnya itu (baik karena ingin pujian maupun kedudukan yang tinggi di antara mereka), akan sama-sama dihisab oleh Allah, sama-sama akan berdiri di padang mahsyar dalam keadaan takut dan telanjang, sama-sama akan menunggu keputusan untuk dimasukkan ke dalam surga atau neraka, maka ia pasti tidak akan meniatkan amal perbuatan itu untuk mereka. Karena tidak satu pun dari mereka yang dapat menolong dia untuk masuk surga ataupun menyelamatkan dia dari neraka. Bahkan saudaraku, seandainya seluruh manusia mulai dari Nabi Adam sampai manusia terakhir berdiri di belakangmu, maka mereka tidak akan mampu untuk mendorongmu masuk ke dalam surga meskipun hanya satu langkah. Maka saudaraku, mengapa kita bersusah-payah dan bercapek-capek melakukan amalan hanya untuk mereka?
Ibnu Rajab dalam kitabnya Jamiul Ulum wal Hikam berkata: “Barang siapa yang berpuasa, shalat, berzikir kepada Allah, dan dia maksudkan dengan amalan-amalan tersebut untuk mendapatkan dunia, maka tidak ada kebaikan dalam amalan-amalan tersebut sama sekali, amalan-amalan tersebut tidak bermanfaat baginya, bahkan hanya akan menyebabkan ia berdosa”. Yaitu amalan-amalannya tersebut tidak bermanfaat baginya, lebih-lebih bagi orang lain.
Ingin Dicintai, Namun Dibenci
Saudaraku, sesungguhnya seseorang yang melakukan amalan karena ingin dipuji oleh manusia tidak akan mendapatkan pujian tersebut dari mereka. Bahkan sebaliknya, manusia akan mencelanya, mereka akan membencinya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memperlihat-lihatkan amalannya maka Allah akan menampakkan amalan-amalannya “ (HR. Muslim)
Akan tetapi, apabila seseorang melakukan amalan ikhlas karena Allah, maka Allah dan para makhluk-Nya akan mencintainya sebagaimana firman Allah ta’ala:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia akan menanamkan dalam hati-hati hamba-hamba-Nya yang saleh kecintaan terhadap orang-orang yang melakukan amal-amal saleh (yaitu amalan-amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya ). (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam sebuah hadits dinyatakan “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata: wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah kecintaan padanya di bumi. Dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata : wahai Jibril, sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia. Maka Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: sesungguhnya Allah membenci fulan, maka benciilah ia. Maka penduduk langit pun membencnya. Kemudian ditanamkanlah kebencian padanya di bumi.” (HR. Bukhari Muslim)
Hasan Al Bashri berkata: “Ada seorang laki-laki yang berkata : ‘Demi Allah aku akan beribadah agar aku disebut-sebut karenanya’. Maka tidaklah ia dilihat kecuali ia sedang shalat, dia adalah orang yang paling pertama masuk mesjid dan yang paling terakhir keluar darinya. Ia pun melakukan hal tersebut sampai tujuh bulan lamanya. Namun, tidaklah ia melewati sekelompok orang kecuali mereka berkata: ‘lihatlah orang yang riya ini’. Dia pun menyadari hal ini dan berkata: tidaklah aku disebut-sebut kecuali hanya dengan kejelekan, ’sungguh aku akan melakukan amalan hanya karena Allah’. Dia pun tidak menambah amalan kecuali amalan yang dulu ia kerjakan. Setelah itu, apabila ia melewati sekelompok orang mereka berkata: ’semoga Allah merahmatinya sekarang’. Kemudian Hasan al bashri pun membaca ayat: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Demikianlah pembahasan kali ini, semoga bermanfaat bagi diri penulis dan kaum muslimin pada umumnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang ikhlas.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
(Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sehingga sempurnalah segala amal kebaikan)
***
Disusun oleh: Abu ‘Uzair Boris Tanesia
Muroja’ah: Ustadz Ahmad Daniel Lc.
Sumber : www.muslim.or.id

Syarah Doa Ziarah Kubur



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ [وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ] أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
“Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penghuni kubur dari orang-orang Mukmin dan Muslim. Dan sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian (semoga Allah merahmati orang yang rnendahului di antara kita dan mereka yang menyusul kemudian). Aku memohon ke-pada Allah untuk kann dan kalian semua keselamatan.”[1]
Shahabat   yang    meriwayatkan    hadits   ini   adalah Buraidah bin Al-HushaibRadhiyallahu Anhu.
Ungkapan أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ ‘aku memohon kepada Allah untuk kami dan kalian semua keselamatan’. Permohonan keselamatan untuk orang-orang yang masih hidup adalah jelas. Sedangkan permintaan hal yang sama untuk orang-orang yang telah meninggal dunia, maka yang dimaksud dengan permintaan seperti itu adalah sudi kiranya Allah mencegah adzab atas mereka dan meringankan hisab mereka. Termasuk bab yang demikian adalah ucapan AisyahRadhiyallahu Anha bahwa dia berkata,
كَيْفَ أَقُولُ لَهُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، يَعْنِى فِي زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ، قَالَ: قُولِي: السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ
“Bagaimana seharusnya kukatakan, ya Rasulullah yakni dalam ziarah kubur. Beliau menjawab, ‘Ucapkan:
السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ
‘Semoga kesejahteraan atas kalian semua, wahai ahli kubur dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin. Dan semoga Allah mengasihi para pendahulu dan yang terkemudian dari kami dan kalian semua. Aku memohon kepada Allah untuk kami dan kalian semua keselamatan. Sungguh kami dengan izin Allah akan berjumpa dengan kalian’.”
Sangat disukai jika orang yang berziarah itu memperbanyak do’a untuk ahli kubur, semua orang yang telah meninggal dunia dari kaum Muslimin seluruhnya. Juga sangat disukai berjalan di kuburan dengan tanpa alas kaki. Hai itu karena apa yang datang dari Basyir bin Ma’badRadhiyallahu Anhu bahwa dia berkata, “Ketika aku berjalan mendampingi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba-tiba beüau melihat seseorang yang berjalan di atas kubur dengan beralaskan sepasang sandal. Maka, beliau bersabda,
يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ وَيْحَكَ أَلْقِ سِبْتِيَّتَيْكَ
“Wahai   pemakai  kedua   sandal,  lepaskan  kedua  sandalmu.”[2]
سِّبْتِيَّة adalah sandal yang tiada bulu di atasnya. Kata itu dengan huruf siin tanpa titik berkasrah dan huruf baa ber sukun.[]
Disalin dari Syarah Do’a & Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf al-Qathtani, hal. 414-416.  Terbitan Darul Falah, Jakarta.


http://doandzikir.wordpress.com/2012/11/28/syarah-doa-ziarah-kubur/#more-3819
[1] Muslim, (2/671), no. 975; Ibnu Majah dengan lafazh darinya (1/494). no. 1547; dari BuraidahRadhiyallahu Anhu. Apa yang ada di antara dua kurung adalah dari hadits Aisyah Radhiyallahu Anha menurut Muslim, (2/671), no. 974.
[2]
 Abu Dawud, no. 3230; An-Nasa’i, (4/96); dan Ibnu Majah, no. 1568 dan dishahihkan Al-Albani. Lihat Al-Irwa’, no. 760.  

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 284



Allah ta’ala berfirman:


للهِ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ وَإِن تُبْدُوا مَافِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللهُ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandakiNya dan menyiksa siapa yang dikehendakiNya; dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (Al-Baqarah: 284).
_________________________________
Tafsir Ayat :

(284) Allah ta'ala mengabarkan tentang luasnya kekuasaan-Nya terhadap penghuni langit maupun bumi, ilmuNya yang meliputi segala apa yang ditampakkan oleh hamba-hambaNya maupun yang disembunyikannya dalam hati mereka. Dan bahwa Dia akan memberikan ganjaran kepada mereka, ( فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآء) "maka Allah mengampuni siapa yang dikehendakiNya" yaitu orang yang kembali kepada Rabbnya dan bertaubat kepadaNya,


فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُورًا

"Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat." (Al-Isra': 25)

(وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ)"Dan menyiksa siapa yang dikehendakiNya" yaitu orang yang terus melakukan kemaksiatan, baik batiniyah maupun lahiriyahnya. Ayat ini tidaklah bertentangan dengan hadits-hadits yang diriwayatkan tentang ampunan terhadap hal yang masih terbersit dalam hati seorang hamba yang belum melakukan dan membicarakannya, maka itu adalah bisikan-bisikan hati yang terbersit dalam jiwa yang tidak merupakan sifat seorang hamba dan tidak dibentuk atasnya. Adapun dalam konteks ayat ini yaitu tekad yang bulat dan sifat yang mantap dalam jiwa; sifat yang baik maupun kehendak yang buruk. Oleh karena itu Allah berfirman, (مَافِي أَنفُسِكُمْ)"apa yang ada dalam hatimu", artinya, yang tetap padanya dan terpatri baik tekad atau sifat mantap, dan Allah mengabarkan bahwasanya Dia, (عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِير)"Mahakuasa atas segala sesuatu". Maka di antara kesempurnaan kekuasaanNya adalah mengadili para makhluk dan memberikan kepada mereka apa yang berhak mereka dapatkan dari pahala maupun siksaan.

Pelajaran berharga dari ayat di atas di antaranya:

1.Kesempurnaan kerajaan Allah ta'ala, ini berdasarkan firman Allah ta'ala: (للهِ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ): " Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. ", semuanya tidak kita ketahui selain langit dan bumi. Adapun yang ada di langit mencakup Al-Kursi, Al-'Arsy, malaikat-malaikat, ruh-ruh anak adam yang ada di langit, seperti ruh-ruhnya orang-oang yang beriman yang ada di Surga.
Adapun yang ada di bumi mencakup mahluk yang mempunyai akal dan yang tidak mempunyai akal, seperti anak Adam, jin, binatang, pepohonan, lautan, sungai dan selainnya.

2.Allah ta'ala berdiri sendiri di langit mengatur apa yang ada di langit dan di bumi sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Hal itu karena keduanya adalah kepunyaanNya.

3.Bahwasanya Allah ta'ala tidak ada sekutu baginya pada kekuasaannya.

4.Kewajiban mengesakan Allah ta'ala di dalam peribadahan, karena pengakuan terhadap Ar-Rububiyyah (penciptaan, pemberi rizki, yang menghidupkan dan yang mematikan dll) mewajibkan pengakuan terhadap hak Uluhiyyahnya (hak untuk disembah), hal ini adalah wajib. Oleh sebab itu Allah ta'ala berfirman: (يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ): " Hai manusia, sembahlah Rabb-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. " (QS.Al-baqarah:21)

5.Penetapan sifat yang sempurna bagi Allah ta'ala, karena jika kita memikirkan dan menghayati terhadap kerajaan yang sangat luas dan besar ini, yang mana Dia mengaturnya dengan pengaturan yang tidak semisalnya, maka kita akan mengetahui bahwa zat yang mengaturnya mempunyai sifat-sifat yang sempurna.

6.Penetapan bahwasanya langit lebih dari satu lapisan, lapisannya ada tujuh, sebagaimana ditunjukkan oleh nash Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijma'. Adapun nash Al-Quran adalah firman Allah ta'ala: (قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ): " Katakanlah:"Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?" (QS. Al-Mu'minun: 86). Adapun penjelasan As-Sunnah adalah ucapan Nabi [I]shallallahu 'alaihi wasallam: (اللهم رب السموات السبع و ما أظللن و رب الأرضين السبع و ما أقللن …): "Ya Allah Sang pemilik tujuh lapis langit dan apa yang dinaunginya, dan Sang pemilik tujuh lapis bumi dan apa dikandungnya" (HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya: 11/399). Demikian juga lapisan langit sebagaimana disebutkan di dalam hadits di atas.

7.Kesempurnaan Ilmu Allah dan keluasannya, ini sebagaimana firmannya:
( وَإِن تُبْدُوا مَافِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللهُ):" Jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu." Tidaklah ada perhitungan kecuali setelah mengetahui tentang perbuatan yang dilakukan tersebut.

8.Peringatan bagi seorang hamba terhadap apa yang dia sembunyikan di dalam hatinya dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah ta'ala

9.Penetapan terhadap perhitungan atas apa yang disembunyikan seorang hamba di dalam hatinya. Hal ini secara dhahirnya menunjukan keumuman (semua apa yang ada di dalam hati manusia), ini didasari firman Allah ta'ala: (مَافِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللهُ): "Apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu." Akan tetapi datang nash-nash yang lain yang menjelaskan secara rinci tentang hal tersebut sebagai berikut:

Pertama: Apa yang terbetik di hati hanyalah berupa was-was atau bisikan yang tidak disetujui atau yang tidak dikehendaki (seseorang), maka hal itu tidak membahayakan, bahkan justru hal itu menunjukan akan kesempurnaan iman (pada dirinya), karena setan jika ia melihat keimanan dan keyakinan pada hati seorang hamba maka ia berusaha untuk merusaknya. Oleh sebab itu ketika para shahabat Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam mengadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang apa yang mereka dapati pada diri mereka dari was was tersebut, maka Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh kalian menemukan hal itu?", para shahabat menjawab: "Ya", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah kemurnian iman". (HR. Muslim: Kitabul Iman, no: 340)

Di dalam riwayat lain beliau bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah menolak tipu-dayanya (setan) dengan menjadikannya (hanya sekedar) was was"

Kedua: menginginkan sesuatu yang diharamkan atau berniat melakukannya yang kemudian ia meninggalkan (keinginan tersebut), maka hal ini terbagi menjadi beberapa kondisi:

1.Ia meninggalkannya karena Allah ta'ala, maka ia mendapatkan pahala atas apa yang ia lakukan tersebut, ini seperti yang datang penjelasan dari As-sunnah pada seorang yang berniat suatu keburukan kemudian ia tidak melakukannya, maka ditulis baginya satu kebaikan, Allah ta'ala berfirman di dalam hadits Qudsi: "… Ia meninggalkannya dikarnakan aku". (HR. Muslim: 336)

2.Ia meninggalkan maksiat tersebut hanya karena ia tidak mau atau enggan melakukannya (bukan karena Allah), maka tidak ada pahala baginya, dan juga tidak ada dosa atasnya. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "انما الاعمال بالنيات وانما لامرئ ما نوى": "Setiap amalan tergantung dengan niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan". (HR. Al-Bukhari: 1)

3.Seorang berangan-angan terhadap maksiat dan sangat berkeinginan untuk melakukannya, akan tetapi ia tidak melakukan hal-hal yang membantunya untuk mewujudkan hal itu, maka ia mendapatkan balasan atau hukuman atas niatnya dengan balasan atau hukuman yang tidak penuh, ini sesuai dengan hadits yang menjelaskan tentang fakir yang berangan-angan untuk mempunyai harta seperti harta yang dimiliki orang kaya, kemudian ia ingin menginfaknya terhardap hal-hal yang tidak diridhoi Allahta'ala (seperti apa yang dilakukan oleh orang kaya tersebut), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang orang (fakir) ini : "Dia dengan apa yang ia niatkan, dosa keduanya sama".(HR. Ahmad: 18187, At-Tirmidzi: 2325)

4.Ia berniat melakukan maksiat, kemudian ia melakukan sebab-sebab atau hal-hal yang menghantarkannya kepada maksiat tersebut, namun ia tidak mampu melakukannya sebab-sebab itu, maka baginya dosa pelaku maksiat tersebut, ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam"Jika dua orang muslim bertemu dengan membawa pedang-pedang mereka (saling membunuh), maka pembunuh dan yang dibunuh tempatnya di Neraka", para Shahabat berkata: "Ya Rasulullah, pembunuh ia di neraka, akan tetapi apa sebab orang yang dibunuh tempatnya di neraka juga?". Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Karena ia ingin berusaha membunuh saudaranya". (HR. Al-Bukhari: 31, Muslim: 7252)

10.Di antara pelajaran ayat di atas adalah penetapan akan perhitungan (amalan) seorang hamba, ini sesuai dengan firman Allah ta'ala: (يُحَاسِبْكُم بِهِ اللهُ): "Niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.", oleh karena itu diriwayatkan bahwa Umar bin Khathab berkata: "Hitunglah (amala-amalan) kalian sebelum (amalan-amalan itu) dihitung (pada hari kiamat-pen)".(HR. At-Tirmidzi: 2359)

11.Bahwasanya setelah perhitungan amalan seorang hamba (pada Hari kiamat), maka jika Allah berkehendak Dia akan mengampuninya, dan jika Dia berkehendak ia akan mengazabnya, ini sesuai dengan firman Allah ta'ala: (فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ):"Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandakiNya dan menyiksa siapa yang dikehendakiNya". jika ia seorang yang kafir, maka Allah akan mengazabnya, dan jika seorang muslim, maka ia di bawah kehendak Allah ta'ala, sebagaimana juga Allah ta'alaberfirman: (إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ): " Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya "(QS. An-Nisa: 48)

12.Penetapan Kemampuan bagi Allah ta'ala, kemampuan yang sangat luas mencakup segala sesuatu. Ini sesuai dengan firman Allah ta'ala: (وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ): "Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu "

[Sumber: Tafsir al-Quran al-Karim, oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin jilid 3, Tafsir as-Sa'di, oleh syaikh Abdur Rahman bin Nashir as-Sa'di] 
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatquran&id=244

Murottal Quran 30 Juz Sheikh Maahir Al Mu'ayqali

Shalat Tepat Waktu !

KOLEKSI CERAMAH MP 3

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Al Qur'anku

Mushaf Al Qur'an

Jazakumullah Khayran

Daftar Isi

Al Qur'an dan Murotal

TvQuran

Kajian Ilmu Tajwid