Tidak Ada Istilah “Nganggur”


Bagi seorang muslim yang telah mempelajari agamanya, tidak ada istilah “nganggur” dalam hidupnya. Mengapa demikian, bukankah di hadapannya ada pekerjaan-pekerjaan yang menguntungkannya di dunia dan akhirat.
Sejak seorang bangun dari tidurnya hingga tidur kembali banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan. Ada pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh hati, ada yang bisa dikerjakan oleh lisan, dan ada juga oleh anggota badan. Bahkan ada pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh hati, lisan, dan anggota badan secara bersamaan seperti shalat.
Contoh pekerjaan yang bisa dilakukan oleh hati adalah memiliki aqidah/keyakinan yang benar –tentunya dengan mempelajari aqidah Islam yang benar-, berniat ikhlas, memiliki niat untuk mengerjakan amal saleh, meniatkan perbuatan biasa untuk dapat menjalankan ibadah, dan adanya keinginan untuk memberikan hal yang terbaik buat saudaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ู„ุง ูŠُุคْู…ِู†ُ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุญَุชَّู‰ ูŠُุญِุจَّ ู„ุฃَุฎِูŠู‡ِ ู…َุง ูŠُุญِุจُّ ู„ِู†َูْุณِู‡ِ
Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sampai ia menginginkan kebaikan didapatkan saudaranya sebagaimana ia menginginkan kebaikan didapatkan oleh dirinya.” (HR. Bukhari)
Contoh pekerjaan yang bisa dilakukan oleh lisan adalah membaca Alquran dan mengajarkannya, berdzikir, memberikan nasihat, dsb.
Sedangkan contoh pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh anggota badan adalah berbakti kepada kedua orang tua, membantu orang yang membutuhkan bantuan, bersilaturrahmi, menyingkirkan sesuatu yang mengganggu di jalan, mencari rezeki dengan cara yang halal dll.
Di antara pekerjaan-pekerjaan di atas, ada pekerjaan yang paling ringan namun memiliki keutamaan yang besar, yaitu dzikirullah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุฃَู„ุงَ ุฃُู†َุจِّุฆُูƒُู…ْ ุจِุฎَูŠْุฑِ ุฃَุนْู…َุงู„ِูƒُู…ْ، ูˆَุฃَุฒْูƒَุงู‡َุง ุนِู†ْุฏَ ู…َู„ِูŠْูƒِูƒُู…ْ، ูˆَุฃَุฑْูَุนِู‡َุง ูِูŠ ุฏَุฑَุฌَุงุชِูƒُู…ْ ، ูˆَุฎَูŠْุฑٍ ู„َูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุฅِู†ْูَุงู‚ِ ุงู„ุฐَّู‡َุจِ ูˆَุงู„ْูˆَุฑِู‚ِ ، ูˆَุฎَูŠْุฑٍ ู„َูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุฃَู†ْ ุชَู„ْู‚َูˆْุง ุนَุฏُูˆَّูƒُู…ْ ูَุชَุถْุฑِุจُูˆْุง ุฃَุนْู†َุงู‚َู‡ُู…ْ ูˆَูŠَุถْุฑِุจُูˆْุง ุฃَุนْู†َุงู‚َูƒُู…ْ ؟" ู‚َุงู„ُูˆْุง ุจَู„َู‰ .ู‚َุงู„َ : ุฐِูƒْุฑُ ุงู„ู„ู‡ِ ุชَุนَุงู„َู‰
“Maukah kalian aku beritahukan amalan yang paling baik, paling suci di sisi Tuhan kalian, lebih meninggikan derajat kalian dan lebih baik daripada menginfakkan emas dan perak serta lebih baik daripada kalian bertemu musuh, lalu kalian pancung leher mereka dan mereka pancung leher kalian?!” Para sahabat menjawab, “Ya.” Beliau menjawab, “dzikirullah.” (Shahih At Tirmidzi 3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/316)
Ada seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam begitu banyak bagiku, maka beritahukanlah kepadaku amalan yang mudah aku tekuni.” Beliau menjawab:
ู„ุงَูŠَุฒَุงู„ُ ู„ِุณَุงู†ُูƒَ ุฑَุทْุจًุง ู…ِู†ْ ุฐِูƒْุฑِ ุงู„ู„ู‡ِ
(Yaitu) tetap terusnya lisanmu basah karena menyebut nama Allah.” (Shahih at-Tirmidzi 3:139 dan Shahih Ibnu Majah 2:317)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ูƒَู„ِู…َุชَุงู†ِ ุญَุจِูŠุจَุชَุงู†ِ ุฅِู„َู‰ ุงَู„ุฑَّุญْู…َู†ِ, ุฎَูِูŠูَุชَุงู†ِ ุนَู„َู‰ ุงَู„ู„ِّุณَุงู†ِ, ุซَู‚ِูŠู„َุชَุงู†ِ ูِูŠ ุงَู„ْู…ِูŠุฒَุงู†ِ, ุณُุจْุญَุงู†َ ุงَู„ู„َّู‡ِ ูˆَุจِุญَู…ْุฏِู‡ِ , ุณُุจْุญَุงู†َ ุงَู„ู„َّู‡ِ ุงَู„ْุนَุธِูŠู…ِ
Dua kalimat yang yang dicintai Allah Ar Rahman, ringan di lisan dan berat di timbangan, yaitu Subhaanallahi wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (artinya ”Maha Suci Allah sambil memuji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung”).” (HR. Bukhari dan Muslim)
dan bersabda:
ุฃَุญَุจُّ ุงَู„ْูƒَู„َุงู…ِ ุฅِู„َู‰ ุงَู„ู„َّู‡ِ ุฃَุฑْุจَุนٌ, ู„َุง ูŠَุถُุฑُّูƒَ ุจِุฃَูŠِّู‡ِู†َّ ุจَุฏَุฃْุชَ: ุณُุจْุญَุงู†َ ุงَู„ู„َّู‡ِ, ูˆَุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ, ูˆَู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุงَู„ู„َّู‡ُ, ูˆَุงَู„ู„َّู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ
Ucapan yang paling dicintai Allah ada empat, tidak mengapa bagimu memulai dari yang mana saja, yaitu: Subhaanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallallah wallahu akbar.” (HR. Muslim)
Dzikir tersebut adalah dzikir mutlak, yakni dzikir yang dibaca kapan saja selama tidak bertepatan dengan dzikir muqayyad. SedangkanDzikir Muqayyad adalah dzikir yang ditentukan kapan dibacanya, misalnya dzikir setelah shalat, dzikir masuk atau keluar rumah, dzikir ketika makan dsb. Tidak bisa Dzikir Mutlak ini dibaca pada Dzikir Muqayyad.

Contoh-contoh Dzikir Muqayyad

1. Dzikir Ketika Hendak Tidur
ุจِุงุณْู…ِูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَู…ُูˆุชُ ูˆَุฃَุญْูŠَุง
Dengan nama-Mu ya Allah, aku mati dan hidup.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dzikir Ketika Bangun Tidur
ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِู‰ ุฃَุญْูŠَุงู†َุง ุจَุนْุฏَ ู…َุง ุฃَู…َุงุชَู†َุง ูˆَุฅِู„َูŠْู‡ِ ุงู„ู†ُّุดُูˆุฑُ
Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati dan kepada-Nyalah kami dibangkitkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Dzikir Ketika Memakai Pakaian
ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ِู„ู„ู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ูƒَุณَุงู†ِูŠ ู‡َุฐَุง( ุงู„ุซَّูˆْุจَ ) ูˆَุฑَุฒَู‚َู†ِูŠْู‡ِ ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِ ุญَูˆْู„ٍ ู…ِู†ِّูŠْ ูˆَู„ุงَ ู‚ُูˆَّุฉٍ
Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan aku pakaian ini dan mengaruniakanku tanpa jerih payah dariku.” (HR. Para pemilik kitab Sunan selain Nasa’i, Irwaa’ul Ghalil 7:47)
4. Dzikir Melepas Pakaian
ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ
Dengan nama Allah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุณِุชْุฑُ ู…َุง ุจَูŠْู†َ ุฃَุนْูŠُู†ِ ุงู„ุฌْู†ِّ ูˆَุนَูˆْุฑَุงุชِ ุจَู†ِูŠ ุขุฏَู…َ ุฅِุฐุงَ ูˆَุถَุนَ ุฃَุญَุฏُู‡ُู…ْ ุซَูˆْุจَู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠَู‚ُูˆْู„َ: ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ
Tirai yang menghalangi mata jin melihat aurat anak Adam adalah jika ketika melepaskan pakaiannya ia mengucapkan “Bismillah.” (HR. Tirmidzi 2:505 dan lainnya, Irwaa’ul Ghalil no. 49 dan Shahihul Jaami’ 3:203)
5. Doa Masuk WC
ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†ِّูŠْ ุฃَุนُูˆْุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†َ ุงْู„ุฎُุจُุซِ ูˆَุงู„ْุฎَุจَุงุฆِุซِ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Doa Keluar WC
ุบُูْุฑุงู†َูƒَ
Ampunan-Mu ya Allah, aku minta.” (HR. As-habus Sunan, selain Nasa’i, ia meriwayatkannya  dalam Amalul Yaumnya)
7. Doa Sebelum Wudhu’.
ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ
“Dengan nama Allah.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Adapun melafazkan niat wudhu’ “Nawaitul wudhuuu’a…dst”, maka hal ini tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di samping itu tempat niat adalah di hati.
8. Doa Setelah Wudhu’
ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ، ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏุงً ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.” (HR. Muslim)
9. Doa Keluar Rumah
ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ، ุชَูˆَูƒَّู„ْุชُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„ู‡ِ، ู„ุงَ ุญَูˆْู„َ ูˆَู„ุงَ ู‚ُูˆَّุฉَ ุฅِู„ุงَّ ุจِุงู„ู„ู‡ِ
Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.” (Shahih At Tirmidzi 3:151)
10. Doa Masuk Rumah
ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَู„َุฌْู†َุง، ูˆَุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุฎَุฑَุฌْู†َุง، ูˆَุนَู„َู‰ ุฑَุจِّู†َุง ุชَูˆَูƒَّู„ْู†َุง
Dengan nama Allah kami masuk, dengan nama Allah kami keluar dan kepada Tuhan kamilah bertawakkal.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini menurut ahli hadis adalah dha’if, akan tetapi maknanya diperkuat oleh hadis shahih yang menerangkan bahwa setan tidak akan masuk ke dalam rumah yang disebut nama Allah ketika seseorang memasukinya, sehingga dapat diamalkan.
11. Doa Ketika Berangkat ke Masjid
ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْ ูِู‰ ู‚َู„ْุจِู‰ ู†ُูˆุฑًุง ูˆَูِู‰ ู„ِุณَุงู†ِู‰ ู†ُูˆุฑًุง ูˆَุงุฌْุนَู„ْ ูِู‰ ุณَู…ْุนِู‰ ู†ُูˆุฑًุง ูˆَุงุฌْุนَู„ْ ูِู‰ ุจَุตَุฑِู‰ ู†ُูˆุฑًุง ูˆَุงุฌْุนَู„ْ ู…ِู†ْ ุฎَู„ْูِู‰ ู†ُูˆุฑًุง ูˆَู…ِู†ْ ุฃَู…َุงู…ِู‰ ู†ُูˆุฑًุง ูˆَุงุฌْุนَู„ْ ู…ِู†ْ ูَูˆْู‚ِู‰ ู†ُูˆุฑًุง ูˆَู…ِู†ْ ุชَุญْุชِู‰ ู†ُูˆุฑًุง . ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَุนْุทِู†ِู‰ ู†ُูˆุฑًุง »
Ya Allah, jadikanlah dalam hatiku cahaya, di lisanku cahaya. Jadikanlah pada pendengaranku cahaya, pada penglihatanku cahaya, di belakangku cahaya, di depanku cahaya. Jadikanlah di atasku cahaya, di bawahku cahaya. Ya Allah, berikanlah aku cahaya.” (HR. Muslim)
12. Doa Masuk Masjid
ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงูْุชَุญْ ู„ِู‰ ุฃَุจْูˆَุงุจَ ุฑَุญْู…َุชِูƒَ .
Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.” (HR. Muslim)
13. Doa Keluar dari Masjid
ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†ِّู‰ ุฃَุณْุฃَู„ُูƒَ ู…ِู†ْ ูَุถْู„ِูƒَ
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu sebagian karunia-Mu.” (HR. Muslim)
14. Dzikir Ketika Mendengar Adzan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุฅِุฐَุง ุณَู…ِุนْุชُู…ُ ุงู„ู†ِّุฏَุงุกَ ูَู‚ُูˆู„ُูˆุง ู…ِุซْู„َ ู…َุง ูŠَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ْู…ُุคَุฐِّู†ُ
Apabila kalian mendengar azan, maka ucapkanlah kata-kata yang sama dengan yang diucapkan muazin.” (HR. Muslim)
Namun pada kalimat “Hayya ‘alash shalaah dan Hayya ‘alal falaah”, yang kita ucapkan adalah “Laa haula wa laa quwwata illaa billah” berdasarkan riwayat Muslim juga.
Tentang keutamaannya disebutkan dalam riwayat Muslim bahwa orang yang mengucapkan kata-kata yang sama dengan yang diucapkan muazin dengan ikhlas dari hatinya, maka ia akan masuk surga.
Setelah selesai meniru ucapan muazin, kita dianjurkan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, misalnya mengucapkan“Allahumma shalli wa sallim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad” atau bershalawat secara sempurna seperti shalawat dalam shalat setelah tasyahhud. Setelah itu orang yang mendengar adzan dianjurkan mengucapkan:
ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฑَุจَّ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉِ ุงู„ุชَّุงู…َّุฉِ ูˆَุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ุงู„ْู‚َุงุฆِู…َุฉِ ุขุชِ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุงู„ْูˆَุณِูŠู„َุฉَ ูˆَุงู„ْูَุถِูŠู„َุฉَ ูˆَุงุจْุนَุซْู‡ُ ู…َู‚َุงู…ًุง ู…َุญْู…ُูˆุฏًุง ุงู„َّุฐِูŠ ูˆَุนَุฏْุชَู‡ُ
(HR. Bukhari, adapun tambahan “Innaka laa tukhliful mii’aad” menurut Syaikh Masyhur Hasan Salman adalah syaadz)
15. Berdzikir Setelah Shalat
Berikut ini di antara dzikir setelah shalat yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ุฃَุณْุชَุบْูِุฑُ ุงู„ู„َّู‡َ    x3
ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَู†ْุชَ ุงู„ุณَّู„َุงู…ُ ูˆَู…ِู†ْูƒَ ุงู„ุณَّู„َุงู…ُ ุชَุจَุงุฑَูƒْุชَ ุฐَุง ุงู„ْุฌَู„َุงู„ِ ูˆَุงู„ْุฅِูƒْุฑَุงู…ِ. ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„َุง ุดَุฑِูŠูƒَ ู„َู‡ُ ู„َู‡ُ ุงู„ْู…ُู„ْูƒُ ูˆَู„َู‡ُ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ูˆَู‡ُูˆَ ุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุดَูŠْุกٍ ู‚َุฏِูŠุฑٌ. ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู„َุง ู…َุงู†ِุนَ ู„ِู…َุง ุฃَุนْุทَูŠْุชَ ูˆَู„َุง ู…ُุนْุทِูŠَ ู„ِู…َุง ู…َู†َุนْุชَ ูˆَู„َุง ูŠَู†ْูَุนُ ุฐَุง ุงู„ْุฌَุฏِّ ู…ِู†ْูƒَ ุงู„ْุฌَุฏُّ.
ุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ 33 , ุงَู„ْุญَู€ู…ْุฏُ ِู„ู„ู‡ِ 33, ุงَู„ู„ู‡ُ ุฃَูƒْู€َุจุฑُ  33
ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„َุง ุดَุฑِูŠูƒَ ู„َู‡ُ ู„َู‡ُ ุงู„ْู…ُู„ْูƒُ ูˆَู„َู‡ُ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ูˆَู‡ُูˆَ ุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุดَูŠْุกٍ ู‚َุฏِูŠุฑٌ
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca ayat kursiy dan membaca surat-surat mu’awwidzat (Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas), lih. Hisnul Muslim karya Sa’id al-Qahthaniy.
16. Membaca Dzikir Pagi dan Petang
Dzikir pagi waktunya dimulai dari setelah shalat Subuh –setelah membaca dzikir setelah shalat- sampai terbit matahari. Sedangkan dzikir petang waktunya dari setelah shalat ‘Ashar sampai tenggelam matahari. Adapun dzikir pagi-petang di antaranya adalah:
1. Membaca ayat kursi (HR. Hakim dan dishahihkan oleh al-Albani).
2. Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas, masing-masing 3 x (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
3. Membaca dzikir-dzikir berikut:
- ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَู†ْุชَ ุฑَุจِّู‰ ، ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ ، ุฎَู„َู‚ْุชَู†ِู‰ ูˆَุฃَู†َุง ุนَุจْุฏُูƒَ ، ูˆَุฃَู†َุง ุนَู„َู‰ ุนَู‡ْุฏِูƒَ ูˆَูˆَุนْุฏِูƒَ ู…َุง ุงุณْุชَุทَุนْุชُ ، ุฃَุนُูˆุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†ْ ุดَุฑِّ ู…َุง ุตَู†َุนْุชُ ، ุฃَุจُูˆْุกُ ู„َูƒَ ุจِู†ِุนْู…َุชِูƒَ ุนَู„َู‰َّ ูˆَุฃَุจُูˆْุกُ ุจِุฐَู†ْุจِู‰ ، ูَุงุบْูِุฑْ ู„ِู‰ ، ูَุฅِู†َّู‡ُ ู„ุงَ ูŠَุบْูِุฑُ ุงู„ุฐُّู†ُูˆุจَ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ (ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ)
- ุฃَุตْุจَุญْู†َุง (jika di sore hari "ุงَู…ْุณَูŠْู†َุง")ุนَู„ู‰َ ูِุทْุฑَุฉِ ุงู„ْุฅِุณْู„ุงَู…ِ ูˆَูƒَู„ِู…َุฉِ ุงู„ْุฅِุฎْู„ุงَุตِ، ูˆَุฏِูŠْู†ِ ู†َุจِูŠَّู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูˆَู…ِู„َّุฉِ ุฃَุจِูŠْู†َุง ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠْู…َ ุญَู†ِูŠْูุงً ู…ُุณْู„ِู…ุงً ูˆَู…َุง ูƒَุงู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠْู†َ (ุตุญูŠุญ ุงู„ุฌุงู…ุน 4: 209)
- ุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจِุญَู…ْุฏِู‡ِ ุนَุฏَุฏَ ุฎَู„ْู‚ِู‡ِ ูˆَุฑِุถَุง ู†َูْุณِู‡ِ ูˆَุฒِู†َุฉَ ุนَุฑْุดِู‡ِ ูˆَู…ِุฏَุงุฏَ ูƒَู„ِู…َุงุชِู‡ِ   3x  (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…)
17. Doa Sebelum Makan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุฅِุฐَุง ุฃَูƒَู„َ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ُ ุงู„ุทَّุนَุงู…َ ูَู„ْูŠَู‚ُู„ْ: ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ، ูَุฅِู†ْ ู†َุณِูŠَ ูِูŠ ุฃَูˆَّู„ِู‡ِ ูَู„ْูŠَู‚ُู„ْ: ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ูِูŠ ุฃَูˆَّู„ِู‡ِ ูˆَุขุฎِุฑِู‡ِ
Apabila salah seorang di antara kamu makan, maka ucapkanlah “Bismillah” (tanpa tambahan Ar Rahmaanir rahiim -pen). Jika lupa, maka ucapkanlah “Bismillah fii awwalihi wa aakhirih.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Setelah makan doanya adalah:
ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ِู„ู„ู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ุฃَุทْุนَู…َู†ِูŠْ ู‡َุฐَุง، ูˆَุฑَุฒَู‚َู†ِูŠْู‡ِ ู…ِู†ْ ุบَูŠْุฑِ ุญَูˆْู„ٍ ู…ِู†ِّูŠْ ูˆَู„ุงَ ู‚ُูˆَّุฉٍ
Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan mengaruniakanku tanpa jerih payah dariku.” (HR. Pemilik kitab Sunan selain Nasa’i)
Adapun doa “Al Hamdulillahilladzii ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa minal muslimin” Syaikh Al Albani mengatakan bahwa isnadnya dha’if (lih. Tahqiq Al Kalimith Thayyib oleh Syaikh al-Albani).
Oleh: Marwan bin Musa
Artikel www.PengusahaMuslim.com
Referensi:
  • Hisnul Muslim,
  • l-Qaulul Mubiin
  • dll.

0 komentar:

Posting Komentar

Murottal Quran 30 Juz Sheikh Maahir Al Mu'ayqali

Shalat Tepat Waktu !

KOLEKSI CERAMAH MP 3

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Al Qur'anku

Mushaf Al Qur'an

Jazakumullah Khayran

Daftar Isi

Al Qur'an dan Murotal

TvQuran

Kajian Ilmu Tajwid