Islam
& Science
Prof.
Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi.
Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota
besar di dunia. Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah
itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak
masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk
memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang. Setelah dua tahun dari
pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer
untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta
banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan
pusat bumi.
Ia
menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik
pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu
yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut.
Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil
yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi
lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan. Telah menjadi
teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama
usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab.
Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk
ke Makkah.
Studi
ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk
membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini
diterbitkan di dalam banyak majalah sains di Barat. ALLAH berfirman: “Demikianlah
Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi
peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri)
sekelilingnya..” (Asy-Syura: 7).
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana
seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber
dari semua negeri lain. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di
atas semua kota lain.
Berdasarkan
pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana
yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan
satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich,
yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri
kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada
banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol
bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich
di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada
di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi
setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.
Ada
beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. ALLAH berfirman, ‘Hai
golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan.’(Ar-Rahman:
33).
Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia
mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter. Dari ayat ini dan
dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu
di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di
tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah
lapisan-lapisan langit.
Selain
itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah
berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya
tujuh lapisan pembentuk bumi). Rasulullah Bersabda, ‘Wahai
orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di
bawah pertengahan langit.’
Sumber:ivandrio.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar