Seribu Faedah Dari Surat Yusuf Ayat 53-54-Jangan Mengangap Diri Kita Suci-Ustadz Badrusalam

Ustadz Badrusalam - Seribu Faedah Dari Surat Yusuf Ayat 53-54-Jangan Mengangap Diri Kita Suci

Powered by mp3skull.com


53. dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
54. dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan Dia, Dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".

Resep Sukses dari Surat Al-Mukminuun-Ustadz Abdullah Shaleh Hadrami

Abdullah Shaleh Hadrami - Resep Sukses dari Surat Al-Mukminuun

Powered by mp3skull.com
Surah Al-Mu'minun adalah surahke-23 dari al-Qur'an, surah ini terdiri atas 118 ayat dan termasuk golongan surah-surahMakkiyah. Dinamai Al-Mu'minun, karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad.
Pokok-pokok isi: Keimanan: Kepastian hari berbangkit dan hal-hal yang terjadi pada hari kiamat; Allah tidak memerlukan anak atau sekutu.
Hukum-hukum: Manusia dibebani sesuai dengan kesanggupannya; rasul-rasul semuanya menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik; pokok-pokok agama yang dibawa para nabi adalah sama, hanya syariatnya yang berbeda-beda.
Kisah-kisah: Kisah Nuh a.s.; kisah Hud a.s. kisah Musa a.s. dan Harun a.s.; kisahIsa a.s.
Dan lain-lain: Tujuh perkara yang harus dipenuhi, oleh seorang mukmin yang ingin mendapat keberuntungan hidup di dunia maupun di akhirat; proses kejadian manusia; tanda-tanda orang yang bersegera kepada kebaikan; nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia wajib disyukuri.
Tarjamah Ayat 1 s/d 11 :

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.

[994] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
[995] Maksudnya: zina, homoseksual, dan sebagainya.

Tafsir Surat Al Qadr Dan Tanya Jawab-Ustadz Dzulkarnaen


1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.


Tafsir Surat Al-Insyirah Dan Tanya Jawab-Ustadz Dzulkarnaen

1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu[1584]?
4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu[1585],
5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586],
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

[1584] Yang dimaksud dengan beban di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad s.a.w. dalam menyampaikan risalah.
[1585] Meninggikan nama Nabi Muhammad s.a.w di sini Maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada Nabi Termasuk taat kepada Allah dan lain-lain.
[1586] Maksudnya: sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.


Tafsir Surat Ad Dhuha Dan Tanya Jawab-Ustadz Dzulkarnaen

1. demi waktu matahari sepenggalahan naik,
2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu[1581].
4. dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)[1582].
5. dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung[1583], lalu Dia memberikan petunjuk.
8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9. sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.
10. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
11. dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.

[1581] Maksudnya: ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w. terhenti untuk Sementara waktu, orang-orang musyrik berkata: "Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadaNya". Maka turunlah ayat ini untuk membantah Perkataan orang-orang musyrik itu.
[1582] Maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. ada pula sebagian ahli tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia.
[1583] Yang dimaksud dengan bingung di sini ialah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad s.a.w. sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Tafsir Surat At-Tiin Dan Tanya Jawab-Al Ustadz Dzulkarnaen


1. demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun[1587],
2. dan demi bukit Sinai[1588],
3. dan demi kota (Mekah) ini yang aman,
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5. kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
7. Maka Apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
8. Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?

[1587] Yang dimaksud dengan Tin oleh sebagian ahli tafsir ialah tempat tinggal Nabi Nuh, Yaitu Damaskus yang banyak pohon Tin; dan zaitun ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.
[1588] Bukit Sinai Yaitu tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Tuhannya.


Sholat Gerhana Bulan Dan Matahari


Gerhana bulan adalah fenomena yang menunjukkan tanda kekuasaan Allah Ta’ala. Ketika ada gerhana bulan maupun matahari, Islam mensyariatkan shalat gerhana (khusyuf).
Hukum Sholat Gerhana Bulan
Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana, termasuk sholat gerhana bulan (khusuf) adalah sunnah muakad (sangat dianjurkan), baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Waktu Sholat Gerhana Bulan
Waktu untuk mengerjakan sholat gerhana bulan adalah terbentang sejak mulainya gerhana hingga gerhana berakhir (bulan kembali ke kondisi semula).
Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
Sholat gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari, lebih utama dikerjakan secara berjamaah, meskipun menunaikannya secara berjamaah bukan termasuk syarat utama syahnya sholat tersebut. Ketika menjelang pelaksanaan sholat gerhana, hendaklah muadzin mengumandangkan dengan lafazh "Assholaatu jaami'ah".
Jumhur ulama mengatakan bahwa sholat gerhana bulan dilakukan sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat harus dilakukan dua kali ruku'.
Pada saat Nabi hidup, terjadi gerhana matahari. Rasulullah keluar ke masjid, berdiri dan membaca takbir. Orang-orang pun berdatangan dan berbaris di belakang beliau. Beliau membaca surat yang panjang. Selanjutnya beliau bertakbir dan ruku'. Beliau memanjangkan waktu ruku' hampir menyerupai waktu berdiri. Selanjutnya beliau mengangkat kepala dan membaca "Sami'allaahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu". Lalu berdiri lagi dan membaca surat yang panjang, tapi lebih pendek daripada bacaan surat yang pertama. Kemudian beliau bertakbir dan ruku'. Waktu ruku' ini lebih pendek daripada ruku' pertama. Setelah itu beliau sujud. Pada rakaat berikutnya, beliau melakukan perbuatan yang sama hingga sempurnalah empat ruku' dan empat sujud. Setelah itu matahari muncul seperti biasanya, yaitu sebelum beliau pulang ke rumah. Beliau terus berdiri dan menyampaikan khutbah, memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya. Tak lama kemudian, beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat." (HR. Muslim)
Ibnu Abbas juga meriwayatkan hadits sholat gerhana bulan sebagaimana dicantumkan Imam Al Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahih beliau:
Dari Abdullah bin Abbas, bahwa pada suatu hari terjadi gerhana matahari. Lalu Rasulullah berdiri untuk mengerjakan sholat. Beliau berdiri lama sekali, kira-kira sepanjang bacaan surat Al-Baqarah, kemudian beliau ruku' juga sangat lama. Lalu berdiri kembali dengan waktu yang sangat lama, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan waktu berdiri yang pertama tadi. Kemudian beliau ruku' lagi yang lamanya lebih pendek daripada ruku' pertama. Lalu beliau sujud. Selanjutnya beliau berdiri lagi dan waktu berdirinya sangat lama hingga hampir menyamai rakaat pertama. Setelah itu beliau ruku' dan lamanya hampir sama dengan ruku' yang pertama. Lalu berdiri lagi, tetapi lebih pendek dibanding dengan berdiri yang pertama. Kemudian ruku' lagi yang lamanya lebih pendek daripada ruku' pertama, dan kemudian sujud. Setelah Nabi mengerjakan sholat, matahari telah kembali normal seperti biasa. Beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian atau kehidupan seeorang. Maka jika engkau melihatnya, ingatlah dan berzikirlah kepada Allah" (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Abdil Barr mengatakan, "dua hadits di atas adalah hadits paling shahih mengenai sholat gerhana."
Ibnu Qayyim mengatakan, "Hadits yang shahih, sharih, dan dapat dipakai sebagai pegangan dalam masalah sholat gerhana adalah dengan mengulangi ruku' setiap rakaat, berdasarkan hadits Aisyah, Ibnu Abbas, Jabir, Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Amr bin Ash, dan Abu Musa Al Atsari. Semua meriwayatkan hadits dari Nabi SAW bahwa ruku'nya diulang dua kali dalam tiap raka'at. Para perawi yang meriwayatkan berulangnya ruku' itu lebih banyak jumlahnya, lebih dapat dipercaya, dan lebih erat hubungannya dengan Rasulullah jika dibandingkan dengan perawi-perawi yang mengatakan tidak perlu melakukan ruku' secara berulang-ulang. Begitu pula pendapat mazhab Maliki, Syafi'i, dan Ahmad. Tetapi Abu Hanifah berpendapat bahwa sholat gerhana itu adalah dua rakaat dan mengerjakannya seperti sholat Hari Raya atau Sholat Jum'at.
Ringkasan Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
Secara ringkas, tata cara sholat gerhana bulan adalah sebagai berikut :
1. Niat (tanpa perlu melafalkannya dalam bahasa Arab, karena Nabi tidak mencontohkan)
2. Takbiratul Ikram
3. Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya, disunnahkan yang panjang dan dibaca jahr (keras) oleh Imam ketika sholat gerhana bulan berjama'ah
4. Ruku' (disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri)
5. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya (disunnahkan lebih pendek daripada sebelumnya)
6. Ruku' lagi (dengan waktu ruku' disunnahkan lebih pendek dari ruku' pertama)
7. I'tidal
8. Sujud
9. Duduk diantara dua sujud
10. Sujud kedua
11. Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al Fatihah dan lainnya (disunnahkan yang panjang)
12. Ruku' (disunnahkan waktu ruku' lama, seperti waktu berdiri)
13. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya (disunnahkan lebih pendek daripada sebelumnya)
14. Ruku' lagi (dengan waktu ruku' disunnahkan lebih pendek dari ruku' pertama)
15. I'tidal
16. Sujud
17. Duduk diantara dua sujud
18. Sujud kedua
19. Duduk Tahiyah akhir
20. Salam
Keterangan :
Sebelum sholat gerhana, tidak perlu dikumandangkan adzan dan iqamat, tetapi cukup "Assholaatu jaami'ah"
Setelah selesai sholat gerhana bulan, khatib memberikan khutbah yang berisi pesan ketaqwaan.
Demikian, pembahasan sholat gerhana bulan, baik hukum, waktu maupun tata caranya.[BersamaDakwah, merujuk Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq]

Gerhana Bulan Dan Matsahari Dalam Tinjauan Ilmiah:
Gerhana bulan dan matahari terjadi sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan dan bumi berada pada suatu garis lurus. Sedangkan gerhana bulan terjadi matahari, bumi dan bulan berada pada suatu garis lurus. Gerhana matahari terjadi pada fase bulan baru (new moon), namun tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana matahari. Sedangkan gerhana bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon), namun tidak setiap bulan purnama akan terjadi gerhana bulan. Hal ini disebabkan bidang orbit bulan mengitari bumi tidak sejajar dengan bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang ekliptika), namun miring membentuk sudut sebesar sekitar 5 derajat. Seandainya bidang orbit bulan mengitari tersebut terletak tepat pada bidang ekliptika, maka setiap bulan baru akan selalu terjadi gerhana matahari, dan setiap bulan purnama akan selalu terjadi gerhana bulan.
Pada peristiwa gerhana matahari yang terlihat dari suatu tempat di permukaan bumi, secara umum ada tiga tipe gerhana, yaitu gerhana matahari total, parsial dan cincin. Namun kalau kita tinjau gerhana matahari secara umum, ada enam tipe gerhana, yaitu
Tipe P atau parsial, yaitu ketika hanya bagian kerucut penumbra bulan mengenai permukaan bumi. Orang yang berada di daerah yang dapat menyaksikan gerhana, hanya akan melihat gerhana parsial.
Tipe T atau total, yaitu gerhana sentral yang mana kerucut umbra bulan mengenai permukaan bumi. Pada gerhana sentral, sumbu bayangan bulan mengenai permukaan bumi. Pada tipe gerhana total ini, ada yang disebut garis sentral, yaitu garis lurus yang menghubungkan titik pusat matahari, titik pusat bulan dan tempat di permukaan bumi. Saat dikatakan terjadi gerhana matahari total, hanya sebagian kecil saja tempat di permukaan bumi yang dapat menyaksikan gerhana total. Sebagian besar tempat yang lain hanya dapat menyaksikan secara parsial. Dan mayoritas tempat di permukaan bumi tidak dapat menyaksikan baik total atau parsial, entah karena di tempat tersebut matahari tidak berada di atas ufuk (waktu malam), entah karena matahari di atas ufuk
Tipe A, atau annular (cincin), yaitu jenis gerhana sentral yang mana perpanjangan kerucut umbra bulan mengenai permukaan bumi.
Tipe A-T, atau gabungan cincin dan total. Pada tipe gerhana ini, gerhana dimulai dengan fase cincin, di tengahnya menjadi total dan diakhiri dengan fase cincin kembali.
Tipe (T), atau gerhana total tetapi tidak sentral. Ini terjadi di daerah sekitar kutub utara atau selatan. Maksudnya, sumbu umbra tidak mengenai permukaan bumi tetapi ada sedikit bagian umbra yang masih mengenai bumi (di daerah kutub).
Tipe (A), atau gerhana cincin tetapi tidak sentral. Ini juga terjadi di daerah kutub, dimana sumbu umbra tidak mengenai permukaan bumi, tetapi ada sedikit perpanjangan kerucut umbra yang masih mengenai bumi (di daerah kutub).
Tipe gerhana yang paling sering muncul adalah tipe P, T dan A. Ketika gerhana matahari bukan gerhana sentral, mayoritas tipe gerhana adalah tipe parsial.
Ada tiga tipe gerhana bulan, yaitu:
tipe t, atau gerhana bulan total. Disini, bulan masuk seluruhnya ke dalam kerucut umbra bumi.
tipe p, atau gerhana bulan parsial, ketika hanya sebagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
tipe pen, atau gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam kerucut penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
***
Ada beberapa fakta yang berlaku bagi gerhana matahari dan bulan.
Paling sedikit terjadi dua kali gerhana matahari setiap tahun, namun tidak pernah lebih dari lima kali. Jumlah total gerhana (matahari dan bulan) dalam satu tahun maksimal tujuh kali.
Terjadinya gerhana cenderung dalam bentuk pasangan: gerhana matahari - gerhana bulan - gerhana matahari. Sebuah gerhana bulan selalu didahului atau diikuti oleh gerhana matahari (selang dua pekan antara keduanya).
Susunan gerhana cenderung untuk kembali sama dalam suatu siklus selama 18 tahun 11 hari 8 jam, atau yang dikenal dengan siklus Saros. Namun susunan (pattern) tersebut tidak tepat sama.
Pada gerhana bulan, fase gerhana total dapat mencapai maksimum 1 jam 40 menit, sedangkan fase umbra yaitu parsial - total - parsial dapat mencapai maksimum 3 jam 40 menit. Sementara durasi maksimum terjadinya fase total pada gerhana matahari di ekuator dapat mencapai 7 menit 40 detik, sedangkan untuk gerhana cincin mencapai maksimum 12 menit 24 detik.
Telah disebutkan bahwa jumlah gerhana dalam satu tahun maksimal sebanyak tujuh kali. Tujuh kali gerhana dalam setahun ini dapat terealisir dalam beberapa cara:
5 gerhana matahari + 2 gerhana bulan, pada tahun 1805, 1935, 2206.
4 gerhana matahari + 3 gerhana bulan, pada tahun 1917, 1982, 2094, 2159.
3 gerhana matahari + 4 gerhana bulan, pada tahun 1908, 1973, 2038, 2103.
2 gerhana matahari + 5 gerhana bulan, pada tahun 1879, 2132.
Sebagai contoh, pada tahun 1982 terdapat tujuh gerhana (4 matahari + 3 bulan) yang telah terjadi pada:
9 Januari, gerhana bulan total
25 Januari, gerhana matahari parsial
21 Juni, gerhana matahari parsial
6 Juli, gerhana bulan total
20 Juli, gerhana matahari parsial
15 Desember, gerhana matahari parsial
30 Desember, gerhana bulan total
***
Untuk gerhana yang Insya Allah akan terjadi pada 15 Juni waktu GMT, atau 16 Juni dinihari waktu Indonesia Barat, cara penghitungan kapan terjadinya fase-fase gerhana bulan sama seperti cara perhitungan yang telah penulis sajikan pada tulisan sebelumnya dengan menggunakan algoritma Meeus. Penulis telah membuat file MS Excel tentang gerhana matahari dan bulan tahun 1900 - 2200, yang dapat diunduh di
Dalam file tersebut, pertama kita isikan perkiraan tahun. Tanggal 15 Juni belum mencapai 0,5 tahun, sehingga perkiraan tahun untuk tanggal 15 Juni 2011 adalah 2011,45 (Isikan angka 2011.45 menggunakan titik, bukan koma). Selanjutnya diperoleh nilai k = 141,619. Untuk gerhana bulan, nilai k harus diisi bilangan bulat ditambah 0,5. Jadi angka yang harus diisi adalah 141,5. Akhirnya dari nilai k = 141,5 ini diperoleh hasil sebagai berikut:
Tipe Gerhana = Gerhana Bulan Total
Awal fase Penumbra (P1) = 15 Juni 2011 pukul 17:24:44 UT
Awal fase Umbra (U1) = pukul 18:22:53 UT
Awal fase total (U2) = pukul 19:22:08 UT
Fase gerhana total maksimum = pukul 20:12:03 UT
Akhir fase total (U3) = pukul 21:01:57 UT
Akhir fase Umbra (U4) = pukul 22:01:12 UT
Akhir fase Penumbra (P2) = 15 Juni 2011 pukul 22:59:21 UT
Magnitude gerhana Penumbra = 2,6892
Magnitude gerhana Umbra = 1,7023.
Sebagai perbandingan, NASA telah merilis data gerhana bulan ini dengan waktu-waktu sebagai berikut:
Awal fase Penumbra (P1) = 15 Juni 2011 pukul 17:24:33 UT
Awal fase Umbra (U1) = pukul 18:22:55 UT
Awal fase total (U2) = pukul 19:22:29 UT
Fase gerhana total maksimum = pukul 20:12:35 UT
Akhir fase total (U3) = pukul 21:02:41 UT
Akhir fase Umbra (U4) = pukul 22:02:14 UT
Akhir fase Penumbra (P2) = pukul 23:00:44 UT
Magnitude gerhana Penumbra = 2,6868
Magnitude gerhana Umbra = 1,6998.
Juga sebagai perbandingan, buku Canon of Lunar Eclipse 1500 BC to AD 3000 karya Bao Lin Liu dan Alan D. Fiala juga mencantumkan data gerhana bulan ini sebagai berikut:
Awal fase Penumbra (P1) = 15 Juni 2011 pukul 17:22 UT
Awal fase Umbra (U1) = pukul 18:22 UT
Awal fase total (U2) = pukul 19:22 UT
Fase gerhana total maksimum = pukul 20:12 UT
Akhir fase total (U3) = pukul 21:02 UT
Akhir fase Umbra (U4) = pukul 22:02 UT
Akhir fase Penumbra (P2) = pukul 23:02 UT
Magnitude gerhana Umbra = 1,706.
Dari data perbandingan di atas, nampak bahwa perhitungan menggunakan algoritma Meeus cukup akurat jika dibandingkan dengan perhitungan NASA dengan perbedaan dalam orde beberapa detik hingga sekitar 1 menit.
Gerhana bulan ini Insya Allah dapat diamati di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa waktu-waktu fase gerhana dalam menit terdekat untuk waktu Indonesia Barat (WIB = UT + 7) adalah sebagai berikut:
Awal fase Penumbra (P1) = 16 Juni 2011 pukul 00:25 WIB
Awal fase Umbra (U1) = pukul 01:23 WIB
Awal fase total (U2) = pukul 02:22 WIB
Fase gerhana total maksimum = pukul 03:13 WIB
Akhir fase total (U3) = pukul 04:03 WIB
Akhir fase Umbra (U4) = pukul 05:02 WIB
Akhir fase Penumbra (P2) = 16 Juni 2011 pukul 06:01 WIB
Fase yang bisa dilihat dengan mata biasa tanpa alat bantu adalah mulai dari awal fase Umbra pukul 01:23 WIB, ketika bulan purnama mulai terpotong oleh bayangan bumi, hingga berakhirnya fase umbra pukul 05:02 WIB. Jadi hampir 4 jam waktu yang dapat dinikmati untuk menyaksikan gerhana bulan total tanpa menggunakan alat optik apapun.
Semoga cuaca cerah, dan jika memungkinkan, laksanakanlah syiar Islam berupa ibadah sholat sunnah gerhana bulan secara berjamaah di masjid sebanyak dua rakaat, dimana masing-masing rakaat terdapat dua berdiri dan dua ruku'. Setelah sholat, diakhiri dengan khutbah.
Semoga bermanfaat,
(Sumber: Bersama Dakwah & Dr. Eng. Rinto Anugraha/Dosen Fisika FMIPA UGM)

Tafsir Ayat Kursi

Ceramah Sunnah-Ust Dr Ali Musri M.A-Tafsir Al Qur'an-Kedasyatan Ayat Kursi-03.04.11,Sun,Radio Rodja

Powered by mp3skull.com

Tafsir Ayat Kursi
Keutamaan Ayat Kursi
Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain. Surat yang paling agung adalah surat al-Fatihah, sedangkan ayat yang paling agung adalah ayat kursi, yaitu di surat Al-Baqarah, ayat 255. Yang akan kita pelajari bersama dalam kesempatan ini adalah ayat kursi.
Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Wahai Abul Mundzir (gelar kunyah Ubay), tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”
Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Beliau berkata, “Wahai Abul Mundzir, Tahukah engkau ayat mana di kitab Allah yang paling agung?”
Aku pun menjawab,
Maka beliau memukul dadaku dan berkata, “Demi Allah, selamat atas ilmu (yang diberikan Allah kepadamu) wahai Abul Mundzir.” (HR. Muslim no. 810)
Dalam kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dengan setan yang mencuri harta zakat, disebutkan bahwa setan tersebut berkata,
“Biarkan aku mengajarimu beberapa kalimat yang Allah memberimu manfaat dengannya. Jika engkau berangkat tidur, bacalah ayat kursi. Dengan demikian, akan selalu ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”
Ketika Abu Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau berkata,
“Sungguh ia telah jujur, padahal ia banyak berdusta.” (HR. al-Bukhari no. 2187)
Dalam kisah lain yang mirip dengan kisah di atas dan diriwayatkan Ubay bin Ka’b radhiallahu ‘anhu, disebutkan bahwa si jin mengatakan:
 “Barangsiapa membacanya ketika sore, ia akan dilindungi dari kami sampai pagi. Barangsiapa membacanya ketika pagi, ia akan dilindungi sampai sore.” (HR. ath-Thabrani no. 541, dan al-Albani mengatakan bahwa sanadnya bagus)
Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
 “Barangsiapa membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga selain kematian.” (HR. ath-Thabrani no. 7532, dihukumi shahih oleh al-Albani)
Disunnahkan membaca ayat ini setiap (1) selesai shalat wajib, (2) pada dzikir pagi dan sore, (3) juga sebelum tidur.
 “Allah, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia Yang hidup kekal serta terus menerus mengurus (makhluk).”
Allah adalah nama yang paling agung milik Allah ta’ala. Allah mengawali ayat ini dengan menegaskan kalimat tauhid yang merupakan intisari ajaran Islam dan seluruh syariat sebelumnya. Maknanya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Konsekuensinya tidak boleh memberikan ibadah apapun kepada selain Allah.
Al-Hayyu dan al-Qayyum adalah dua di antara al-Asma’ al-Husna yang Allah miliki. Al-Hayyu artinya Yang hidup dengan sendirinya dan selamanya. Al-Qayyum berarti bahwa semua membutuhkan-Nya dan semua tidak bisa berdiri tanpa Dia. Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di mengatakan bahwa kedua nama ini menunjukkan seluruh al-Asma’ al-Husna yang lain.
Sebagian ulama berpendapat bahwa al-Hayyul Qayyum adalah nama yang paling agung. Pendapat ini dan yang sebelumnya adalah yang terkuat dalam masalah apakah nama Allah yang paling agung, dan semua nama ini ada di ayat kursi.
 “Dia Tidak mengantuk dan tidak tidur.”
Maha Suci Allah dari segala kekurangan. Dia selalu menyaksikan dan mengawasi segala sesuatu. Tidak ada yang tersembunyi darinya, dan Dia tidak lalai terhadap hamba-hamba-Nya.
Allah mendahulukan penyebutan kantuk, karena biasanya kantuk terjadi sebelum tidur.
Barangkali ada yang mengatakan, “Menafikan kantuk saja sudah cukup sehingga tidak perlu menyebut tidak tidur; karena jika mengantuk saja tidak, apalagi tidur.”
Akan tetapi, Allah menyebut keduanya, karena bisa jadi (1) orang tidur tanpa mengantuk terlebih dahulu, dan (2) orang bisa menahan kantuk, tetapi tidak bisa menahan tidur. Jadi, menafikan kantuk tidak berarti otomatis menafikan tidur.
 “Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.”
Semesta alam ini adalah hamba dan kepunyaan Allah, serta di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang bisa menjalankan suatu kehendak kecuali dengan kehendak Allah.
 “Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.”
Memberi syafaat maksudnya menjadi perantara bagi orang lain dalam mendatangkan manfaat atau mencegah bahaya. Inti syafaat di sisi Allah adalah doa. Orang yang mengharapkan syafaat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berarti mengharapkan agar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam mendoakannya di sisi Allah. Ada syafaat yang khusus untuk Nabi Muhammad, seperti syafaat untuk dimulainya hisab di akhirat, dan syafaat bagi penghuni surga agar pintu surga dibukakan untuk mereka. Ada yang tidak khusus untuk Nabishallallahu ‘alahi wa sallam, seperti syafaat bagi orang yang berhak masuk neraka agar tidak dimasukkan ke dalamnya, dan syafaat agar terangkat ke derajat yang lebih tinggi di surga.
Jadi, seorang muslim bisa memberikan syafaat untuk orang tua, anak, saudara atau sahabatnya di akhirat. Akan tetapi, syafaat hanya diberikan kepada orang yang beriman dan meninggal dalam keadaan iman. Disyaratkan dua hal untuk mendapatkannya, yaitu:
Izin Allah untuk orang yang memberi syafaat.
Ridha Allah untuk orang yang diberi syafaat.
Oleh karena itu, seseorang tidak boleh meminta syafaat kecuali kepada Allah. Selain berdoa, hendaknya kita mewujudkan syarat mendapat syafaat; dengan meraih ridha Allah. Tentunya dengan menaatiNya menjalankan perintahNya semampu kita, dan meninggalkan semua laranganNya.
 “Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.”
Ini adalah dalil bahwa ilmu Allah meliputi seluruh makhluk, baik yang ada pada masa lampau, sekarang maupun yang akan datang. Allah mengetahui apa yang telah, sedang, dan yang akan terjadi, bahkan hal yang ditakdirkan tidak ada, bagaimana wujudnya seandainya ada. Ilmu Allah sangat sempurna.
 “Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah kecuali dengan apa yang dikehendaki-Nya.”
Tidak ada yang mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah ajarkan. Demikian pula ilmu tentang dzat dan sifat-sifat Allah. Kita tidak punya jalan untuk menetapkan suatu nama atau sifat, kecuali yang Dia kehendaki untuk ditetapkan dalam al-Quran dan al-Hadits.
 “Kursi Allah meliputi langit dan bumi.”
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu menafsirkan kursi dengan berkata:
 “Kursi adalah tempat kedua telapak kaki Allah.” (HR. al-Hakim no. 3116, di hukumi shahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi)
Ahlussunnah menetapkan sifat-sifat seperti ini sebagaimana ditetapkan Allah dan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, sesuai dengan kegungan dan kemuliaan Allah tanpa menyerupakannya dengan sifat makhluk.
Ayat ini menunjukkan besarnya kursi Allah dan besarnya Allah. Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
 “Tidaklah langit yang tujuh dibanding kursi kecuali laksana lingkaran anting yang diletakkan di tanah lapang.”(HR. Ibnu Hibban no.361, dihukumi shahih oleh Ibnu Hajar dan al-Albani)
 “Dan Allah tidak terberati  pemeliharaan keduanya.”
Seorang ibu, tentu merasakan betapa lelahnya mengurus rumah sendirian. Demikian juga seorang kepala desa, camat, bupati, gubernur atau presiden dalam mengurus wilayah yang mereka pimpin. Namun, tidak demikian dengan Allah yang Maha Kuat. Pemeliharaan langit dan bumi beserta isinya sangat ringan bagi-Nya. Segala sesuatu menjadi kerdil dan sederhana di depan Allah.
 “Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Allah memiliki kedudukan yang tinggi, dan dzat-Nya berada di ketinggian, yaitu di atas langit (di atas singgasana). Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya kepada seorang budak perempuan: “Di mana Allah?”
Ia menjawab, “Di langit.”
Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya, “Siapa saya?”
Ia menjawab, “Engkau adalah Rasulullah.”
Maka, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berkata kepada majikannya (majikan budak perempuan tersebut -ed), “Bebaskanlah ia, karena sungguh dia beriman!” (HR. Muslim no. 537)
Jelaslah bahwa keyakinan sebagian orang bahwa Allah ada dimana-mana bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits.
Demikian pula Allah memiliki kedudukan yang agung dan dzatnya juga agung sebagaimana ditunjukkan oleh keagungan kursiNya dalam ayat ini.
Kesimpulan:
Semua ayat al-Qur’an agung. Adapun ayat yang paling agung adalah ayat kursi.
Disunnahkan untuk membaca ayat ini setiap selesai shalat wajib, pada dzikir pagi dan sore, dan sebelum tidur.
Penegasan kalimat tauhid.
Arti al-Hayyu dan al-Qayyum yang menunjukkan seluruh nama Allah yang lain.
Semua bentuk  kekurangan harus dinafikan dari Allah.
Arti syafaat dan syarat memperolehnya.
Ilmu Allah sangat sempurna.
Kita hanya menetapkan untuk Allah nama dan sifat  yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya, tanpa menyerupakannya dengan nama dan sifat makhluk.
Arti dan keagungan kursi Allah.
Ketinggian dan keagungan Allah dalam dzat dan kedudukan.
Kesalahan orang yang mengatakan Allah ada di mana-mana.
Penetapan banyak nama dan sifat Allah yang menunjukkan kemuliaan dan kesempurnaan-Nya.
Wallahu a’lam. (Sumber: muslim or id)

Alasan Aku “Ngeblog”


Beberapa teman menanyakan kepada saya, kenapa banyak waktu saya gunakan untuk berlama-lama dimuka komputer untuk “ngeblog”.  
Pada usia saya yang sudah tidak muda lagi, Alhamdulillah sampai saat ini Allah Ta’ala telah memberikan usia 62 tahun, dikarunia tiga orang anak dan tujuh cucu. Kegiatan sehari-hari: masih bekerja dari usaha sendiri yang tidak begitu besar, berusaha untuk melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid, menghadiri kajian-kajian islam secara rutin tentu yang sesuai dengan tuntunan Quran dan Sunnah, momong cucu, ngeblog, dan berusaha mengisi kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat.
Untuk kegiatan “ngeblog” ada bebarapa alasan mendasar yang menjadi latar  belakanginya:
-  Berusaha “Ngeblog” dengan tema da’wah Islam.
-  Teringat dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas).
-  Ibnul Jauzi juga mengatakan nasehat yang sudah semestinya menjadi renungan kita semua, “Intinya, dunia adalah ladang beramal untuk menuai hasil di akhirat kelak. Dunia adalah tempat kita menjajakan barang dagangan, sedangkan keuntungannya akan diraih di akhirat nanti. Barangsiapa yang memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia. Sebaliknya, barangsiapa memanfaatkan keduanya dalam maksiat, dialah yang betul-betul tertipu. Sesudah waktu luang akan datang waktu yang penuh kesibukan. Begitu pula sesudah sehat akan datang kondisi sakit yang tidak menyenangkan.”
-  Juga apa yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud,  “Aku sangat membenci orang yang menganggur, yaitu tidak punya amalan untuk penghidupan dunianya ataupun akhiratnya.”
-  Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wassalam bersabda: “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat” (HR.Bukhari).
- Dengan “ngeblog” saya akan berusaha menulis, mengcopy-paste artikel-artikel yang menarik.
Disini sambil mengedit saya bisa  membaca dan  belajar dari artikel-artikel tersebut.
-Dan terakhir dengan kegiatan “ngeblog”, berharap agar blog saya dapat “laku” (dibaca banyak orang). Sederhana saja, dengan membuat 5 blog, tiap harinya kalau satu blog dikunjungi kira-kira tiga orang,  berarti ada 15 kunjungan. Dari 15 kunjungan itu ada satu dua orang yang membaca dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk mengamalkan apa yang tertulis di blog saya tersebut. Alhamdulillah tujuan saya akan terpenuhi.
Semoga Allah subhanahu wata’ala meridhoi apa yang saya kerjakan dan selalu memberikan rakhmat serta karuniaNya. Amin.

Murottal Quran 30 Juz Sheikh Maahir Al Mu'ayqali

Shalat Tepat Waktu !

KOLEKSI CERAMAH MP 3

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Al Qur'anku

Mushaf Al Qur'an

Jazakumullah Khayran

Daftar Isi

Al Qur'an dan Murotal

TvQuran

Kajian Ilmu Tajwid